Baru 42.800 per Hari, Vaksinasi Covid RI Berjalan Lambat

Roy Franedya, CNBC Indonesia
01 February 2021 17:48
Presiden RI Joko Widodo Menjalani Vaksinasi Covid-19 Dosis ke-2, 27 Januari 2021. (Dok: Lukas - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Foto: Presiden Joko Widodo merima Vaksinasi COVID-19 Tahap Kedua di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu, 27 Januari 2021. (Dok: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian (Kemenkes) telah melakukan vaksinasi Covid-19 kepada 539.532 tenaga kesehatan hingga Senin (1/2/2021) untuk vaksinasi pertama. Sementara untuk vaksinasi kedua baru dilakukan kepada 35.406 tenaga medis, dan masih jauh dari target.

Sejak dimulai vaksinasi pertama pada Rabu (13/1/2021), perjalanan vaksinasi berjalan lambat. Hingga Kamis (28/1/2021) jumlah penerima vaksin baru 368.318 orang. Artinya dalam empat hari bertambah 171.214 orang yang divaksin atau hanya 42.804 orang per hari. Padahal targetnya 900.000 vaksinasi dalam satu hari.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan harapannya agar vaksinasi dilakukan pada 900 ribu hingga 1 juta orang per hari. Namun ia mengaku target vaksinasi satu juta orang dalam satu hari membutuhkan waktu. Jokowi bahkan sudah mengaku telah berbicara dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin terkait hal ini.

"Kita harapkan memang targetnya karena kita memiliki 30 ribu vaksinator yang ada di kurang lebih 10 ribu puskesmas kita maupun di 3.000 rumah sakit kita," katanya.

Informasi saja, Indonesia berencana melakukan vaksinasi kepada 181 juta orang untuk mencapai herd immunity. Untuk tahap pertama ini diutamakan kepada 1,53 juta tenaga kesehatan. Vaksinasi ini ditargetkan selesai pada Februari 2021.

Namun menurut Juru Bicara untuk Vaksinasi Covid-19, dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan untuk mempercepat vaksinasi bagi tenaga kesehatan, Kementerian Kemenkes menggelar vaksinasi massal di sejumlah kota, yaitu Yogyakarta, Jakarta, Surabaya, Bandung, Makassar, Semarang, Denpasar, dan Manado.

Vaksinasi massal yang diadakan di Yogyakarta pada Kamis (28/1) diikuti oleh lebih dari 3.000 nakes dan diselenggarakan oleh RSUP Dr. Sardjito, sementara kegiatan yang sama digelar di 5 wilayah di Jakarta pada Minggu (31/1) menargetkan 1.000 nakes.

Pada Minggu (31/1), Kemenkes bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Kota Surabaya menggelar vaksinasi serentak di Gedung Graha YKP dan diikuti 4.250 nakes dan 146 tenaga vaksinator.

Di saat yang sama, sebanyak 63 Puskesmas di Kota Surabaya jugamemberikan pelayanan vaksinasi dengan target sasaran sebanyak 3.150 orang, menjadikan total peserta vaksinasi sekitar 7.000 orang.

"Antusiasme lebih dari lima ratus ribu tenaga kesehatan, termasuk yang telah mengikuti kegiatan vaksinasi massal, menunjukkan respon yang sangat positif dari para nakes dalam mendukung program vaksinasi ini," ujar dr. Siti Nadia Tarmizi dalam keterangan resmi, Senin (1/2/2021).

"Beberapa kendala teknis yang sempat muncul di awal-awal, tidak menyurutkan optimisme mereka terhadap keamanan dan manfaat vaksin dalam memberikan perlindungan terhadap COVID-19," ujar Juru Bicara Pemerintah untuk vaksinasi COVID-19."

Kegiatan vaksinasi massal akan berlangsung di kota-kota. Melihat jumlah tenaga kesehatan yang telah ikut serta dalam program vaksinasi hingga minggu kedua ini, pemerintah optimistis target 1,5 juta tenaga kesehatan dapat tercapai paling lambat akhir Februari sesuai target.

"Dengan pengalaman puluhan tahun melakukan imunisasi, pemerintah siap menjalankan prosesi vaksinasi COVID-19 sesuai kerangka waktu dan target yang telah dicanangkan. Vaksinasi sangat penting dan memiliki manfaat yang lebih besar dibanding risikonya karena vaksin memiliki risiko efek samping yang rendah. Berdasarkan laporan dari Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), hingga saat ini, semua reaksi masih bersifat ringan dan tidak ada yang serius," ujar dr. Siti Nadia Tarmizi.

Lebih lanjut, dr. Siti Nadia Tarmizi menjelaskan bahwa pentahapan dalam pemberian vaksin COVID-19 dilakukan dengan memperhatikan roadmap organisasi kesehatan dunia (WHO) dan Strategic Advisory Group of Experts on Immunization (SAGE). Selain itu juga berdasarkan pada hasil kajian dari Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization/ITAGI).

"Setelah nakes, sasaran vaksinasi COVID-19 selanjutnya adalah para petugas pelayanan publik dan kelompok usia lanjut ≥ 60 tahun," kata dr. Siti Nadia Tarmizi.

Para petugas pelayanan publik terdiri dari anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), aparat hukum, dan petugas pelayanan publik lainnya yang meliputi petugas di bandara/pelabuhan/stasiun/terminal, perbankan, perusahaan listrik negara, dan perusahaan daerah air minum.

"Kemudian tahap 3 menyasar masyarakat rentan dari aspek geospasial, sosial, dan ekonomi.Tahap 4 sasarannya adalah masyarakat dan pelaku perekonomian lainnya dengan pendekatan klaster sesuai dengan ketersediaan vaksin," jelas dr. Siti Nadia Tarmizi.

Sementara itu, Arya Sinulingga, Koordinator PMO Komunikasi Publik Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN)mengapresiasi komitmen Kemenkes dalam menyelenggarakan program vaksinasi.

Jumlah 1,5 juta tenaga kesehatan ini merupakan bagian dari total 181,5 juta penduduk yang menjadi sasaran vaksinasi COVID-19 dalam rangka membentuk herd immunity atau kekebalan kelompok.

"Vaksinasi COVID-19 yang sedang digencarkan oleh pemerintah bertujuan untuk membentuk herd immunity atau kekebalan kelompok. Ketika herd immunity terhadap COVID-19 telah terbentuk, maka anggota masyarakat yang tidak bisa menerima vaksin COVID-19 karena keterbatasan kondisi kesehatannya, bisa ikut terlindungi," ungkap Arya.

Untuk menuju terbentuknya herd immunity, selain vaksinasi, protokol kesehatan 3M (Mencuci tangan, Memakai masker, dan Menjaga jarak) tetap harus dilakukan secara ketat.

"Karenanya, mari kita tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan 3M. Baik yang sudah maupun belum divaksin, protokol kesehatan ini akan melindungi kita dan orang sekitar dari penularan COVID-19. Jangan sampai kita lengah, tetap disiplin dalam usaha kita bersama untuk menangani pandemi COVID-19," tutup Arya.


(roy/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Benarkah RI Mulai Vaksinasi Covid-19 Pada 14 Januari 2021?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular