BPOM Pastikan Vaksin Corona Aman Sebelum Diedarkan

Chandra Asmara, CNBC Indonesia
08 December 2020 14:23
Kepala BADAN POM RI Penny K.Lukita (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Kepala BADAN POM RI Penny K.Lukita (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tengah melakukan observasi pengamatan jalannya uji klinis fase 3 terhadap vaksin corona (Covid-19).

Mengutip laman Sekretariat Kabinet, Selasa (8/12/2020), Kepala Badan POM Penny Lukito mengatakan hal itu bertujuan memastikan aspek keamanannya termasuk juga khasiat dan efektivitasnya.

"Sekarang kita sedang berproses untuk observasi pengamatan untuk melihat aspek keamanannya, terutama khasiat dan efektivitasnya. Nah, itulah kenapa kita akan keluarkan Emergency Use Authorization(EUA)," kata Penny.

"Untuk mendapatkannya, efikasiĀ (kemanjuran) hanya cukup 50 persen, kalau vaksin itu umumnya, biasanya adalah 70 persen," jelas Penny.

Dalam menerbitkan perizinan, BPOM akan mengikuti standar internasional berdasarkan referensi dari World Health Organization (WHO) dan merujuk Food and Drug Administration (FDA).

Sebelumnya terkait izin penggunaan darurat, kata Penny, BPOM telah mengeluarkan izin penggunaan darurat selama pandemi Covid-19 di Indonesia. Sudah ada beberapa obat yang mendapat izin dari BPOM.

Obat yang dimaksud antara lain favipiravir, obat untuk kondisi pasien Covid-19 ringan sampai sedang dan remdesivir obat untuk pasien dengan kondisi yang berat.

Selain itu, Badan POM bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI), PT Bio Farma dan Kementerian Kesehatan telah melakukan inspeksi langsung ke China, salah satu negara asal vaksin Covid-19 yang akan digunakan di Indonesia.

"Alhamdulillah, kalau di aspek mutu itu sudah memenuhi aspek cara produksi obat yang baik, ya. Tidak ada efek samping yang kritikal. Dari aspek keamanan sudah baik, sekarang aspek efektivitas, dan khasiat yang kita tunggu," ujarnya.

Dalam uji klinis, para ilmuwan mengambil sampel darah para relawan dan dianalisis di laboratorium. Untuk melihat seberapa besar vaksin itu memberikan peningkatan antibodi pada manusia.

Penny meyakinkan, pemerintah hanya akan memberikan vaksin yang bermutu, berkhasiat, dan aman. Untuk itu memang dibutuhkan waktu agar pemerintah mendapatkan data yang cukup dan BPOM baru akan mengeluarkan EUA .

"Dan kami juga tentunya akan menganalisa dengan para expert (ahli) dan dokter-dokter ahlinya," tegas Penny.

Sebelumnya, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Doni Monardo mengajak semua pihak agar tetap menjalankan protokol kesehatan dengan baik, meski vaksin sudah ada

Sebab kunci utama dalam mencegah penyebaran COVID-19 adalah dengan 3M atau #mencucitangan dengan sabun, #memakaimasker dan #menjagajarak.
Adapun yang disampaikan Doni tersebut sesuai arahan Presiden Joko Widodo bahwa upaya 3M ditambah 3T atau tracing, testing dan treatment sangat penting dilakukan untuk memutus mata rantai penularan COVID-19.

"Meski sudah ada vaksin, kita tetap harus disiplin menjalankan protokol kesehatan. Bapak presiden menggaris bawahi pentingya 3M dan 3T," tutur Doni dalam keterangan pers secara daring di Jakarta, Senin (7/12).


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Demi Vaksin Covid-19, BPOM Kunjungi Fasilitas Sinovac Beijing

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular