Corona Mengganas, WHO Imbau Warga Bumi Berkorban Agar Selamat

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
31 October 2020 14:54
WHO Sarankan Negara-negara untuk Tidak Lockdown
Foto: WHO Sarankan Negara-negara untuk Tidak Lockdown

Jakarta, CNBC Indonesia - Peningkatan kasus Covid-19 di dunia membuat beberapa negara kemungkinan harus menutup lagi bisnis-bisnis yang tidak penting, demi mencegah situasi semakin memburuk. Beberapa negara di belahan Bumi utara terutama Amerika Serikat (AS) dan Eropa mencatatkan peningkatan kasus yang signifikan, sehingga diperlukan langkah-langkah mitigasi yang lebih ketat.

Meski demikian World Health Organization (WHO) mengharapkan sebagian besar negara tidak perlu memberlakukan karantina wilayah atau lockdown, seperti yang diterapkan oleh beberapa pemimpin dunia untuk menekan penularan virus Covid-19.

"Kita berada jauh di belakang virus ini," ujar Executive Director Health Emergencies Program WHO Mike Ryan, dikutip dari CNBC International, seperti dikutip Sabtu (31/10/2020). "Kita harus mengatasi virus ini, dan [itu] mungkin membutuhkan pengorbanan dari banyak, banyak orang dalam hal kehidupan pribadi mereka," tambahnya.

Dia mengatakan peningkatan kasus ini kemungkinan memerlukan penutupan dan pembatasan pergerakan, serta menjalan perintah tetap di rumah untuk menekan penyebaran Covid-19. Pada Minggu (25/10/2020) setidaknya ada tujuh negara, di luar AS, yang melaporkan rekor tertinggi rata-rata kasus baru per hari, dan empat di antaranya merupakan negara Eropa.

Menurut data Universitas Johns Hopkins, jumlah infeksi baru di Eropa kini telah melampaui AS. Secara keseluruhan Eropa melaporkan hampir 168.000 kasus baru per hari. Pada Agustus lalu, WHO menyatakan kaum muda telah menjadi pendorong utama penyebaran virus di banyak negara.

Tapi dalam konferensi pers terbarunya, WHO melihat adanya penularan di kelompok masyarakat yang lebih rentan dan kelompok usia yang lebih tua. WHO mengingatkan para pemimpin dunia bahwa mereka tidak dapat memaksakan pemulihan ekonomi yang mereka inginkan dan menjadi kehidupan normal sebelum adanya pandemi.

"Pandemi bukanlah sepak bola politik. Angan-angan atau pengalihan yang disengaja tidak akan mencegah penularan atau menyelamatkan nyawa, "ujar General Director WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Sebelumnya WHO juga mengatakan peningkatan kasus yang signifikan membuat rumah sakit mulai penuh menjelang musim dingin. Pekan lalu pejabat WHO memperingatkan wabah Covid-19 di Eropa telah menjadi "mengkhawatirkan". Wilayah ini terus melaporkan "peningkatan kasus dan kematian yang cepat," dengan kasus baru tumbuh 25% selama seminggu.

"Terlalu banyak negara yang mengalami peningkatan kasus secara eksponensial dan itu sekarang mengarah ke rumah sakit dan ICU yang hampir atau melebihi kapasitas dan kami masih baru di bulan Oktober, "kata Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers, dikutip dari CNBC International, Minggu (25/10/2020).

Dia bahkan meminta kepada pemimpin dunia yang kasus coronanya melonjak untuk secepat mungkin melakukan perbaikan. Saat ini kondisi dunia tengah dalam kritis akibat pandemi Covid-19, terutama di belahan bumi utara.

"Beberapa bulan kedepan akan menjadi sangat sulit dan beberapa negara berada di jalur yang berbahaya," ungkapnya.

Prancis, Inggris, Rusia, Republik Ceko dan Italia berkontribusi lebih dari setengah dari semua kasus yang dilaporkan selama periode itu, berdasarkan laporan tersebut.

Di AS, wabah yang melanda Midwest telah menyebabkan lonjakan signifikan dalam kasus baru. Negara itu melaporkan lebih dari 71.600 kasus Covid-19 baru pada Kamis, mendekati rekor jumlah infeksi harian yang ditetapkan pada akhir Juli.

Bahkan untuk negara-negara yang telah berhasil menekan wabah mereka, Tedros mengatakan "sekarang adalah waktu untuk melipatgandakan" dan mengambil tindakan cepat untuk cluster yang muncul.

"Kami mendesak para pemimpin untuk segera mengambil tindakan untuk mencegah kematian yang tidak perlu lebih lanjut, layanan kesehatan penting dari runtuh dan sekolah-sekolah ditutup lagi," kata Tedros di kantor pusat organisasi itu di Jenewa.


(roy/roy) Next Article Prediksi Terbaru WHO Kapan Pandemi Covid-19 Berakhir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular