International

Tak Seperti Campak Proteksi Vaksin Corona Hanya Jangka Pendek

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
07 July 2020 18:39
Dr. Fauci
Foto: Dr. Fauci

Jakarta, CNBC Indonesia - Banyak negara dan perusahaan farmasi global ikut dalam perlombaan mengembangkan vaksin untuk virus corona (Covid-19). Namun seorang ahli dari Amerika Serikat (AS) skeptis jika vaksin ditemukan, proteksi yang diberikan terhadap virus ganas itu bisa berlangsung lama.

Penasihat Kesehatan Gedung Putih Dr. Anthony Fauci mengatakan, vaksin yang saat ini dikembangkan oleh banyak pihak hanya akan berumur pendek dan membutuhkan booster untuk memperpanjang durasi proteksi. 

Dalam suatu acara sesi tanya jawab dengan direktur National Institute of Health (NIH) pada Senin (6/7/2020) waktu AS, Dr. Fauci mengatakan dirinya tidak tahu seberapa lama vaksin akan memberikan perlindungan bagi seseorang dari infeksi virus corona. 

"Dengan protein spike yang diberikan sebagai prime maupun booster di beberapa kasus, kami berasumsi akan ada perlindungan pada tingkat tertentu, tetapi kami juga berasumsi bahwa tingkat proteksinya akan terbatas" kata Dr. Fauci kepada Dr. Francis Collins selaku direktur NIH.  

"Itu [vaksinnya] tidak akan seperti vaksin campak" tambahnya.

Mengacu pada keterangan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), vaksin untuk campak, gondok dan rubella pada umumnya akan menghasilkan imunitas seumur hidup.

Dr. Fauci menegaskan karakter tersebut kemungkinan tak dimiliki oleh kandidat vaksin corona yang sekarang tengah dikembangkan.

"Sehingga harus ada follow up pada beberapa kasus tersebut agar kita tahu jika booster dibutuhkan" ungkapnya. "Kita mungkin membutuhkan booster untuk meningkatkan perlindungan. Namun untuk saat ini kita tak tahu seberapa lama durasi proteksinya" terang Dr. Fauci sebagaimana diwartakan CNBC International.

"Ketika Anda melihat sejarah virus corona yang umumnya menyebabkan penyakit seperti flu, laporan di berbagai literatur menyebutkan bahwa durasi imunitas atau perlindungan [vaksin] hanya berlangsung tiga hingga enam bulan dan kurang dari satu tahun" kata Dr. Fauci bulan lalu.  "Itu bukan waktu yang lama" pungkas Dr. Fauci.

Meskipun ada risiko ketidakpastian seputar seberapa efektif dan seberapa lama vaksin dapat memberi perlindungan, keberadaan penangkal virus ini masih tetap berguna untuk komunitas yang berisiko tinggi terinfeksi terutama bagi mereka yang bekerja di sektor kesehatan masyarakat selaku garda terdepan yang berperang melawan pandemi.

Sampai kemarin, WHO mencatat ada 19 kandidat vaksin yang tengah diuji klinis. AZD1222 yang dikembangkan oleh AstraZeneca dan mRNA-1273 yang dibuat oleh Moderna merupakan dua kandidat yang 'dijagokan' untuk vaksin corona. 

Namun belum lama ini Moderna mengubah skema uji klinis tahap akhir kandidat vaksinnya sehingga membuat timeline-nya mundur. Kendati demikian Moderna tetap memegang teguh komitmen untuk melaksanakannya di bulan Juli. 

Harga saham Moderna sempat jatuh setelah STAT News melaporkan mundurnya hari pertama pengujian vaksin. CNBC International melaporkan Moderna diperkirakan akan mulai melaksanakan uji klinis tahap tiga ini sebelum akhir bulan. 

Sementara itu uji klinis tahap pamungkas kandidat vaksin AstraZeneca saat ini tengah berlangsung dan diperkirakan selesai akhir bulan ini. AstraZeneca saat ini gencar merekrut sukarelawan untuk ikut berpartisipasi dalam uji klinis.

Melihat perkembangannya yang sangat pesat, AstraZeneca sudah kebanjiran permintaan vaksin dari berbagai negara mulai dari Amerika Serikat (AS), Inggris, hingga negara-negara Uni Eropa (UE) lainnya seperti Jerman, Italia, Perancis dan Spanyol.

Rencananya AstraZeneca akan memproduksi vaksin ini dengan jumlah 1 miliar dosis pada akhir tahun ini dan tambahan 1 miliar dosis tahun depan. Sehingga secara total, kapasitas produksi AstraZeneca mencapai 2 miliar dosis.

Beralih ke kandidat vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi asal China yakni Sinovac, uji klinis tahap tiga dijadwalkan dimulai awal bulan ini dan akan berakhir pada Oktober 2020 nanti. Estimasi populasi sampel yang diuji mencapai 8.870 sukarelawan dengan usia 18-55 tahun.

Kandidat vaksin lainnya kebanyakan masih berada di tahap preklinis. WHO mencatat ada 130 kandidat vaksin virus corona lain yang berada di tahap ini.

Dengan asumsi tak ada halangan yang berarti dan mengikuti skenario optimis pengembangan vaksin, maka setidaknya akan ada setidaknya 1 miliar dosis vaksin di awal tahun depan dan 2-3 miliar dosis vaksin di akhir tahun depan.

Namun yang perlu diingat adalah vaksin yang sudah diproduksi tersebut jika memang berhasil juga sudah 'dipesan' jauh-jauh hari oleh beberapa negara kaya yang terlibat dalam pendanaan maupun investasi pengembangan vaksin. Sehingga mewujudkan vaksinasi global merupakan tantangan yang besar.


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Miliaran Orang Bakal Divaksinasi, Tapi Tak Kebal Seumur Hidup

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular