
Jika OVO & DANA Merger, Mampu Jegal GoPay-Facebook-WhatsApp?

Belum lama ini, Gojek dikabarkan mendapat suntikan dana dari Facebook dan PayPal. Aliran dana segar ini dikatakan untuk memperlebar sayap bisnis keuangannya melalui Gopay.
Misi utama masuknya Facebook yang melibatkan WhatsApp sebagai investor tak lain dan tak bukan adalah untuk mendorong digitalisasi UMKM di Tanah Air dan ikut berpartisipasi dalam mendongkrak ekonomi digital RI yang sedang tumbuh pesat.
Gojek mengatakan kolaborasi dengan PayPal akan memungkinkan pengguna dompet digitalnya, GoPay, untuk mengakses jaringan lebih dari 25 juta perusahaan AS di seluruh dunia.
Masuknya Facebook dan PayPal sebagai investor Gojek jelas membuat dinamika dan persaingan bisnis e-wallet di Tanah Air akan semakin dinamis. Tantangan untuk menyalip Gopay menjadi semakin besar.
Bahkan sebelum isu merger antara OVO dan DANA berhembus, persaingan antar pemain e-wallet untuk meningkatkan penetrasinya di pasar sudah termasuk sengit. Dalam dua tahun terakhir, platform e-wallet telah berfokus pada akuisisi pengguna.
"Semua penyedia e-wallet Indonesia telah mencoba menghasilkan uang dengan menawarkan layanan produk digital, seperti penjualan voucher game, saldo telepon prabayar, dan layanan pembayaran tagihan. Namun, layanan ini sangat kompetitif dengan perusahaan online dan offline yang memenuhi pasar dan mencoba menawarkan layanan termurah." tulis M2insights dalam artikelnya.
Pada tahun 2020, penyedia e-wallet utama di Indonesia diharapkan menemukan lebih banyak cara untuk menghasilkan uang. M2insights memperkirakan cara bertarung antar pemain di 2020 akan merambah ke berbagai arena mulai dari investasi, asuransi, pembiayaan konsumen dan layanan B2B yang memiliki nilai tambah.
Di arena investasi, para pemain e-wallet ini sudah banyak melakukan manuver seperti OVO yang bekerja sama dengan marketplace reksadana Bareksa, kemudian ada Gopay dan LinkAja yang bekerja sama dengan platform reksadana Bibit. Bahkan bulan lalu Gojek meluncurkan Goinvestasi yang memungkinkan penggunanya dapat berinvestasi emas dengan bekerja sama dengan Pluang.
Beralih ke arena asuransi, Gojek sebagai pemilik GoPay, telah meluncurkan layanan asuransi online GoSure pada tahun 2019 melalui kemitraannya dengan startup insurtech PasarPolis.
Gojek sebelumnya berpartisipasi dalam putaran pendanaan PasarPolis seri A. Dengan kolaborasi ini, pengguna GoPay akan dapat membeli asuransi perjalanan, kesehatan, kendaraan, dan asuransi properti.
Pada Juni 2019, perusahaan asuransi global Prudential mengumumkan kemitraan strategis dengan OVO untuk mengembangkan produk digital yang baru dan komprehensif untuk pelanggan yang mencakup produk dan layanan kesehatan, kesehatan, dan kekayaan.
Pada Januari 2020, pengguna LinkAja juga dapat membeli berbagai asuransi perjalanan, kecelakaan, dan kesehatan melalui aplikasi, yang ditawarkan oleh Bank Negara Indonesia, Jiswasraya, dan AXA.
Sementara di arena pembiayaan konsumen persaingan sengit juga terjadi. GoPay telah mulai menguji layanan PayLater pada awal 2018 dengan memperkenalkannya kepada pelanggan Go-Food.
Pada 2017, Gojek mengakuisisi Startup pinjaman fintech Indonesia, Findaya, yang telah mengawasi proyek PayLater sejak saat itu. Secara terpisah pada bulan November 2019, penyedia pembayaran global Visa sedang berdiskusi dengan Gojek untuk membawa layanan pembayaran nanti ke platform dengan tujuan menjangkau lebih banyak pelanggan.
Pada bulan Maret 2019, OVO mengakuisisi Taralite startup pinjaman P2P yang berbasis di Indonesia. Setelah akuisisi, pemegang saham OVO, Tokopedia, berkolaborasi dengan Taralite untuk meluncurkan OVO PayLater yang menawarkan pembiayaan konsumen kepada pengguna OVO yang berbelanja di platform Tokopedia
Pada Januari 2020, pengguna LinkAja juga dapat mengajukan pinjaman langsung pada aplikasi. Layanan pinjaman kecil disediakan oleh Kredit Pintar.
Indonesia dengan populasi unbanked hingga 95 juta orang di tahun 2017, tetapi jumlah pengguna internetnya sudah lebih dari 50% dari total populasi menjadi peluang besar bagi perusahaan fintech.
Munculnya para pemain baru membuat peta persaingan semakin sengit. Namun ke depan konsolidasi bisnis dan kolaborasi memengang peranan penting untuk memenangkan persaingan.
Kalaupun OVO dan DANA benar-benar akan merger, maka ini akan jadi tantangan bagi Gopay. Namun Gopay jelas tak akan tinggal diam, sehingga masih terlalu dini untuk melihat siapa pemenang dari persaingan ini. Namun yang pasti kompetisi akan semakin ketat dan sengit. Inovasi dan kolaborasi adalah kunci utama untuk memenangkan persaingan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)[Gambas:Video CNBC]