Peringatan Terbaru WHO Soal Corona & Permintaan Lockdown

Monica Wareza, CNBC Indonesia
04 July 2020 11:42
Infografis: Tips Sehat WHO buat Lawan COVID-19
Foto: Infografis/Tips Sehat WHO buat Lawan COVID-19/Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) kembali memperingatkan seluruh negara terkait dengan perkembangan terbaru pandemi Covid-19. Disebutkan bahwa mengingat sejumlah negara masih mengalami peningkatan kasus, dinyatakan bahwa 'yang terburuk belum datang'.

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan meski di sejumlah negara telah ada penurunan kasus, namun belum berhenti sampai di sana. Bahkan, kondisi saat ini masih belum mendekati akhir pandemi.

"Secara global, pandemi ini masih naik ... Kita ingin ini selesai. Kita ingin dapatkan kembali kehidupan kita. Tetapi realitas terberatnya adalah ini belum juga mendekati akhir," kata Tedros dikutip dari CNBC International.

"Beberapa kasus bangkit lagi di beberapa negara ketika mereka membuka kembali ekonomi dan komunitas mereka. Banyak orang masih rentan. Virus ini memiliki banyak ruang untuk bergerak."

Bahkan WHO mengungkapkan lebih dari setengah dari semua kasus yang tercatat sejak virus corona baru pertama kali muncul di Cina akhir tahun lalu terdaftar pada Juni. Bahkan kasus harian melonjak melebihi 160 ribu setiap hari.

"Selama seminggu terakhir, jumlah kasus baru telah melebihi 160 ribu pada setiap hari. Sekitar 60% dari semua kasus sejauh ini telah dilaporkan hanya dalam sebulan terakhir," Tedros katanya dikutip dari CNA.

Kepala Unit Penyakit dan Zoonosis WHO Dr Maria Van Kerkhove mengatakan sejumlah negara yang berhasil menahan laju pandemi corona mengalami serangan baru virus saat pembukaan kembali. Namun sayangnya, WHO tak tegas menyebut negara mana saja yang harus melakukan lockdown.

"Beberapa negara yang telah berhasil menekan transmisi dan buka kembali, sekarang mungkin mengalami kemunduran," ujarnya.

"(Pemerintah negara itu) mungkin harus melakukan intervensi lagi, Mungkin harus melakukan apa yang kita sebut "lockdown" lagi."

Ia pun mengatakan, hanya ada beberapa negara yang mampu merespon perkembangan sekarang ini dengan efektif. Negara itu, kata dia, sebelumnya memiliki pengalaman buruk dengan virus sebelumnya yakni SARS di 2003 dan MERS di 2013.

Namun di sejumlah negara, pembukaan kembali membuat kasus terlihat menjadi sangat luar biasa. Karenanya ia meminta pemimpin negara segera mengambil alih, untuk menuntaskan masalah ini.

"Belum terlambat untuk membalikkan keadaan," katanya mengingatkan. "Kami melihat negara-negara yang berada dalam situasi luar biasa bisa membalikkan keadaan ... Belum terlambat menggunakan pendekatan komprehensif ini."

Sejumlah media asing mengaitkan ini dengan AS. Saat ini Amerika Serikat (AS) memiliki kasus Covid-19 terbanyak di dunia, dengan total kasus lebih dari 2,8 juta orang.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Simak! Ini 2 Kandidat Vaksin Covid-19 Terdepan Versi WHO

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular