Siapa 'Orang Kuat' yang Dorong Merger Grab & Gojek?

Monica Wareza, CNBC Indonesia
18 October 2020 13:15
FILE PHOTO: Softbank CEO Masayoshi Son speaks to the press after meeting with U.S. President-elect Donald Trump at Trump Tower in Manhattan, New York City, U.S., December 6, 2016.  REUTERS/Brendan McDermid/File Photo
Foto: REUTERS/Brendan McDermid

Jakarta, CNBC Indonesia - Rencana Merger Grab dan Gojek memasuki babak baru. Kini bos SoftBank Masayoshi Son sudah turun tangan untuk meminta Anthony Tan, pendiri Grab, untuk melakukan gencatan senjata dengan gojek dan melakukan negosiasi yang lebih serius.

Bloomberg News melaporkan dengan mengutip seorang sumber , seperti dikutip Minggu (18/20/2020), rencana aksi korporasi ini sudah dibahas selama berbulan-bulan. Poin terpenting pembahasan terakhir adalah apakah Grab dan Gojek akan digabungkan, atau Grab akan mengakuisisi Gojek di Indonesia.

Kedua perusahaan memiliki visi yang berbeda mengenai rencana merger ini. Grab mengharapkan untuk bisa mengakuisisi bisnis Gojek di Indonesia sehingga dia bisa menjalankan bisnis sebagai anak perusahaan Grab, kata sumber tersebut.

Berbeda dengan Grab, Gojek justru mengharapkan kolaborasi kedua perusahaan dilakukan di tingkat regional Asia Tenggara. Hal ini sejalan dengan rencana yang dimiliki oleh Masayoshi Son.

Lantas siapa Masayoshi Son? Ia adalah pendiri dan CEO SoftBank dan menyandang status sebagai salah satu orang terkaya di Jepang. Masayoshi dikenal senang mengguyur startup binaannya dengan dana jutaan dolar AS.

Melalui Vision Fund, Masayoshi menjadi 'kakak pembina' 60 lebih startup unicorn atau bervaluasi di atas US$1 miliar. Salah satu portopolio startup terbanyaknya memang ride hailing.

SoftBank berinvestasi di Grab (Asia Tenggara, Uber (Amerika, Eropa), Ola (India), dan Didi Chuxing (China). Diperkirakan investasi SoftBank di startup ride-hailing lebih dari US$20 miliar, seperti dikutip dari CNBC International.

Namun, pandemi Covid-19 membuat SoftBank merubah strategi bisnis, apalagi ada kasus WeWork di mana startup co-working space ini anjlok valuasinya karena masalah tata kelola atau governance.

Pandemi ini membuat SoftBank mendorong startup binaannya untuk melakukan konsolidasi dan mengurangi kompetisi bakar uang. SoftBank juga dorong startup binaannya untuk segera mengejar profitabilitas.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Investasi Startup Masayoshi Son Bikin SoftBank Rugi Rp 271 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular