Heboh Kandidat Vaksin Corona Masuk ke RI, Siapa Dapat Duluan?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
20 July 2020 18:35
Infografis: Apakah Vaksin Corona Sudah Ditemukan? Ini Updatenya!
Foto: Infografis/Apakah Vaksin Corona Sudah Ditemukan? Ini Updatenya!/Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar soal vaksin terus berseliweran akhir-akhir ini. Nada harapan, optimisme dan kegembiraan terpampang jelas di headline news berbagai media baik dalam maupun luar negeri. 

Kandidat vaksin untuk virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) terus bertambah. Pada 15 Juli 2020, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat ada 23 kandidat vaksin yang sedang diuji klinis ke manusia.

Jumlah kandidat yang berada di fase awal juga terus bertambah. Pada pekan lalu kandidat vaksin yang berada di tahap preliminary sudah mencapai 140.

Di antara sekian banyak kandidat, mRNA-1273 milik Moderna, AZD1222 produksi AstraZeneca dan kandidat lain yang produksi oleh perusahaan farmasi China yakni Sinovac merupakan yang paling diunggulkan.

Untuk kandidat vaksin yang diproduksi oleh Sinovac, kini sudah masuk ke uji klinis tahap akhir yakni tahap III. RI ternyata terlibat dalam pengembangan kandidat vaksin ini.

Kabar yang lebih menggembirakan lagi adalah, kandidat vaksin ini sudah sampai di Tanah Air untuk dilakukan uji klinis. Informasi ini dibenarkan oleh Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga. 

Lantas, jika vaksin benar-benar teruji ampuh dan siap produksi, siapa saja yang akan mendapat vaksin terlebih dahulu? Apakah setiap negara akan kebagian vaksinnya? Jika iya bagaimana pembagiannya?

Komite penasihat CDC untuk imunisasi (ACIP), merekomendasikan untuk mengikuti skema vaksin influenza yang pernah dikembangkan di AS. Jika mengacu pada skema ini maka lapisan masyarakat yang diprioritaskan untuk mendapatkan vaksin adalah mereka yang bekerja di sektor kesehatan kemudian dilanjutkan bagi mereka yang memiliki risiko kesehatan yang tinggi.

WHO pada 18 Juni mulai menguraikan "alokasi strategis" rancangannya. WHO akan memberikan prioritas kepada hampir 2 miliar orang, yang termasuk ke dalam pekerja di sektor kesehatan, lansia dari 65 athun atau di bawah 30 jika mereka berisiko lebih tinggi terinfeksi Covid-19 karena mereka memiliki komorbiditas seperti penyakit kardiovaskular, kanker, diabetes, obesitas , atau penyakit pernapasan kronis.

Selanjutnya untuk menjelaskan pertanyaan kedua terkait apakah semua negara bakal mendapatkan vaksin, GAVI (aliansi vaksin global) terus berupaya agar vaksin Covid-19 menjadi barang milik publik melalui program yang dinamakan COVAX Facility.

Hingga 15 Juli 2020, sudah ada 75 negara yang tertarik untuk bergabung dengan COVAX Facility. Tujuh puluh lima negara ini akan membantu mendanai pengembangan vaksin dan bekerja sama dengan 90 negara berpenghasilan rendah lain yang didukung oleh GAVI. 

Tujuan COVAX adalah untuk menghasilkan dua miliar dosis vaksin yang aman dan efektif yang telah melewati persetujuan otoritas kesehatan. Vaksin-vaksin ini akan dikirimkan secara merata ke semua negara yang berpartisipasi, sebanding dengan populasi mereka, dengan prioritas terhadap petugas layanan kesehatan kemudian berkembang hingga mencakup 20% dari populasi negara yang berpartisipasi.

Dosis lebih lanjut akan disediakan berdasarkan kebutuhan negara, kerentanan dan ancaman Covid-19. COVAX juga akan menyediakan dosis cadangan/penyangga untuk penggunaan darurat, termasuk menangani wabah tak terkendali.

"Pandemi Covid-19, seperti setiap krisis kesehatan, juga memberi kita peluang," kata Dr. Soumya Swaminathan, Kepala Ilmuwan WHO.

"Vaksin yang terjangkau dan dapat diakses oleh semua orang akan membantu kita mengatasi ketimpangan kesehatan sistemik. Kami membutuhkan semua negara untuk mendukung COVAX untuk mencapai tujuan ini dan mengakhiri fase akut pandemi ini." tambahnya.

Keberhasilan upaya ini pada akhirnya akan sangat bergantung pada jumlah dana yang digelontorkan oleh pemerintah negara anggota serta komitmen dari produsen vaksin untuk untuk menyediakan vaksin dalam jumlah yang sesuai kebutuhan.

Melalui COVAX, negara-negara yang mendanai vaksin melalui anggaran domestik diharuskan untuk memberikan pembayaran dimuka dan berkomitmen untuk membeli dosis pada akhir Agustus.

Kemajuan yang signifikan telah dicapai oleh beberapa mitra COVAX hingga saat ini. Ada tujuh dari sembilan kandidat vaksin yang didukung oleh CEPI sudah dalam uji klinis. Nota kesepahaman dengan AstraZeneca juga berkomitmen untuk memasok 300 juta dosis vaksin COVID-19 ke COVAX.

Selain itu, pada bulan Juni lalu GAVI meluncurkan COVAX Advance Market Commitment (AMC), sebuah instrumen pembiayaan yang bertujuan mendorong produsen vaksin untuk memproduksi vaksin Covid-19 dalam jumlah cukup untuk memastikan akses ke negara-negara berkembang.

AMC telah mengumpulkan hampir US$ 600 juta dari target awal US$ 2 miliar dari donor berpenghasilan tinggi serta sektor swasta. Aliansi GAVI juga akan bekerja dengan negara-negara berkembang untuk memastikan kesiapan pasokan dan rantai dingin serta pelatihan untuk menjangkau kelompok berisiko tinggi.

Di Indonesia sendiri ada tiga kerja sama pengembangan vaksin. Kerja sama pertama antara perusahaan farmasi pelat merah PT Bio Farma dengan perusahaan farmasi China, Sinovac. Kemudian ada juga PT Kalbe Farma Tbk yang tergabung dalam konsorsium Genexine dan yang terakhir adalah konsorsium lokal yang dipimpin oleh lembaga molekuler Eijkman. 

Jika memang tidak ada kendala yang berarti dalam uji klinis saat ini, maka vaksin baru akan tersedia paling cepat tahun depan dengan potensi total mencapai 2 miliar dosis. Jika mengacu pada kalkulasi WHO maka dibutuhkan setidaknya 4,2 miliar dosis vaksin untuk kurang lebih dua miliar orang dengan asumsi satu orang dua dosis.

Di Indonesia sendiri kebutuhan akan vaksin Covid-19 mencapai 340 juta dosis. Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada 9 Juni lalu.

"Kebutuhan vaksin Covid-19 apabila ada 170 juta masyarakat butuh minimal dua kali shot [suntikan], maka butuh 340 juta vaksin. Oleh karena itu BUMN bekerja sama dengan beberapa perusahaan Korea," kata Airlangga melalui video conference, Selasa (9/6/2020) malam.


(twg/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 11 Kandidat Vaksin Corona Diuji Klinis, Kapan Bisa Tersedia?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular