
Kabar Buruk, Pengobatan Covid Ini Setop, Ada Masalah Keamanan

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam 24 jam terakhir, dua pengujian pada cara mencegah dan mengobati corona disetop di Amerika Serikat (AS).
Setelah Johnson & Johnson (J&J) menghentikan sementara uji coba vaksin Covid-19 karena salah satu relawan jatuh sakit, kini pembuat obat Eli Lily juga melakukan hal serupa pada metode pengobatan antibodi yang mereka uji.
Uji coba fase III disetop sementara karena 'insiden' yang tidak dapat ditentukan. Perusahaan menyebut ada masalah keamanan.
"Karena sangat berhati-hati, dewan pemantau keamanan data independen (DSMB) ACTIV-3 telah merekomendasikan jeda," kata juru bicara Eli Lilly, Molly McCully dalam pernyataan email sebagai mana ditulis Reuters, Rabu (14/10/2020).
"Lilly mendukung keputusan DSMB independen untuk memastikan keselamatan pasien yang berpartisipasi dalam penelitian ini dengan hati-hati."
Sementara itu, dokter dan ilmuan dari Scripps Research Institute, men-tweet
mengaku terkejut dengan ini. Karena di tahap awal, metode pengobatan perusahaan tidak menunjukkan efek samping serius.
"Mudah-mudahan jeda sebentar dan kita akan mendapat detailnya dengan cepat. Bagus hati-hati," ucapnya.
Apalagi metode Eli Lilly sama dengan metode pengobatan yang diberikan ke Presiden AS Donald Trump, saat ia terinfeksi corona. Di mana Trump mendapat terapi dari perusahaan regeneron untuk menyembuhkan Covid-19.
Keduanya menggunakan antibodi monoklonal, yang digunakan pada sejumlah jenis kanker dan autoimun. Antibodi monoklonal adalah versi sintetis dari antibodi yang merupakan salah satu senjata utama sistem kekebalan.
Dalam paparan sebelumnya, para peneliti percaya bahwa menyuntikkannya ke pasien dapat membantu merawat mereka. Pasien dalam penelitian itu terinfeksi corona tapi belum dirawat di RS.
Eli Lilly mengatakan bahwa dalam analisis awal, kombinasi antibodi mengurangi jumlah virus pada usap hidung pasien setelah 11 hari. Eli Lilly minggu lalu mengajukan permohonan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) untuk otorisasi penggunaan darurat untuk perawatan mereka.
(sef/sef) Next Article AS Sudah Panjar Vaksin Pfizer-BioNTech Rp 28 T
