Anak Sekolah Jarak Jauh, Butuh Kuota Internet Mas Nadiem!

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
13 July 2020 08:39
Ilustrasi Sekolah. CNBC Indonesia/Andrean Kristianto
Foto: Ilustrasi Sekolah. CNBC Indonesia/Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Tahun ajaran baru 2020/2021 telah dimulai hari ini, Senin 13 Juli 2020, di mana tak semuanya bisa belajar secara tatap muka di sekolah. Sebagian besar melakukan sekolah jarak jauh (home schooling) dan butuh kuota internet.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim memastikan, meski pandemi Covid-19 belum usai, dipastikan kegiatan belajar mengajar untuk tahun ajaran tak berubah.

"Kita ambil keputusan, daerah zona kuning, oranye merah, daerah yang punya potensi, dilarang melakukan tatap muka. untuk zona tersebut, 94% dr peserta didik tak diperkenankan untuk pembelajaran tatap muka, masih di rumah. Hanya 6% yang di zona hijau, yang kami memperbolehkan pemda untuk melakukan pembelajaran tatap muka tetapi dengan protokol sangat ketat," terangnya.

Ada tiga kriteria memulai pembelajaran tatap muka. Pertama harus berada di zona hijau. Kedua, Pemda harus memberikan izin dan harus memberi persetujuan. Ketiga, satuan pendidikan telah memenuhi semua ceklis daripada pembelajaran tatap muka.

"saat syarat ini semua sudah dilakukan, ada satu lagi perizinan yaitu orang tuanya harus setuju untuk anaknya pergi ke sekolah, memperkenankan jika orang tua belum merasa aman," katanya lagi.

Artinya, bagi daerah yang berada di zona kuning, oranye dan merah dilarang melakukan pembelajaran tatap muka dan diminta untuk tetap melanjutkan belajar dari rumah.

Hal ini sesuai dengan hasil panduan yang disusun dari hasil kerjasama Kemendikbud, bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Kementerian Agama (Kemenag), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Komisi X DPR RI.

"Prinsip dikeluarkannya kebijakan pendidikan di masa Pandemi Covid-19 adalah dengan memprioritaskan kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat," ujar Nadiem.

Terkait pembelajaran jarak jauh ini, bukan rahasia bahwa infrastruktur internet di Indonesia saat ini masih terfokus di Pulau Jawa dan wilayah perkotaan. Mengutip detik, Senin (13/7/2020) penetrasi penggunaan internet di Indonesia di wilayah perkotaan sebesar 71-72%, namun di desa masih di kisaran 42-48%. Lebih lanjut, kesenjangan akses di Indonesia dapat dilihat pada kemampuan rumah tangga dalam kepemilikan perangkat TIK

Setelah hampir empat bulan pembelajaran jarak jauh berjalan, sejumlah evaluasi kebijakan dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Beberapa di antaranya adalah kerja sama yang dilakukan dengan TVRI untuk memberikan akses lebih ke peserta didik terkait materi pembelajaran.

Kebijakan lainnya yang mendukung akses pembelajaran daring adalah melonggarkan penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk subsidi kuota bagi pendidik dan peserta didik.

Sejumlah operator telekomunikasi turut memberikan bantuan bagi peserta didik berupa kuota internet untuk dapat mengakses platform pembelajaran daring. Bahkan, pada awal Juli 2020 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mewacanakan pembelajaran jarak jauh akan terus dilakukan meski pandemi usai.

Kemendikbud memang telah melonggarkan penggunaan dana BOS selama masa pandemi Covid-19. Dengan begitu sekolah yang berada di zona hijau bisa membeli peralatan dan kebutuhan protokol kesehatan, sebagai persiapan melakukan pembelajaran tatap muka.

"Bagi sekolah yang belum kembali ke sekolah bisa digunakan untuk pembelian kuota data, pulsa, atau kelengkapan pembelajaran jarak jauh lainnya. Bukan hanya untuk gurunya, tetapi juga muridnya," pungkasnya.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Surat Mendikbud Nadiem ke Siswa Soal Belajar di Tengah Corona

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular