
Vaksinasi Covid-19 RI Masih Ketinggalan Jauh dari Negara Lain

Jakarta, CNBC Indonesia - Program vaksinasi Covid-19 di Indonesia sudah dimulai sejak pertengahan Januari 2021. Dua minggu lebih program vaksinasi masal dilakukan, ternyata Indonesia masih kalah cepat dengan negara-negara lain.
Rata-rata jumlah vaksin yang disuntikkan per 100 orang di dunia mencapai 1,38 dosis. Negara-negara di kawasan Asia cenderung tertinggal dibanding negara-negara di Eropa maupun Amerika Utara dalam hal kecepatan vaksinasi Covid-19.
Sampai dengan 2 Februari 2021, total vaksin yang disuntikkan per 100 orang di Asia baru 0,8 dosis, sementara di Eropa mencapai 3,55 dosis dan Amerika Utara sudah menyentuh angka 5,87 dosis.
Meskipun begitu jumlah dosis vaksin yang disuntikkan di Asia masih lebih tinggi dibanding Afrika yang hanya 0,02 dosis per 100 orang dan Amerika Selatan yang baru 0,64 dosis per 100 orang.
Apabila dicermati dengan seksama negara-negara dengan ukuran populasi besar dari 10 juta jiwa cenderung melakukan vaksinasi dengan kecepatan lebih lambat dibanding negara berpopulasi kecil.
Israel menjadi satu-satunya negara di dunia yang paling cepat dalam vaksinasi. Ukuran populasi hingga luas wilayah yang kecil memungkinkan pemerintah untuk menggeber vaksinasi. Per 3 November 2021, Israel telah menyuntikkan lebih dari 60 dosis vaksin per 100 orang penduduknya. Cool!
Namun bukan hanya ukuran populasi saja yang mempengaruhi kecepatan vaksinasi Covid-19. Faktor lain seperti jumlah pasokan vaksin yang sudah diamankan suatu negara turut mempengaruhi kecepatan imunisasi.
Lihat saja Inggris dan Amerika Serikat (AS). Meski ukuran populasi di kedua negara tersebut tergolong besar (>50 juta jiwa), tetapi karena berhasil mengamankan sejumlah besar vaksin Covid-19 dari pengembang, kedua negara ini relatif lebih cepat dalam memvaksinasi warganya.
Saat ini pasokan vaksin Covid-19 secara global belum mampu memenuhi kebutuhan untuk umat manusia. Namun sebagian besar pasokan tersebut sudah dikuasai oleh negara-negara maju.
Lembaga think tank global Oxfam menyebut Pemerintah Inggris telah mengamankan sejumlah dosis vaksin sehingga 1 orang warganya mendapat pasokan 5 dosis vaksin. Jelas ini sangat kontras dengan kondisi di Bangladesh yang sampai sekarang hanya mendapat jatah 1 dosis untuk 9 orang menurut Oxfam.
Tentu saja angka tersebut menunjukkan betapa timpangnya akses setiap negara terhadap vaksin Covid-19. Inggris, Uni Eropa dan AS memang memiliki privilese untuk mengamankan sejumlah dosis vaksin lebih dari negara lain karena punya uang.
Oiya, jangan lupakan juga bahwa para pengembang vaksin Covid-19 yang saat ini produknya digunakan mayoritas berasal dari negara-negara itu. Sebut saja Pfizer, BioNTech, Moderna, AstraZeneca hingga Johnson & Johnson.
WHO menilai dengan adanya disparitas ini hanya akan membuat waktu pemulihan ekonomi dan keluarnya umat manusia dari krisis kesehatan ini berlangsung lebih lama.
Indonesia sudah menjajaki kerja sama dengan berbagai pengembang vaksin Covid-19 global. Hingga akhir tahun lalu sudah ada 3 juta dosis vaksin Sinovac yang tiba di Tanah Air. Jumlah tersebut cukup untuk memvaksinasi kurang lebih 1,5 juta masyarakat RI.
Lantas sudah berapa banyak dosis vaksin Covid-19 yang telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia? Jangan kaget, jawabannya mencengangkan! Hanya 0,26 dosis vaksin per 100 orang dalam populasi.
Berdasarkan analisis CNBC Indonesia terhadap 62 negara yang telah melakukan vaksinasi Covid-19 sejak akhir tahun lalu, Indonesia berada di peringkat 55. Peringkat yang bisa dibilang 'bontot'.