
Corona Disebut Sudah Bermutasi dan Menyebar Lebih Mudah

Jakarta, CNBC Indonesia - Ahli kesehatan Amerika Serikat (AS) yang juga penasehat kesehatan Gedung Putih Anthony Faucy memberikan pernyataan baru terkait corona (Covid-19). Ia berujar, virus ini sudah bermutasi dengan cara yang dapat membantu patogen menyebar dengan lebih mudah.
Bahkan, ia mengatakan penelitian sedang dilakukan untuk mengonfirmasi mutasi dan implikasi ini. Pernyataannya ini mengutip laporan sebuah penelitian baru dari Loa Alamos National Laboratory, yang diterbitkan sebuah jurnal bernama Cell, pada Kamis.
"Sata menunjukan ada satu mutasi yang membuat virus dapat bereplikasi lebih baik dan mungkin memiliki 'viral load' yang tinggi." kata Fauci, dalam wawancara dengan Jurnal Medis AS, ditulis CNBC International, Jumat (3/7/2020).
"Sepertinya virus itu bereplikasi lebih baik, mungkin lebih mudah menular."
Meski begitu, tambahnya, penelitian ini masih pada tahap mencoba mengonfirmasi. Sebelumnya ahli virologi dari Scripps Research Florida juga menulis hal yang sama.
Namun sayangnya tak ditulis, kapan virus ini mulai bermutasi. Mutasi mempengaruhi asam amino spesifik dan varian yang bermutasi dikenal sebagai D614G.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan tim peneliti global tengah melakukan penelitian pada 60.000 rangkaian genetis corona yang dikumpulkan dari sampel di seluruh dunia. Salah satu pejabat WHO, sempat mengatakan virus seperti corona memang bermutasi lebih cepat daripada yang lain.
Karena, berbeda dengan DNA manusia, virus corona yang diklasifikasikan sebagai virus RNA tidak memiliki apa yang disebut 'pengecekan kerusakan alami'. Sehingga virus ini tak dapat memperbaiki dirinya sendiri.
Namun, ujar WHO, tidak semua mutasi akan menyebabkan perubahan pada perliaku virus, termasuk dampaknya pada manusia. WHO menyebut tengah menyusun basis data komprehensif yang berbasis urutan genetik untuk menyelidiki potensi mutasi yang ada.
"Jika mutasi benar terjadi, ini mungkin benar-benar mempengaruhi pengembangan vaksin," kata Dr. Soumya Swaminathan yang merupakan kepala ilmuwan WHO,
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Merasa Beruntung Belum Kena Covid? Bisa Jadi ini Penyebabnya
