
Kolam Besar Bank Digital RI Menunggu Digarap

Keniscayaan roda zaman menuju digitalisasi telah diantisipasi oleh pelaku usaha dan regulator. Terbaru, ada PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang merampungkan akuisisi PT Bank Royal Indonesia pada November 2019 dengan menguasai 99,99% sahamnya.
Bank Royal akan didedikasikan untuk menggarap segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sebagai bank digital. Perseroan telah menyuntikkan modal senilai Rp 1 triliun, di luar pembayaran akuisisi senilai Rp 988 miliar.
Sejauh ini belum ada informasi resmi mengenai jenis bank digital seperti apa yang akan disiapkan BCA. Namun, jika manajemen BCA dan para bankir ingin benar-benar menciptakan bank digital, maka ada syarat mutlak yang harus dipenuhi sebagaimana ditekankan oleh Brett King, pendiri Movenbank (bank berbasis kanal bergerak atau mobile murni pertama dunia).
"Untuk menjadi bank digital, anda harus melupakan hal-hal yang menjadikan bank secara keseluruhan... Bank digital tahu bahwa jika mereka tak mengubah cara bekerja secara sepenuhnya, mereka akan tersingkir," tuturnya melalui cuitan di Twitter.
Dia membuat daftar skor yang harus dipenuhi seseorang untuk bisa menjadi 'bankir digital', membedakannya dari bankir yang hanya 'menyediakan layanan digital dalam kantor cabangnya'. Jika anda memenuhi 50% dari itu, maka anda layak disebut bankir digital:
Jika belum bisa memenuhi scorecard tersebut, menurut Brett, maka anda belum layak mengklaim diri sebagai bankir digital. Dengan kata lain, mengoperasikan bank digital mengharuskan anda mengubah layanan perbankan secara radikal dari yang sekarang ada.
Dalam titik ini, tidak banyak bankir Indonesia yang memiliki kemauan bisnis untuk melangkah ke sana. Bank BCA, yang terdepan di antara bank lain dengan membeli bank Royal untuk diubah menjadi 'bank digital', belum menunjukkan model bisnisnya.
Jika Bank Royal hanya menjadi bank anak usaha BCA dengan model bisnis seperti induknya dalam hal penggunaan platform digital untuk menjangkau nasabah, maka ia hanya melakukan digitalisasi layanan bank, dan bukan menciptakan 'Bank Digital'.
Jadi, bank digital seperti apa yang dinilai marak dan cocok untuk digarap di pasar Indonesia? Kita tunggu kajian yang tengah disiapkan para bankir nasional. Namun, awas! Jika terlalu lama mengkaji tanpa realisasi, pasar bank digital nasional bisa diserobot fintech yang lagi menjamur.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(roy)

Besok Ada Kabar Genting, Bisa Jadi Mimpi Buruk Buat RI!

Simak! Cara Peserta BPJS Kesehatan Kelas 1-2 Naik Kelas ke VIP

Mobil Hybrid Ini Tahan 34,5 Km/Liter, Laku Segini di GIIAS 2025

Indonesia Negara Nomor 1 Dunia Menurut Studi Harvard, AS Kalah Jauh

AS Ketiban Malapetaka, New York Umumkan Status Darurat

10 Negara dengan Jumlah Harimau Terbanyak di Dunia, Ada RI?

Ini Daftar Buah Paling Dicari Dunia: Ternyata Berlimpah di RI
