
Awas Mutasi Baru Covid, Lebih 'Ganas' Menyerang Anak Muda

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Kesehatan Afrika Selatan baru saja mengkonfirmasi adanya varian virus Covid-19 yang baru, dikenal dengan 501.V2. Virus jenis ini disebut menjadi 'biang kerok' terjadi gelombang kedua yang lebih cepat dari virus ini dan menjangkiti kalangan anak muda.
Menteri Kesehatan Zwelini Mkhize mengatakan virus ini diidentifikasi oleh para peneliti Afrika Selatan dan rinciannya telah dikirim ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). "Varian tertentu dari virus ini semakin mendominasi temuan sampel dalam dua bulan terakhir," kata Mkhize dalam keterangan, mengutip AFP, Sabtu (19/12/2020).
Disebutkan bahwa tim peneliti yang dipimpin olehKwazulu-Natal Research Innovation and Sequencing Platform (KRISP) telah mengumpulkan sejumlah sampel virus sejak awalpandemi melanda. Dokter di negara tersebut juga menyebutkan mutasi ini membuat jumlah pasien muda lebih banyak. Meski tidak menunjukkan gejala berbeda ketika terpapar virus, namun lebih parah.
"Hal ini menunjukkan bahwa gelombang kedua saat ini yang kami alami didorong oleh varian baru ini," kata dia.
Mkhize juga menyebutkan bahwa tim peneliti ini juga telah membagi hasil temuannya dengan komunitas ilmiah dan memberitahu pihak berwenang di Inggris. Menurut dia tim tersebut juga mempelajari sampel virus yang dimilikinya dan menemukan adanya mutasi serupa juga terjadi.
Varian hasil mutasi ini dinilai juga menjadi penyebab naiknya kasus di London. Varian virus korona telah diidentifikasi secara teratur dan menjadi perhatian pejabat kesehatan global.
Afrika Selatan merupakan negara yang paling besar terdampak Covid-19 dibanding dengan negara lainnya di benua Afrika. Hingga Jumat (18/12/2020) tercatat 24.845 kematian dan lebih dari 900.000 kasus di antara populasi hampir 60 juta orang.
Lebih dari 8.700 kasus terdeteksi di sana dalam hari sebelumnya, namun angka ini masih jauh di bawah puncak kasus yang sebanyak 12.000 per hari pada Juli lalu.
(sef/sef) Next Article Duh! Mutasi Corona 10X Lebih Menular Ada di RI Sejak April
