Bos Huawei: Saya Pemimpin Boneka

Redaksi, CNBC Indonesia
28 April 2020 16:45
Ren Zhengfei, founder and CEO of Huawei, gestures during a round table meeting with the media in Shenzhen city, south China's Guangdong province, Tuesday, Jan. 15, 2019. The founder of network gear and smart phone supplier Huawei Technologies said the tech giant would reject requests from the Chinese government to disclose confidential information about its customers. (AP Photo/Vincent Yu)
Foto: Pendiri dan CEO Huawei, Ren Zhengfei (AP Photo/Vincent Yu)
Jakarta, CNBC Indonesia - Chief Executive Huawei Technologies Ren Zhengfei dianggap salah satu pemimpin besar karena berhasil membesarkan Huawei dan kini memimpin perusahaan melewati krisis yang dihadapi perusahaan. Namun siapa sangka bila ia menyebut dirinya hanya pemimpin boneka, ketimbang pemimpin spiritual perusahaan.

Sebelum Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi kepada Huawei, Ren Zhengfei merupakan Chief Executive perusahaan yang berada di balik layar. Ia jarang memberikan keterangan pers dan banyak karyawan perusahaan mengatakan tidak pernah bertemu dengan Ren Zhengfei secara pribadi.

"Aku hanya orang tua. Apa gunanya mengingat saya? Orang-orang harus memikirkan masa depan dan dunia," ujarnya seperti dikutip dari South China Morning Post, Selasa (28/4/2020). "Harapan terbesar saya adalah minum kopi di kafe tanpa dikenali orang."

Meski jarang terlihat, pengaruh Ren Zhengfei di perusahaan sangat kuat. Hal ini terlihat di forum internal perusahaan bernama Komunitas Xinsheng. Di sana, postingan tentang Ren Zhengfei seperti dialognya dengan eksekutif perusahaan tentang reformasi dan pandangan pribadinya selali ditempatkan di depan dan tengah.

Bagi salah satu karyawan senior perusahaan yang sudah bekerja 10 tahun, Ren Zhengfei digambarkan sebagai pemimpin spiritual perusahaan. "Ren Zengfei adalah pemimpin yang sebenarnya, pemimpin spiritual di Huawei," kata karyawan.

Namun Ren Zhengfei menolak anggapan tersebut. Menurutnya, ia adalah pemimpin boneka, yang menjalankan peran sebagai simbolis. Ia menyebut pemimpin Huawei adalah tiga chief rotating perusahaan.

"Aku bukan pemimpin spiritual Huawei. Saya seorang pemimpin boneka, " ujarnya kepada Ren Zhengfei. "Saya hanya memainkan peran simbolis, seperti boneka tanah liat di kuil. Tanpa itu, kuil akan terlihat kosong, tetapi sebenarnya, sang boneka tidak benar-benar melakukan apa-apa ... Saya di Huawei tidak memiliki dampak nyata."

Huawei sedang menghadapi krisis. Presiden Donald Trump telah memasukkan perusahaan dalam daftar hitam (blacklist) sejak Mei 2019. Perusahaan AS harus mendapatkan izin dari Departemen Perdagangan AS bila ingin berbisnis dengan Huawei.

Kebijakan ini telah berdampak pada perusahaan karena Google tidak diberi izin untuk menggunakan lisensi Android sehingga ponsel terbaru Huawei tak bisa menggunakan aplikasi bawaan dari Android seperti Gmail, Play Store dan Maps.

Huawei juga menghadapi tudingan AS soal perangkat 5G buatannya bisa disisipi oleh pemerintah China untuk memata-matai negara lain. Tudingan ini terus ditampik oleh Huawei.

Putri Ren Zhengfei, Meng Wanzhou masih berada di Kanada, ia masuk tahanan rumah dan menanti ekstradisi ke AS, dengan tuduhan memanipulasi perbankan AS untuk berbisnis dengan Iran.

[Gambas:Video CNBC]




(roy/roy) Next Article Harapan Bos Huawei: 'Rujuk' dengan Google Android

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular