Pembayaran Digital: 'Jihad' Regulator & Industri Lawan Corona

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
01 September 2020 15:26
Bayar SPP melalui Gopay (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Bayar SPP melalui Gopay (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Di era pandemi, transaksi digital tidak semata terkait dengan upaya menghindari virus di uang kertas, melainkan lebih dari itu yakni mengurangi kerumunan dan kontak fisik di sektor keuangan. Ini merupakan hal penting untuk mencegah penyebaran virus.

Dalam laporan berjudul "Outlook 2020: Industry Trends and The Challenges Ahead" yang dirilis pada April 2020, firma riset dan konsultansi keuangan Bancography menilai virus corona memberikan dua pelajaran pentng terhadap pelaku industri jasa keuangan dan perbankan.

Pertama, pendapatan perbankan menurun akibat turunnya permintaan kredit dan perlambatan ekonomi, sehingga bank dan lembaga pembiayaan dipaksa untuk menjaga profitabilitas dengan mengurangi beban operasional. Pengurangan jaringan kantor menjadi jawaban.

Kedua, Covid-19 mengajari masyarakat untuk lebih menekuni migrasi layanan keuangan ke kanal digital. Sekalipun virus telah tertangani, preferensi penggunaan kantor kembali ke level sebelum krisis kemungkinan bakal menurun.

"Aggap saja krisis Covid-19 mengubah peralihan gradual (dari kantor cabang ke layanan mobile) menjadi peralihan yang tiba-tiba dan akut. Dalam kasus ini, para bankir perlu mempercepat pengurangan kantor cabang," tulis Bancography, dalam simpulan laporannya.

Tren migrasi digital dalam skala lebih kecil terjadi di Indonesia. Bank Indonesia (B) mencatat transaksi digital atau Uang Elektronik (UE) selama PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) pada April melonjak 64,5%, sementara volume transaksi digital tumbuh 37,35% secara tahunan.

"Perkembangan ini mengindikasikan menguatnya kebutuhan transaksi Ekonomi dan Keuangan Digital (EKD), termasuk meningkatnya masyarakat terhadap digital payment di tengah penurunan aktivitas ekonomi selama masa PSBB," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, dalam video konferensi, Kamis (18/6/2020).

Hal ini dikonfirmasi oleh pelaku industri financial tehnology (fintech) penyedia platform pembayaran digital milik Gojek dan Grab, serta e-wallet Dana. Pandemi Covid-19 yang berujung kebijakan menjaga jarak, tetap #dirumahAja, hingga PSBB mendongkrak transaksi digital.

Kalangan bankir juga melaporkan hal yang sama. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencatat sepanjang Mei, layanan transaksi mobile banking BRImo naik 100% dibandingkan sebelum masa pandemi Covid-19 di awal Maret. Jumlah transaksi rata-rata hampir 6 juta setiap harinya.

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga mencatatkan pertumbuhan digital payment sebesar 20%-30% dengan pembukaan rekening melalui video banking mencapai 5.100 rekening per hari. Lalu PT Bank DBS Indonesia mencatat lonjakan transaksi online untuk fitur bayar-beli sebesar 75%.

(ags/ags)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular