Setelah India, Jepang Blokir TikTok & Aplikasi China Lainnya?

Tech - Roy Franedya, CNBC Indonesia
29 July 2020 13:52
FILE - This Feb. 25, 2020, photo shows the icon for TikTok taken in New York. India is banning 59 apps with Chinese links, saying their activities endanger the country’s sovereignty, defense and security. India’s decision comes as its troops are in a tense standoff with Chinese soldiers in eastern Ladakh in the Himalayas that started last month. India lost 20 soldiers in a June 15 clash. The government says the banned apps include TikTok, UC Browser, WeChat and Bigo Live, as well as the e-commerce platforms Club Factory and Shein, that are used in mobile and non-mobile devices connected to the Internet.(AP Photo, File) Foto: Logo Tiktok (Dokumentasi AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sekelompok anggota Parlemen Jepang dikabarkan sedang berupaya memblokir penggunaan TikTok dan aplikasi lain yang dikembangkan oleh perusahaan China. Sebelumnya, tindakan ini dilakukan India.

Alasan mencuatkan rencana ini adalah karena kekhawatiran data pengguna Jepang bisa jatuh ke tangan pemerintah China. Maklum, Undang-Undang China memang menyebutkan perusahaan China wajib bekerja sama dengan intelijen negara bila dibutuhkan dan harus serahkan data bila diminta.

Mereka berencana mengajukan proposal pemblokiran ini kepada Pemerintah Jepang pada awal September 2020. Informasi ini pertama kali dilaporkan oleh NHK dan dikutip dari TechCrunch, Rabu (29/7/2020).

Jepang merupakan salah satu negara yang sukses dimasuki TikTok ketika perusahaan internet asing kesulitan menembus pasar Negeri Matahari Terbit ini. TikTok telah berhasil menarik para pesohor Jepang untuk membuat konten.

Menanggapi rencana pemblokiran Jepang, Juru Bicara TikTok menegaskan pihaknya tidak dikontrol oleh pemerintah China. TikTok tidak beroperasi di China. Induk TikTok, Bytedance, meluncurkan Douyin, aplikasi serupa TikTok, untuk pasar China.

"Ada banyak informasi yang salah tentang TikTok di luar sana. TikTok memiliki CEO [berwarga negara] Amerika, seorang chief information security officer yang memiliki satu dekade pengalaman di industri, militer AS, dan pengalaman penegakan hukum, dan tim AS yang bekerja dengan gigih untuk mengembangkan infrastruktur keamanan terbaik di kelasnya," ujar Juru Bicara TikTok.

"Empat dari lima kursi dewan direksi induk perusahaan kami dikendalikan oleh beberapa investor global terkemuka di dunia. TikTok AS, data pengguna disimpan di AS dan Singapura, dengan kontrol ketat pada akses karyawan."

Pada awal bulan ini, India memblokir 59 aplikasi China termasuk TikTok, WeChat, dan Mobile Legends. Dua hari lalu, India kembali memblokir 47 aplikasi China. Menurut seorang pejabat di Kementerian Informasi dan Penyiaran, pemblokiran ini terkait dengan masalah keamanan data dan privasi nasional.

"Kami telah memblokir 47 aplikasi dari China berkaitan dengan perhatian pemerintah tentang privasi dan keamanan data," ujar pejabat tersebut seperti dikutip dari AFP, Senin (27/7/2020).

Amerika Serikat (AS) juga sedang mengkaji pemblokiran TikTok dan aplikasi China lainnya. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dalam wawancara dengan Fox News mengungkapkan pemerintah sedang mempertimbangkan pemblokiran ini dan menuduh TikTok membagikan data pengguna dengan pemerintah China.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

India Blokir TikTok & WeChat Cs, China Siap Membalas?


(roy/miq)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading