Kabar Baik! Uji Coba Vaksin Covid AstraZeneca & J&J Berlanjut

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
24 October 2020 06:14
A worker inspects vials of SARS CoV-2 Vaccine for COVID-19 produced by SinoVac at its factory in Beijing on Thursday, Sept. 24, 2020. A Chinese health official said Friday, Sept. 25, 2020, that the country's annual production capacity for coronavirus vaccines will top 1 billion doses next year, following an aggressive government support program for construction of new factories. (AP Photo/Ng Han Guan)
Foto: AP/Ng Han Guan

Jakarta, CNBC Indonesia - AstraZeneca Plc telah melanjutkan uji coba vaksin anti virus corona (covid-19) di AS setelah disetujui oleh regulator. Hal yang sama akan dilakukan Johnson & Johnson yang sedang bersiap untuk melanjutkan uji coba pada hari Senin atau Selasa, kata perusahaan tersebut pada hari Jumat (23/10/2020) waktu setempat, seperti dikutip CNBC Indonesia dari Reuters.

Kabar ini mengisyaratkan kemajuan melawan virus korona baru yang telah menginfeksi lebih dari 41 juta secara global, termasuk 8 juta orang Amerika. Kabar ini datang 10 hari sebelum pemilihan presiden AS, isu yang sangat berpengaruh untuk memerangi pandemi.

Seperti diketahui AstraZeneca sempat menghentikan uji coba di AS pada 6 September setelah laporan penyakit saraf yang serius pada salah satu orang yang jadi relawan uji coba di Inggris. J&J juga menghentikan uji coba tahap akhir yang besar minggu lalu setelah seorang peserta penelitian jatuh sakit.

Kedua perusahaan memiliki kontrak untuk menyediakan vaksin di Amerika Serikat dan sejumlah negara jika disetujui oleh regulator.

Para pejabat dan ahli telah sempat menyatakan keprihatinan terkait regulasi yang diawasi oleh Food and Drug Administration (FDA) bisa dirusak oleh kepentingan dan tekanan politik. Ini membuat sekitar seperempat orang Amerika mengatakan mereka ragu-ragu untuk mengambil vaksin COVID-19.

"Saat uji coba ini dilanjutkan, saya berharap pesan yang dikomunikasikan kepada publik adalah bahwa kami mengikuti prosedur dengan standar etika tertinggi dan tidak mengganggu proses regulasi FDA," kata Matthew Hepburn, kepala pengembangan vaksin untuk Operation Warp Speed.

Infeksi covid-19 meningkat di 80 negara karena orang-orang di belahan bumi utara menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan dengan mendekati musim dingin.

J&J mengatakan regulator telah merekomendasikan agar melanjutkan perekrutan uji coba setelah tidak menemukan bukti bahwa vaksin tersebut menyebabkan sukarelawan jatuh sakit.

J&J menargetkan uji coba di Amerika Serikat akan dilanjutkan pada hari Senin atau Selasa dan tetap berada di jalur yang tepat untuk menghasilkan data dari uji coba tentang efektivitas vaksin pada akhir 2020 atau awal 2021, kata kepala petugas ilmiah J&J, Paul Stoffels.

J&J juga sedang berdiskusi dengan regulator lain untuk melanjutkan uji coba di luar Amerika Serikat, kata perusahaan itu.

Sejauh ini, dewan medis belum mengidentifikasi penyebab yang jelas dari penyakit pasien tersebut. J&J tidak dapat mengungkapkan detail apa pun tentang penyakit pasien karena aturan privasi pasien, kata Stoffels.

AstraZeneca mengatakan bahwa bukan hal yang aneh jika beberapa peserta uji coba jatuh sakit selama uji coba vaksin skala besar, tetapi Administrasi Makanan dan Obat AS telah meninjau semua data keamanan dari uji coba secara global dan menganggap aman untuk melanjutkan pengujian vaksin.

Uji coba AstraZeneca di Inggris Raya, Brasil, dan Afrika Selatan dilanjutkan bulan lalu bahkan saat Badan Pengawas Obat dan Makanan AS melanjutkan penyelidikannya atas kasus tersebut.

Vaksin AstraZeneca sedang dikembangkan bersama dengan para peneliti di Universitas Oxford.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Uji Coba Vaksin Astrazeneca Dihentikan, Pertanda Buruk?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular