Internasional

Diam-diam China Suntik 'Anti Corona' ke Puluhan Ribu Warganya

Tech - Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
16 September 2020 15:22
Petugas medis dengan alat pelindung mengambil darah para sukarelawan yang berpartisipasi dalam uji coba vaksin virus corona di Rumah Sakit Utama Militer Budenko di luar Moskow, Rusia.  (Russian Defense Ministry Press Service via AP) Foto: Petugas medis dengan alat pelindung mengambil darah para sukarelawan yang berpartisipasi dalam uji coba vaksin virus corona di Rumah Sakit Utama Militer Budenko di luar Moskow, Rusia. (Russian Defense Ministry Press Service via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar mengejutkan datang dari China. Negeri itu disebut sudah menyuntik banyak orang dengan vaksin corona yang belum kelar uji.

Hal itu diungkap media Inggris Reuters. Bahkan China telah meng-inokulasi puluhan ribu warganya selama beberapa bulan terakhir.

Menurut Reuters, program penyuntikan awal dilakukan pada Juli lalu, saat China meluncurkan program penggunaan darurat vaksin. Pada saat itu ada China menawarkan tiga suntikan eksperimental yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi negara China National Pharmaceutical Group (Sinopharm) dan Sinovac Biotech.

Sementara itu, vaksin Covid-19 keempat sedang dikembangkan oleh CanSino Biologics telah disetujui untuk digunakan oleh militer China pada bulan Juni. Pemerintah mengatakan, penyuntikan bertujuan untuk melindungi pekerja penting dan mengurangi kemungkinan kebangkitan kembali wabah asal kota Wuhan itu.

Hingga kini pemerintah belum merilis data resmi tentang penggunaan vaksin tersebut. Dikatakan sejumlah kelompok jadi sasaran meliputi pekerja medis, transportasi dan pasar makanan.

Namun, China National Biotec Group (CNBG), unit Sinopharm yang mengembangkan dua vaksin untuk penggunaan darurat, dan Sinovac, telah mengkonfirmasi bahwa setidaknya ada puluhan ribu orang yang telah diinokulasi.

CNBG juga mengatakan telah memberikan ratusan ribu dosis vaksinnya. Di mana salah satu vaksinnya mengharuskan seseorang menerima dua atau tiga suntikan untuk diinokulasi.


Kepala ahli biosafety di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China mengungkapkan minggu ini bahwa dia juga telah disuntik pada bulan April.

"Sejauh ini, di antara orang-orang yang divaksinasi, tidak ada yang terjangkit penyakit itu," kata Guizhen Wu di TV pemerintah.

"Sejauh ini (skema vaksinasi) bekerja dengan sangat baik. Tidak ada efek samping yang terjadi," ungkapnya.

Meski kabar itu terdengar baik, namun masih banyak ahli yang mengkhawatirkan keamanan vaksin yang belum selesai menjalani pengujian standar itu. Mereka khawatir akan ada potensi efek samping jangka panjang.

Bahkan menurut Anna Durbin, seorang peneliti vaksin di Universitas Johns Hopkins, program penggunaan darurat vaksin China merupakan hal yang "sangat berisiko". Ia mengatakan tidak mungkin untuk menilai kemanjuran vaksin tanpa kelompok kontrol standar uji klinis.

"Anda memvaksinasi orang dan Anda tidak tahu apakah itu akan melindungi mereka," kata Durbin.

Meski demikian, vaksin China ternyata cukup banyak menarik minat dunia. Zhang Yuntao, wakil presiden CNBG mengatakan kepada Reuters bahwa perusahaannya telah menerima minat dari negara asing untuk membeli sekitar 500 juta dosis vaksin eksperimentalnya.

"China jelas ingin mengarahkan kembali narasi itu dengan cara yang dipandang sebagai solusi daripada penyebab pandemi," kata Yanzhong Huang, Rekan Senior untuk Kesehatan Global di Dewan Hubungan Luar Negeri, lembaga think thank yang berbasis di AS.

Corona pertama kali muncul di Wuhan, China. Saat ini total warga dunia yang telah diterinfeksi mencapai 29 juta orang. Sekitar 900 ribu lebih orang meninggal. Sedangkan 21 juta lainnya sembuh.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Vaksin China Disebut Sukses Uji, Benar Direstui WHO?


(sef/sef)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading