Internasional

Pengobatan Covid Eli Lilly Setop & Bermasalah, Dipakai Trump?

Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
14 October 2020 08:57
With two bandages on his hand, President Donald Trump gestures while speaking from the Blue Room Balcony of the White House to a crowd of supporters, Saturday, Oct. 10, 2020, in Washington. (AP Photo/Alex Brandon)
Foto: Bebas dari Corona Donald Trump Kembali Kampanye (AP/Alex Brandon)

Jakarta, CNBC Indonesia - Metode pengobatan corona perusahaan Eli Lilly dihentikan. Awalnya metode ini disebut ampuh membantu kasus melawan corona, sehingga tak perlu dirawat ke rumah sakit.

Uji coba fase III disetop sementara karena 'insiden' yang tidak dapat ditentukan. Perusahaan menyebut ada masalah keamanan.



Eli Lilly sama dengan metode pengobatan yang diberikan ke Presiden AS Donald Trump, saat ia terinfeksi corona. Di mana Trump mendapat terapi dari perusahaan Regeneron untuk menyembuhkan Covid-19.

Bahkan, Trump meng-endorse pengobatan Eli Lilly dan Regeneron. Ia mempublikasikan video soal metode itu pekan lalu dalam twitter pribadinya @realDonaldTrump dan berjanji akan membagikannya ke masyarakat AS segera.



Ditulis New York Post metode Eli Lilly adalah bagian dari program Operation Warp Speed Trump. Metode pengobatan menggunakan darah dari salah satu pasien Covid-19 pertama yang pulih.

Pengobatan ini menggunakan antibodi monoklonal sebagai pilihan terapinya. Biasanya juga dipakai untuk mengobati pasien kanker, seperti kanker payudara, kanker darah, kanker kulit dan kolorektal.

Idenya adalah untuk mereplikasi antibodi pelindung yang ditemukan dalam darah orang tersebut dan menggabungkannya dengan obat antivirus. Obat dari Gilead Science dipakai dalam metode ini.

Trump disebut diberi koktail eksperimental antibodi yang diproduksi untuk membantu pertarungannya dengan virus.

Terapi antibodi Eli Lilly memang masih bersifat eksperimental dan belum disetujui. Pekan lalu perusahaan mengaku menunggu izin dari lembaga pengawas obat dan makanan AS (FDA) AS.

Masalah Lain

Sementara itu, FDA menemukan hal serius. Ada masalah kontrol kualitas di pabrik farmasi perusahaan.

Hal ini dimuat Reuters, berdasarkan tiga sumber yang mengetahui masalah ini. Termasuk dokumen pemerintah. 

Temuan inspektur FDA di fasilitas manufaktur perusahaan itu bisa memperberat semuanya. Apalagi dalam UU AS, kepatuhan standar yang harus dilakukan dan dijamin aturan.

Para pengawas yang mengunjungi pabrik Lilly di Branchburg, New Jersey, November, menemukan bahwa data tentang berbagai proses produksi pabrik telah dihapus. Bahkan tidak diaudit dengan tepat.

FDA bahkan mengklasifikan sebagai pelanggaran serius yang menghasilkan pemberitahuan (Official Action Indicated/OAI).

"Itu berarti pelanggarannya cukup serius dan memiliki dampak yang cukup signifikan pada kesehatan masyarakat sehingga ada sesuatu yang perlu diperbaiki," kata Patricia Zettler, mantan kepala penasihat di FDA yang sekarang menjadi profesor hukum di Universitas Ohio.



(sef/sef) Next Article Ratusan Vaksin & Obat Covid-19 Dikembangkan, Ini Daftarnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular