
Israel Setop Pakai Aplikasi Lacak Corona via Ponsel, Kenapa?
Redaksi, CNBC Indonesia
23 April 2020 10:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Parlemen Israel menghentikan sementara kebijakan penggunaan data ponsel oleh polisi untuk melacak pasien positif virus corona Covid-19 karena masalah privasi.
Bulan lalu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengizinkan polisi mengunakan data ponsel untuk mematau pasien corona atau orang dalam pengawasan (ODP) corona yang melakukan isolasi mandiri, agar mereka tak keluar dari rumah.
Polisi Israel menggunakan teknologi anti-terorisme yang dikembangkan oleh badan keamanan Shin Bet untuk memetakan pergerakan dan pola infeksi. Hal ini mendorong protes dari kelompok-kelompok kebebasan sipil.
Kini Parlemen Israel tidak memberikan restu pada polisi dan pemerintah untuk kembali menggunakan aplikasi tersebut untuk memantau warganya.
"Utilitas yang ditawarkan oleh ini (pelacakan ponsel) melebihi kerugian besar yang ditimbulkannya pada privasi," kata anggota komite Ayelet Shaked di Twitter. Ia menyebut dengan teknologi ini polisi dapat melakukan kunjungan ke rumah-rumah karantina yang dianggap mengganggu privasi.
Juru bicara komite mengatakan polisi telah melakukan 500 pemeriksaan lokasi ponsel secara acak dalam sehari, ini berdasarkan daftar yang disediakan oleh Departemen Kesehatan, yang percaya bahwa 15% dari mereka yang diisolasi di rumah melanggar perintah.
Seorang juru bicara polisi mengatakan 203 pelanggar telah ditangkap, dan mereka sering melacak para pasien ini dengan melibatkan lokasi ponsel. Dalam pengejaran tersebut, polisi mendapatkan izin pengadilan untuk mengakses data ponsel, kata juru bicara komite.
(roy/roy) Next Article Canggihnya Cara Singapura Lacak Corona: Pakai HP & Bluetooth
Bulan lalu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengizinkan polisi mengunakan data ponsel untuk mematau pasien corona atau orang dalam pengawasan (ODP) corona yang melakukan isolasi mandiri, agar mereka tak keluar dari rumah.
"Utilitas yang ditawarkan oleh ini (pelacakan ponsel) melebihi kerugian besar yang ditimbulkannya pada privasi," kata anggota komite Ayelet Shaked di Twitter. Ia menyebut dengan teknologi ini polisi dapat melakukan kunjungan ke rumah-rumah karantina yang dianggap mengganggu privasi.
Juru bicara komite mengatakan polisi telah melakukan 500 pemeriksaan lokasi ponsel secara acak dalam sehari, ini berdasarkan daftar yang disediakan oleh Departemen Kesehatan, yang percaya bahwa 15% dari mereka yang diisolasi di rumah melanggar perintah.
Seorang juru bicara polisi mengatakan 203 pelanggar telah ditangkap, dan mereka sering melacak para pasien ini dengan melibatkan lokasi ponsel. Dalam pengejaran tersebut, polisi mendapatkan izin pengadilan untuk mengakses data ponsel, kata juru bicara komite.
(roy/roy) Next Article Canggihnya Cara Singapura Lacak Corona: Pakai HP & Bluetooth
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular