Internasional

Kesel Sama Trump, Produsen Vaksin Global Kompak Buat 'Petisi'

tahir saleh, CNBC Indonesia
06 September 2020 09:50
A team leader makes a hand signal as Indonesian firemen test their equipment prior to disinfecting Margo City shopping mall to help curb the spread of the new coronavirus outbreak, after a number of employees of a supermarket at the mall were tested positive for the virus, in Depok, Indonesia, Saturday, Aug. 22, 2020. (AP Photo/Dita Alangkara)
Foto: Wabah Virus Corona di Indonesia (AP/Dita Alangkara)

Jakarta, CNBC Indonesia - Para produsen pembuat obat dan vaksin yang tengah bersaing untuk memproduksi vaksin virus corona atau Covid-19 ke pasar secara komersial akan mengeluarkan pernyataan publik secara bersama dalam waktu dekat ini.

Isinya, bahwa mereka tidak akan meminta persetujuan pemerintah sampai data telah dikumpulkan secara penuh guna memastikan obat dan vaksin tersebut aman dan efektif dikonsumsi masyarakat. CNBC International sudah melakukan konfirmasi pada sejumlah produsen obat dan vaksin tersebut.

Draf awal dari pernyataan bersama ini akan berisi komitmen mereka dalam memprioritaskan keselamatan orang yang divaksinasi. Informasi ini pertama kali dipublikasikan The Wall Street Journal.

Pfizer, Johnson & Johnson dan Moderna diharapkan ikut berpartisipasi dalam sumpah atau ikrar bersama tersebut, sebagaimana dilaporkan Wall Street Journal. CNBC juga telah mengkonfirmasi bahwa Sanofi, perusahaan farmasi asal Paris, juga berencana ikut berpartisipasi.

Janji atau ikrar bersama itu datang ketika para ilmuwan dan spesialis kesehatan masyarakat menyatakan keprihatinan bahwa pemerintahan Presiden AS Donald Trump menekan regulator obat dan kesehatan, terutama Food and Drug Administration (FDA), untuk mengesahkan vaksin sebelum pemilihan presiden 3 November mendatang.

"Kami percaya janji ini akan membantu memastikan kepercayaan publik pada vaksin Covid-19 yang pada akhirnya dapat disetujui dan kepatuhan pada proses ilmiah dan peraturan yang ketat di mana mereka [vaksin-vaksin tersebut] dievaluasi," tulis draf pernyataan tersebut, dilansir Wall Street Journal, dikutip CNBC.

Wall Street Journal juga menambahkan bahwa pernyataan tersebut mengatakan perusahaan hanya akan meminta izin penggunaan darurat atau lisensi pemerintah berdasarkan "bukti substansial keamanan dan kemanjuran" dari uji klinis fase tiga.

Namun, pejabat tinggi kesehatan AS, termasuk Komisaris FDA Dr. Stephen Hahn dan Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (National Institute of Allergy and Infectious Diseases) Dr. Anthony Fauci, baru-baru ini mengatakan uji coba fase tiga dapat diakhiri lebih awal jika vaksin menghasilkan bukti yang kuat dengan cepat.

Sebelumnya otorisasi darurat oleh FDA yang dikeluarkan mendapatkan kritikan dari para spesialis kesehatan masyarakat lantaran mereka prihatin bahwa badan tersebut menyerah pada tekanan politik, terutama desakan Trump.

Badan tersebut mengeluarkan otorisasi darurat pada Maret lalu untuk penggunaan obat antimalaria yang didukung Trump, chloroquine dan hydroxychloroquine dalam merawat pasien Covid-19.

Tetapi badan tersebut akhirnya mencabut otorisasi pada Juni lalu berdasarkan bukti bahwa obat tersebut dapat menyebabkan komplikasi jantung dan meningkatkan risiko kematian pada beberapa pasien Covid-19.

Dan bulan lalu, Hahn menarik kembali komentar yang dia buat tentang manfaat plasma pemulihan pada konferensi pers Gedung Putih di mana otorisasi darurat pengobatan Covid-19 diumumkan.

Ilmuwan mengkritik Hahn karena melebih-lebihkan manfaat pengobatan plasma pemulihan.

"Pertimbangan politik harus dikesampingkan oleh Partai Republik dan Demokrat," kata draf rancangan pernyataan produsen vaksin tersebut.

Regulator dan perusahaan farmasi kini bergerak dengan kecepatan tinggi demi menghadirkan vaksin ke pasar yang secara efektif dan aman guna memberangus virus corona, yang telah menginfeksi lebih dari 26,6 juta orang dan menewaskan sedikitnya 875.400 orang di seluruh dunia.

Taruhannya tinggi, mengingat para ahli cuaca dan ahli epidemiologi memperingatkan bahwa musim dingin bisa membuat penularan corona lebih mematikan.

AS telah menginvestasikan lebih dari US$ 10 miliar dalam enam upaya vaksin yang berbeda melalui Operation Warp Speed, langkah pemerintahan Trump untuk membawa vaksin dengan cepat ke pasar. Tiga perusahaan farmasi global, Moderna, Pfizer dan AstraZeneca, sudah menguji kandidat vaksin mereka dalam uji coba fase tiga.

Tidak jelas apakah AstraZeneca berencana untuk berpartisipasi dalam ikrar bersama ini, tetapi perusahaan sebelumnya merilis pernyataan yang menyebutkan bahwa pihaknya berkomitmen untuk "mengikuti ilmu pengetahuan" dan "mengutamakan pasien".


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Vaksin Covid-19 Ditemukan, Kapan Bisa Vaksinisasi Dunia?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular