
Kekayaan Jack Ma Lenyap Rp 22 T Dalam Sehari, Kok Bisa?
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
26 May 2020 11:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Kekayaan Jack Ma diestimasikan terpangkas US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp 22 triliun. Hal ini disebabkan adanya penurunan harga saham yang diperdagangkan pada Jumat akhir pekan lalu.
Perdagangan itu mencatatkan penurunan 5,9% menjadi US$ 199,70 per saham. Dikutip dari Forbes, perusahaan sebelumnya juga mengatakan laba bersih tiga bulan hingga 31 Maret anjlok 89% dari tahun sebelumnya menjadi US$ 447 juta.
"Penurunan YoY ini terutama disebabkan oleh kerugian bersih dalam pendapatan investasi, terutama mencerminkan penurunan harga pasar dari investasi ekuitas kami di perusahaan publik, dibandingkan dengan laba bersih yang dicatat pada kuartal yang sama tahun 2019," kata Alibaba.
Pasar saham global telah terluka sehubungan dengan pandemi global Covid-19. Pendapatan Alibaba meningkat 22% selama periode tersebut menjadi US$ 16,1 miliar.
Dalam rilisnya, CEO Alibaba Group, Daniel Zhang, mengklaim, bisnisnya secara keseluruhan terus mengalami pertumbuhan yang kuat. Dikatakan bahwa total basis konsumen aktif tahunan sebesar 960 juta secara global, kendati tetap ada asumsi efek ekonomi COVID-19.
"Pandemi ini telah mengubah perilaku konsumen dan operasi perusahaan secara mendasar, menjadikan adopsi dan transformasi digital sebagai kebutuhan. Kami diposisikan dengan baik dan siap untuk membantu bisnis besar dan kecil di berbagai spektrum industri mencapai transformasi digital yang mereka butuhkan
selamat dari masa yang sulit ini dan akhirnya menang dalam normal baru," ujarnya
Dengan berfokus pada jangka panjang dan berinvestasi dalam penciptaan nilai bagi konsumen dan pelanggan bisnis kami, kami percaya kami akan muncul dari krisis ini lebih kuat dan siap untuk menangkap lebih banyak pertumbuhan di masa depan."
Chief Financial Officer dari Alibaba Group, Maggie Wu, menambahkan, "meskipun kuartal yang menantang karena berkurangnya kegiatan ekonomi mengingat pandemi COVID-19 di Cina, kami mencapai pedoman pendapatan tahunan kami lebih dari RMB500 miliar."
"Pertumbuhan pendapatan 35% tahun-tahun didorong oleh kinerja yang kuat dari bisnis ritel domestik kami serta cloud yang kuat menghitung pertumbuhan pendapatan," bebernya.
Dengan kondisi ini, Forbes mencatat, Jack Ma masih punya kekayaan bernilai US$41,3 miliar pada daftar Billionaire Real-Time Forbes hari ini. Hal tersebut menjadikannya orang terkaya ke-22 di dunia dan nomor 2 di Cina setelah CEO Tencent Ma Huateng, yang kekayaannya diperkirakan US$ 46,4 miliar.
(roy/roy) Next Article Mohon Maaf! Jack Ma Bukan Orang Terkaya China Lagi
Perdagangan itu mencatatkan penurunan 5,9% menjadi US$ 199,70 per saham. Dikutip dari Forbes, perusahaan sebelumnya juga mengatakan laba bersih tiga bulan hingga 31 Maret anjlok 89% dari tahun sebelumnya menjadi US$ 447 juta.
"Penurunan YoY ini terutama disebabkan oleh kerugian bersih dalam pendapatan investasi, terutama mencerminkan penurunan harga pasar dari investasi ekuitas kami di perusahaan publik, dibandingkan dengan laba bersih yang dicatat pada kuartal yang sama tahun 2019," kata Alibaba.
Dalam rilisnya, CEO Alibaba Group, Daniel Zhang, mengklaim, bisnisnya secara keseluruhan terus mengalami pertumbuhan yang kuat. Dikatakan bahwa total basis konsumen aktif tahunan sebesar 960 juta secara global, kendati tetap ada asumsi efek ekonomi COVID-19.
"Pandemi ini telah mengubah perilaku konsumen dan operasi perusahaan secara mendasar, menjadikan adopsi dan transformasi digital sebagai kebutuhan. Kami diposisikan dengan baik dan siap untuk membantu bisnis besar dan kecil di berbagai spektrum industri mencapai transformasi digital yang mereka butuhkan
selamat dari masa yang sulit ini dan akhirnya menang dalam normal baru," ujarnya
Dengan berfokus pada jangka panjang dan berinvestasi dalam penciptaan nilai bagi konsumen dan pelanggan bisnis kami, kami percaya kami akan muncul dari krisis ini lebih kuat dan siap untuk menangkap lebih banyak pertumbuhan di masa depan."
Chief Financial Officer dari Alibaba Group, Maggie Wu, menambahkan, "meskipun kuartal yang menantang karena berkurangnya kegiatan ekonomi mengingat pandemi COVID-19 di Cina, kami mencapai pedoman pendapatan tahunan kami lebih dari RMB500 miliar."
"Pertumbuhan pendapatan 35% tahun-tahun didorong oleh kinerja yang kuat dari bisnis ritel domestik kami serta cloud yang kuat menghitung pertumbuhan pendapatan," bebernya.
Dengan kondisi ini, Forbes mencatat, Jack Ma masih punya kekayaan bernilai US$41,3 miliar pada daftar Billionaire Real-Time Forbes hari ini. Hal tersebut menjadikannya orang terkaya ke-22 di dunia dan nomor 2 di Cina setelah CEO Tencent Ma Huateng, yang kekayaannya diperkirakan US$ 46,4 miliar.
(roy/roy) Next Article Mohon Maaf! Jack Ma Bukan Orang Terkaya China Lagi
Most Popular