
5G Huawei Diblokir, Media: China Harus Balas Inggris

Jakarta, CNBC Indonesia - Media milik pemerintah China, Global Times mengecam keputusan Inggris yang memblokir Huawei dalam proyek infrastruktur 5G. Media tersebut menyatakan Inggris harus menghadapi pembalasan dari China atas keputusan tersebut.
"Sangat penting bagi China untuk membalas Inggris, bila tidak, bukankah kita terlalu mudah di-bully? Pembalasannya harus terbuka dan menyakitkan bagi Inggris," tulis Editorial Global Times, seperti dikutip dari CNBC International, Rabu (15/7/2020).
"Tetapi langkah ini tidak perlu menjadi konfrontasi antara Inggris dengan China. Inggris bukan Amerika Serikat (AS), Australia, atau Kanada. Kebijakan ini adalah 'hubungan lemah' Five Eyes. Dalam jangka panjang Inggris tidak memiliki alasan bertentangan dengan China, saat isu Hong Kong pudar."
Media China lainnya, Xinhua menyebut kebijakan ini sebagai "ill-founded" atau tidak beralasan dan akan mempengaruhi kondusivitas lingkungan investasi Inggris.
"Tindakan Inggris ke Huawei akan menciderai kredibilitas Inggris sebagai pusat perdagangan dan pusat keuangan global. Sebagai tujuan favorit investasi luar negeri, penting bagi Inggris bertindak adil, terbuka dan tidak diskriminatif," tulis Xinhua.
Inggris melarang perusahaan telekomunikasi Inggris membeli perangkat 5G Huawei pada akhir 31 Desember 2020 dan harus membersihkan infrastruktur 5G dari perangkat Huawei pada akhir 2027.
Alasan keputusan ini adalah kebijakan baru Presiden Donald Trump yang melarang penggunaan teknologi AS pada chip yang dipasok ke Huawei. National Cyber Security Center (NCSC) Inggris menyebut kebijakan AS ini mempengaruhi kemampuan jangka panjang Huawei dalam membuat produk teknologi canggih.
Atas sanksi ini Huawei mendesak pemerintah untuk mempertimbangkan kembali langkah itu, menambahkan Huawei "yakin" pembatasan baru AS "tidak akan mempengaruhi ketahanan atau keamanan produk yang kami suplai."
(roy/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Belum Menyerah, AS Kembali Rayu Inggris Tak Pakai 5G Huawei
