
UE Siap Pakai Remdesivir, 598 Obat Corona Dikembangkan

Jakarta, CNBC Indonesia - Sampai saat ini Remdesivir yang diproduksi oleh Gilead Science masih menjadi kandidat obat antivirus corona yang jadi primadona. Namun kandidat obat untuk virus ganas pemicu pandemi tidak hanya Remdesivir saja, ada ratusan kandidat lain yang berada di berbagai tahap pengembangan.
Remdesivir merupakan antivirus yang sebelumnya dikembangkan untuk melawan infeksi virus ebola dan virus marburg. Mengacu pada studi yang dilakukan oleh belasan peneliti yang terafiliasi dengan National Institute of Allergy & Infectious Disease, Remdesivir terbukti dapat mempercepat waktu perawatan di rumah sakit.
Dalam publikasi ilmiah yang dimuat di jurnal The New England Journal of Medicine tersebut, para peneliti memperoleh hasil bahwa dari 1059 pasien yang diuji (538 diberi Remdesivir dan 521 placebo), mereka yang mendapatkan penanganan Remdesivir median waktu penyembuhannya relatif lebih singkat.
Penggunaan Remdesivir mempercepat periode penyembuhan pada mereka pasien dewasa yang terjangkit virus ganas. Median waktu sembuhnya 11 hari pada kelompok yang diberi Remdesivir dan 15 hari untuk pasien yang berada di kelompok placebo.
Tingkat mortalitas pasien penderita coronavirus disease 2019 (Covid-19) yang diberi Remdesivir juga lebih rendah di angka 7,1% dibanding pasien dalam kelompok placebo yang mencapai 11,9% untuk rentang waktu 14 hari.
Hasil yang positif ini membuat antivirus buatan Gilead Science tersebut jadi primadona untuk saat ini. Bahkan Komisi Uni Eropa sudah memperbolehkan penggunaan obat tersebut untuk pasien penderita Covid-19.
Langkah tersebut diambil oleh Komisi Uni Eropa setelah European Medicine Agency (EMA) memberikan lampu hijau pada pekan sebelumnya untuk diberikan pada pasien dewasa dengan usia di atas 12 tahun yang menderita pneumonia maupun membutuhkan dukungan suplai oksigen.
Keputusan tersebut juga diumumkan beberapa hari setelah Gilead Science mengalokasikan hampir seluruh suplainya untuk Negeri Paman Sam untuk tiga bulan ke depan, sehingga memicu kekhawatiran bahwa pasokan akan menipis.
"Kami akan berusaha keras untuk mendapatkan penanganan yang efisien serta vaksin untuk melawan virus corona," kata Stella Kyriakides, Komisaris Uni Eropa untuk Kesehatan dan Keamanan Pangan, dalam sebuah pernyataan sebagaimana diwartakan Reuters.
Pada Rabu pekan lalu (1/7/2020) Komisi Uni Eropa dikabarkan tengah melobi Gilead Science untuk menyediakan Remdesivir bagi 27 negara anggota Uni Eropa.
Remdesivir merupakan salah satu kandidat obat virus corona. Obat yang diinjeksikan secara intravena ini dikabarkan jauh lebih manjur ketimbang obat lain seperti obat anti-inflamasi dexamethasone hingga obat malaria yakni Chloroquine.
Berdasarkan data Refinitiv Healthcare Intelligence, saat ini ada 598 kandidat obat Covid-19 yang tengah dikembangkan. Dari 598 kandidat tersebut kebanyakan berada di tahap preklinis sebanyak 228 kandidat. Sementara itu ada 124 kandidat yang sudah mencapai uji klinis tahap 2.
Reuters melaporkan, WHO mengatakan dalam waktu dekat hasil uji klinis kandidat obat Covid-19 terhadap pasien akan dirilis. "Hampir 5.500 pasien dari 39 negara telah bergabung menjadi sukarelawan untuk uji klinis" kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
"Kami berharap hasil uji klinis (interim) dapat keluar dalam dua minggu ke depan" tambahnya.
Uji klinis secara sukarela ini mengevaluasi beberapa kemungkinan obat yang digunakan untuk penyembuhan Covid-19 seperti Remdesivir, obat anti-malaria Hydroxychloroquine dan obat HIV Lopinavir/Ritonavir yang dikombinasikan dengan interferon.
Namun awal untuk kandidat jenis hydroxychloroquine telah dihentikan ujinya karena hasilnya menunjukkan tak memberikan pengaruh apa-apa terhadap perkembangan penyakit. Namun penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk menentukan apakah jenis obat ini cocok untuk pencegahan atau tidak.
Jika uji klinis menunjukkan hasil yang positif, jelas ini menjadi kabar yang menggembirakan. Sehingga bagi negara yang sudah memesan atau menggunakan jenis obat tertentu tidak mengalami kerugian baik secara finansial maupun kesehatan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mengenal Remdesivir, Obat Gilead yang Manjur Lawan Corona