China Jegal Aplikasi Zoom Lewat Alibaba dan Tencent

Redaksi, CNBC Indonesia
26 May 2020 10:14
Rabbi Haim Ovadia leads a virtual morning minyan via electronic tablet as 32 people attending his Zoom meeting pray with him during a virtual morning minyan transmitted from Ovadia's home in Potomac Md., Monday, April 6, 2020. Ovadia started the virtual morning minyan, daily prayers that typically require the physical presence of ten adult Jews in the same room, after coronavirus concerns closed many synagogues. He also has an afternoon minyan and classes online.
Foto: ilustrasi video conference (AP/Jacquelyn Martin)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pada era new normal pandemi Covid-19, aplikasi Zoom buat rapat online begitu populer. Kini China melalui Alibaba dan Tencent ingin menggarap ceruk bisnis ini.

Alibaba mencoba menggeser dominasi Zoom melalui aplikasi DingTalk yang sudah memiliki 10 juta pengguna dari kalangan korporasi dan diakses lebih dari 120 juta pelajar seluruh China.


DingTalk bisa digunakan oleh 300 partisipan dalam sekali panggilan. Pada April 2020, Alibaba meluncurkan DingTalk Lite versi global yang bisa di pasar Asia termasuk Jepang, Singapura dan Hong Kong.

Dua minggu sebelumnya, Tencent meluncurkan secara global aplikasi video konferensi bernama VooV. Di China aplikasi ini bernama Tencent Meeting dan diluncurkan Desember 2019. Aplikasi ini juga bisa menampung 300 orang dalam rapat virtual.

"Dengan meningkatnya kasus Covid-19 baru di luar China, kami berharap dapat memampukan pengguna di negara-negara lain untuk bekerja dari jarak jauh. Saat kami bergerak maju, kami berencana untuk meluncurkan layanan di seluruh dunia, sesuai dengan peraturan setempat," ujar Lori Wu, Vice President Tencent Cloud, seperti dilansir dari BBC, Selasa (26/5/2020).

Ketika Alibaba dan Tencent mengembangkan layanan rapat online ke luar China, aplikasi Zoom malah dibatasi di China. Sejak awal bulan ini, Zoom dilarang menambah jumlah pengguna.

"Di China, pendaftaran pengguna baru dibatasi pada pelanggan perusahaan saja yang mendaftar melalui perwakilan penjualan resmi. Pengguna gratis di China dapat terus bergabung dalam pertemuan yang diselenggarakan oleh pelanggan terdaftar," kata juru bicara perusahaan kepada BBC.

Pasar bisnis rapat pnline memang cukup menggiurkan. Menurut perusahaan riset Transparency Market Research, bisnis mencapai US$16 miliar pada 2030, naik US$6 miliar dari tahun lalu.

Analis perangkat lunak Rishi Jaluria dari DA Davidson mengungkapkan Zoom merupakan aplikasi untuk bisnis bukan untuk konsumer atau ritel. Itu yang membuat Zoom tidak berusaha memonetisasi pengguna konsumer melalui iklan dan data.

"Di sisi lain, masing-masing pemilik DingTalk dan VooV, Alibaba dan Tencent, memiliki beberapa bisnis yang bergantung pada iklan dan data pengguna," tambahnya.

[Gambas:Video CNBC]




(roy/roy) Next Article Hati-hati, Zoom Gratisan Tak Dipasang Fitur Keamanan Enkripsi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular