Vaksin Covid AstraZeneca Bikin Pembekuan Darah? Cek Faktanya!

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
16 March 2021 15:31
Infografis/Banyak Negara Tunda Tunda Vaksin AstraZeneca, Bagaimana Dengan Indonesia?/Aristya Rahadian
Foto: Infografis/Banyak Negara Tunda Tunda Vaksin AstraZeneca, Bagaimana Dengan Indonesia?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar menghebohkan datang dari pengembang vaksin Covid-19 asal Inggris yaitu Oxford/AstraZeneca. Setelah dilaporkan menimbulkan efek samping yang serius, beberapa negara terutama di Eropa memutuskan menghentikan sementara program vaksinasi yang menggunakan vaksin Oxford dan AstraZeneca. 

Di Benua Biru setidaknya ada tujuh negara yang menghentikan sementara vaksinasiCovid-19 yang menggunakan produk Oxford/AstraZeneca. Negara-negara tersebut antara lain Norwegia, Islandia, Bulgaria, Luksemburg, Estonia, Lituania, dan Latvia.

Sementara itu untuk Austria dan Italia telah mengatakan bahwa mereka akan berhenti menggunakan batch vaksin tertentu sebagai tindakan pencegahan.

Melansir CNBC Internasional, regulator obat Eropa yakni European Medicines Agency (EMA) menekankan bahwa tidak ada indikasi serius dari suntikan vaksin yang  menyebabkan pembekuan darah.

EMA mengakui beberapa negara anggota telah menghentikan penggunaan suntikan Oxford/AstraZeneca tetapi mengatakan inokulasi dapat terus diberikan sementara penyelidikan kasus pembekuan darah sedang berlangsung.

Hingga Rabu, sekitar 5 juta orang di Eropa telah menerima vaksin Oxford/AstraZeneca. Dari angka tersebut setidaknya ada 30 kasus tromboemboli atau pembekuan darah telah dilaporkan. 

Kasus ini menjadi gempar setelah salah seorang wanita asal Austria berusia 49 tahun meninggal karena pembekuan darah yang parah. Sementara seorang wanita berusia 35 tahun juga mengalami emboli paru dan mulai pulih. Emboli paru adalah penyakit paru-paru akut yang disebabkan oleh penggumpalan darah.

Selain Eropa, penghentian sementara vaksinasi Covid-19 menggunakan Oxford/AstraZeneca juga dilakukan oleh negara Asia. Thailand menjadi negara Asia pertama yang menghentikan penggunaan vaksin Oxford/AstraZeneca karena masalah keamanan, tak lama setelah Denmark mengumumkan jeda dua minggu untuk peluncurannya secara nasional.

Berdasarkan catatan Our World in Data, vaksin yang dikembangkan oleh AstraZeneca telah dipakai di 45 negara. AstraZeneca mengatakan vaksin tersebut telah dipelajari secara ekstensif selama uji coba fase 3 dan data sudah melalui peer review.

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa imunisasi dengan vaksin tersebut secara umum dapat ditoleransi dengan baik. Vaksin Oxford/AstraZeneca dirancang untuk mencegah virus corona pada orang berusia 18 tahun ke atas.

Vaksin ini terdiri menggunakan platform adenovirus yang telah dimodifikasi untuk mengandung gen pengkode protein dari SARS-CoV-2. Efek samping suntikan vaksin ini biasanya cenderung ringan atau sedang dan dapat membaik dalam beberapa hari setelah vaksinasi.

Hasil uji klinis tahap akhir membuktikan bahwa vaksin Oxford/AstraZeneca memiliki kemanjuran rata-rata 70% dalam melindungi terhadap virus.

Sebuah studi yang lebih baru oleh para peneliti Oxford menemukan bahwa vaksin Covid  ini 76% efektif mencegah infeksi gejala selama tiga bulan setelah dosis tunggal, dan tingkat kemanjuran sebenarnya meningkat dengan interval yang lebih lama antara dosis pertama dan kedua.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Klaim-klaim Vaksin Corona AstraZeneca Setara Pfizer & Moderna

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular