Bos Signal: Kebijakan Privasi Baru WhatsApp Membingungkan

roy, CNBC Indonesia
15 January 2021 10:29
INFOGRAFIS, WhatsApp Bakal Ditinggal Pengguna? Begini Kata Salah Satu Pendirinya
Foto: Infografis/WhatsApp Bakal Ditinggal Pengguna? /Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu pendiri Aplikasi Signal Messenger, Brian Acton mengaku menemukan kebijakan privasi WhatsApp "sangat membingungkan" dan "salit diikuti".

Menurutnya pembaruan itu membuat kemungkinan data pengguna dbagikan kembali ke Facebook, yang memiliki platform, untuk meningkatkan kemampuan perusahaan menargetkan pelanggan.

"Setelah membaca kebijakan privasi WhatsApp, saya merasa sangat membingungkan dan sulit untuk diikuti. Facebook mencoba memasukkan cara khusus tentang bagaimana mereka menggunakan data Anda untuk menampilkan iklan kepada Anda," ujar Brian Acton seperti dikutip dari Business Today, Jumat (15/1/2021).

"Dengan pembaruan tersebut, Anda masih memiliki premis data dibagikan kembali ke Facebook sehingga mereka dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk menargetkan pelanggan."

Informasi saja, Brian Acton merupakan salah satu pendiri WhatsApp. Pada 2017 ia memutuskan untuk mundur dari Facebook. Kabarnya ia tidak sepakat dengan manajemen Facebook untuk menghasilkan uang atau monetisasi aplikasi bertukar pesan populer ini.

Pada 2018 ia menyuntikkan dana sebesar US$50 juta ke Signal Foundation, lembaga nirlaba pemilik aplikasi Signal Messenger dan kemudian duduk sebagai chairman Signal Foundation.

Menurut laporan Sensor Tower pada awal tahun ini jumlah download aplikasi Signal bertambah 1,2 juta dalam seminggu. Kenaikan ini setelah WhatsApp umumkan kebijakan privasi baru.

Atas kebijakan privasi barunya, WhatsApp sudah menyampaikan klarifikasi soal berbagai data dengan Facebook.

"Menanggapi berita dan pertanyaan-pertanyaan yang timbul belakangan ini, WhatsApp ingin menegaskan kebijakan privasi kami yang baru TIDAK memengaruhi chat atau percakapan antar akun maupun grup pribadi para pengguna kami," tulis manajemen dalam siaran pers yang diterima CNBC Indonesia.

"Seluruh chat pengguna masih dilindungi enkripsi end-to-end, yang artinya siapapun -- termasuk WhatsApp dan Facebook -- tidak dapat membaca isi pesan pengguna."

Menurut manajemen, pembaruan kebijakan privasi ini hanya berlaku untuk percakapan dengan akun bisnis yang menggunakan WhatsApp Business API dan memilih provider hosting di luar WhatsApp.

WhatsApp ingin penggunanya jelas bahwa:

  • Bisnis tersebut kini dapat menggunakan infrastruktur hosting Facebook untuk chat melalui WhatsApp
  • Artinya, percakapan dengan bisnis tersebut dapat disimpan di server Facebook
  • Jika pengguna berbicara dengan bisnis yang memilih metode penyimpanan di luar WhatsApp, kami akan menampilkan notifikasi di chat tersebut
  • Pengguna kemudian berhak dan bebas memilih apakah mereka mau berinteraksi dengan bisnis tersebut atau tidak.

"Percakapan dengan akun bisnis yang menggunakan aplikasi gratis WhatsApp Business, maupun yang menggunakan WhatsApp Business API tapi tetap menggunakan layanan hosting WhatsApp, masih terlindungi enkripsi end-to-end seperti biasa," tulis manajemen.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular