Pejabat AS: Covid-19 Lebih Cepat Mati Kena Sinar Matahari

Redaksi, CNBC Indonesia
24 April 2020 13:13
A medic of the Elmhurst Hospital Center medical team reacts after stepping outside of the emergency room, Saturday, April 4, 2020, in the Queens borough of New York. The new coronavirus causes mild or moderate symptoms for most people, but for some, especially older adults and people with existing health problems, it can cause more severe illness or death. (AP Photo/Mary Altaffer)
Foto: Wabah Virus Corona di New York (AP/Mary Altaffer)
Jakarta, CNBC Indonesia - Apakah musim panas atau musim kemarau akan membunuh virus corona Covid-19 masih terus jadi perdebatan. Penelitian terbaru Amerika Serikat (AS) menyatakan sinar matahari, panas, dan kelembaban yang naik lebih cepat mematikan virus corona.

Direktur divisi sains dan teknologi di Department of Homeland Security, William Bryan mengatakan, peneliti AS telah menemukan bahwa virus corona akan bertahan lama dalam kondisi kering tetapi virus ini semakin tak berdaya ketika suhu dan kelembaban udara meningkat, terutama bila terkena matahari.


"Virus ini lebih cepat mati bila terkena sinar matahari langsung," ujarnya dalam konferensi pers di Gedung Putih, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (24/4/2020).

Menurut Presiden Donald Trump, temuan ini harus ditafsirkan dengan hati-hati. Namun ia mengklaim penemuan ini sebagai pembenaran atas pernyataannya yang sebelumnya yang sebut virus corona akan berkurang ketika musim panas.

Donald Trump menambahkan pada awal musim panas, warga AS perlu menjaga jarak dulu. "Saya pernah mengatakan virus ini mungkin hilang dengan panas dan cahaya [matahari], dan orang-orang tidak terlalu suka dengan pernyataan ini," ujarnya.

Informasi saja, musim panas di AS terjadi pada bulan Juni hingga September tahun ini. Temuan ini memberikan harapan virus corona akan seperti influenza yang tidak terlalu menular ketika musim panas.

Namun perlu dicatat, virus corona juga tetap mematikan ketika berada di negara-negara hangat seperti Singapura sehingga menimbulkan perdebatan apakah soal dampak lingkungan.

[Gambas:Video CNBC]




(roy/roy) Next Article Pejabat AS Sebut Sinar Matahari Matikan Corona, Apa Kata WHO?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular