Bos Zoom Jawab Tudingan Terafiliasi dengan China

Redaksi, CNBC Indonesia
06 May 2020 10:43
Zoom CEO Eric Yuan attends the opening bell at Nasdaq as his company holds its IPO, Thursday, April 18, 2019, in New York. The videoconferencing company is headquartered in San Jose, Calif. (AP Photo/Mark Lennihan)
Foto: CEO Zoom Eric Yuan (AP/Mark Lennihan)
Jakarta, CNBC Indonesia - CEO Zoom Eric Yuan akhirnya menanggapi kabar tak sedang yang beredar di masyarakat soal kedekatannya dengan China. Ia membantah perusahaannya memiliki hubungan dengan China.

Eric Yuan menduga kabar ini muncul dari kesalahan konfigurasi dalam routing data center global perusahaan yang telah diperbaiki. Namun kemudian isu ini berkembang liar dan menghasilkan informasi yang salah.


"Saya ingin meluruskan ini di sini. Saya menjadi warga negara Amerika Serikat pada Juli 2007. Saya telah hidup bahagia di Amerika sejak 1997. Zoom adalah perusahaan Amerika, didirikan dan berkantor pusat di California dan sahamnya diperdagangkan di NASDAQ," ujarnya dalam keterangan pers, Rabu (6/5/2020).

Eric Yuan menambahkan Zoom merupakan perusahaan global, dengan 21 kantor di seluruh dunia, termasuk di Inggris, Australia, Jepang, dan Perancis, di mana lebih dari setengah total karyawan berbasis di Amerika Serikat.

"Mirip dengan banyak perusahaan teknologi multinasional, Zoom memiliki operasi dan karyawan di China. Dan seperti banyak perusahaan teknologi multinasional, kantor kami di China dioperasikan oleh anak perusahaan dari perusahaan induk A.S. Insinyur kami dipekerjakan melalui anak perusahaan ini. Kami tidak menyembunyikan ini," ujarnya.

Infografis/Miliuner di Balik Aplikasi Zoom, Buat Rapat Online/Aristya Rahadian KrisabellaFoto: Infografis/Miliuner di Balik Aplikasi Zoom, Buat Rapat Online/Aristya Rahadian Krisabella
Infografis/Miliuner di Balik Aplikasi Zoom, Buat Rapat Online/Aristya Rahadian Krisabella

"Sebaliknya, kami mengungkapkan jenis informasi ini dalam pengajuan publik kami, sebagaimana layaknya. Operasi kami di China secara materi mirip dengan rekan-rekan AS kami yang juga beroperasi dan memiliki karyawan di sana."

Eric Yuan pun mengakui satu dari 17 data center perusahaan berlokasi di China. Pusat data ini berada dalam fasilitas yang dijalankan oleh perusahaan Australia terkemuka dan memiliki geofenced.

"Desainnya memastikan data pengguna di luar China daratan tetap di luar China daratan. Itu ada terutama untuk memuaskan pelanggan Fortune 500 kami yang memiliki operasi atau pelanggan di China dan ingin menggunakan platform kami untuk terhubung dengan mereka," ungkapnya.

Pengiriman data trafik Zoom ke China memang menjadi perhatian. Salah satu yang mempermasalahkan ini adalah lembaga riset Citizen Lab. Mereka menemukan ZOom mengirimkan data trafik ke China, termasuk trafik pengguna Zoom di luar China.

"Beberapa kali uji coba panggilan dari Amerika Utara, kami mengamati kunci untuk mengenkripsi dan mendeskripsi rapat yang dikirimkan ke server di Beijing, China," ujar laporan tersebut, seperti dikutip dari BBC.

Laporan tersebut menyebutkan Zoom memang memiliki kantor pusat di AS tetapi 700 karyawan dari tiga perusahaan di China yang bekerja mengembangkan aplikasi ini.

"Menjalankan pengembangan aplikasi di China mungkin untuk menekan biaya dan meningkatkan margin tetapi kebijakan ini juga bisa membuat Zoom mendapat tekanan untuk membuka data ke pemerintah China," ujar laporan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]




(roy/roy) Next Article Awas! Serangan Zoombombing di Aplikasi Zoom Sudah Masuk RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular