Ketika Planet Mars Jadi 'Medan Perang' Baru AS dan China

Roy Franedya, CNBC Indonesia
23 July 2020 16:58
A staff member wearing a mock space suit poses in the Gobi Desert near the C-Space Project Mars simulation base outside Jinchang, Gansu Province, China, April 18, 2019.  REUTERS/Thomas Peter
Foto: Seorang anggota staf yang mengenakan pakaian luar angkasa tiruan berpose di Gurun Gobi dekat pangkalan simulasi C-Space Project Mars di luar Jinchang, Provinsi Gansu, Cina, 18 April 2019. REUTERS / Thomas Peter

Jakarta, CNBC Indonesia - Perlombaan antara China dan Amerika Serikat (AS) tak hanya terjadi di Bumi. Kini, area perlombaan ini beralih ke planet Mars. Kedua negara berlomba untuk meluncurkan misi ke panet merah ini pada bulan ini.

China telah meluncurkan China Tianwen-1 ke Mars hari ini (23/7/2020) dari Pulau Hainan. Sementara NASA menjadwalkan peluncuran misi ke Mars pada 30 Juli. Kedua pesawat luar angkasa ini dijadwalkan mencapai Mars pada Februari 2021.

AS meluncurkan misi ke Mars untuk mengumpulkan informasi tentang potensi kehidupan di Mars termasuk mencari tanda-tanda kondisi layak huni di masa lalu dan mencari bukti kehidupan mikroba. Pesawat ini memiliki bor yang dapat digunakan mengumpulkan sampel inti dari batu dan menyisihkannya agar bisa diperiksa dalam misi selanjutnya.

China Tianwen-1 adalah misi pertama China ke Mars dan mengumpulkan informasi penting tentang tanah mars, struktur geologi, lingkungan, atmosfer dan mencari tanda-tanda adanya air di planet ini.

"Jika pendaratan ini berhasil, itu akan menandakan terobosan teknis besar," tulis tim China dalam jurnal Nature, seperti dilansir dari CNN International, Kamis (23/7/2020).

China dan AS sebenarnya punya hubungan mesra dalam menjelajahi luar angkasa di masa lalu. Kedua negara besar ini pernah berkolaborasi dalam International Space Station dan berkolaborasi dalam misi ke bulan.


Namun, kemudian kemesraan ini berubah menjadi perlombaan penguasaan ruang angkasa yang berkaitan dengan politik. Di bawah pemerintah Xi Jinping, China telah menginvestasikan miliaran dolar dalam misi ke luar angkasa. Eksplorasi ruang angkasa bahkan masuk proyek prioritas China. Bahkan China berencana membuat stasiun ruang angkasa permanen pada 2022.

AS di bawah pemerintah Donald Trump juga tak kalah ambisius. Trump telah memberikan mandat ke NASA untuk memimpin program inovasi eksplorasi luar angkasa yang mengirim astronot AS ke Bumi-Bulan bahkan ke Mars. Trump juga membuat Space Force, sebuah divisi angkatan bersenjata baru.

"Ruang angkasa akan menjadi masa depan, baik dalam pertahanan maupun keamanan dan banyak hal lainnya. Dari apa yang saya dengar dan berdasarkan laporan, kita sekarang dalam pemimpin ruang angkasa," ungkap Trump.


(roy/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article UAE Luncurkan Misi Ke Planet Mars

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular