
Minim Terobosan, Sekolah Jarak Jauh Nadiem Dikritik DPR

Jakarta, CNBC Indonesia - Hari ini, Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) melakukan rapat kerja dengan pemerintah. Salah satunya yang diundang ada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (kemendikbud) Nadiem Makarim.
Hadirnya Nadiem dalam rapat ini akan membahas mengenai kondisi pendidikan Indonesia ke depan terutama saat masa pandemi Covid-19. Di mana, pandemi ini membuat proses pembelajaran harus jarak jauh atau belajar dari rumah.
Dalam hal ini, anggota Banggar banyak yang mempertanyakan kebijakan Nadiem yang memperpanjang pembelajaran jarak jauh (PJJ). Cara tersebut memang baik dalam mengurangi penyebaran Covid-19, namun di satu sisi Kemendikbud harus punya terobosan dalam cara pembelajaran di masa saat ini.
Anggota Banggar Fraksi Nasdem Percha Leanpuri mengatakan, sebagai pencipta teknologi yang sangat terkenal di Indonesia, harusnya Nadiem bisa juga menciptakan terobosan teknologi di sistem pendidikan RI.
Menurut Percha, saat ini dalam PJJ masih banyak sekolah yang menggunakan aplikasi pembelajaran yang berbeda. Bahkan dalam satu sekolah hanya beda guru saja bisa menggunakan platform pembelajaran yang berbeda.
Apalagi dibandingkan antara sekolah di pusat dan di daerah sangat berbeda jauh. Sehingga ia meminta Nadiem bisa menciptakan hal tersebut.
"Webinar saat ini menggunakan aplikasi beda-beda. Apakah nanti pak Menteri sebagai ahli teknologi, bisa ada terobosan aplikasi yang seragam dalam pembelajaran ini?" ujarnya di Ruang Rapat Banggar, Rabu (15/7/2020).
Lanjutnya, selain platform aplikasi yang seragam, Nadiem juga diminta untuk membuat materi pembelajaran yang seragam. Di mana, saat ini materi yang didapatkan anak di kota lebih baik, padahal anak di desa juga harus mendapatkan pembelajaran yang baik.
"Pembelajaran yang seragam. Jadi pak Menteri apakah itu dengan video atau apa, yang pasti harus seragam. Jadi sama di semua sekolah di Indonesia," kata dia.
Poin lainnya yang disorot adalah mengenai skill guru yang mengajar. Karena ia menilai, tidak akan ada gunanya teknologi baik dan materi pembelajaran bagus jika kemampuan gurunya tidak mumpuni.
"Jadi bukan hanya sistem diperlukan tapi juga peningkatan kemampuan skill pengajar untuk menguasai dalam jalankan tugas pendidikan jarak jauh," jelasnya.
Anggota Banggar lainnya yakni Ratna Juwita juga memberikan sorotan kepada Nadiem. Ia menilai dalam melakukan PJJ ini, Kemendikbud juga harus melihat infrastruktur setiap daerah.
Ia menilai, Nadiem tidak bisa mengambil keputusan hanya melihat pendidikan di pusat atau perkotaan saja yang memang infrastrukturnya mendukung untuk melakukan PJJ.
Sedangkan, di daerah banyak yang tidak bisa melakukan PJJ karena jangankan infrastruktur internet, bahkan banyak daerah yang masih belum memiliki listrik. Oleh karenanya, ia meminta Nadiem bisa memperhatikan hal tersebut juga dan bagaimana solusinya.
"Sistem pembelajaran jarak jauh terlalu metropolis sentris, kita harus perhatian bagaimana siswa dan santri di daerah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal). Rasio elektrifikasi mereka belum memenuhi kuantitas dan kualitas. Padahal kita tahu belajar jarak jauh perlu pendukung itu. Ini perlu diperhatikan," kata dia
Selain itu, ia juga meminta Nadiem tidak hanya fokus pada materi pendidikan saja, tetapi juga bisa memberikan porsi pada peningkatan keterampilan.
"Kami titipkan harapan berikan proporsi seimbang pendidikan formal dan vokasi agar calon-calon tenaga kerja yang berusaha mendapatkan pekerjaan juga memiliki keterampilan yang layak," tuturnya.
Anggota Banggar lainnya juga menyoroti mengenai bagaimana langkah yang akan dilakukan Kemendikbud dalam mendukung masyarakat yang kurang mampu dalam mengikuti PJJ tersebut.
Dimana, saat ini banyak orang tua pelajar yang tidak memiliki alat seperti laptop dan handphone canggih untuk mengikuti PJJ. Bahkan, ada juga yang tidak memiliki uang untuk membeli pulsa dan paket internet.
"Dengan belajar jarak jauh meningkatkan biaya orang tua karena internet dll. Karena semua menggunakan teknologi," kata dia.
DPR pun meminta agar Nadiem bisa melihat hal tersebut dan memberikan solusi yang baik apalagi anggaran pendidikan memiliki porsi besar.
"Anggaran di pendidikan besar dan ini amanah tidak boleh diabaikan. Tantangan ke depan dengan anggaran besar itu, meningkatkan pendidikan. Namun secara kualitatif, kalau pak Menteri bisa petakan masalah pendidikan dengan anggaran besar, maka ini peluang besar mengubah wajah pendidikan kita ini.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Janji Mas Nadiem: Siswa Dapat Kuota Gratis 35 GB & Guru 42 GB
