
Nadiem Makarim Luncurkan Aplikasi RECON, Senjata Lawan Corona
Redaksi, CNBC Indonesia
14 April 2020 11:23

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim meluncurkan sebauh program online untuk memfasilitasi pelibatan publik dalam penanganan virus corona Covid-19 yang diberi nama Relawan Covid-19 Nasional (RECON).
Platform berbasis web ini menjadi media monitoring dan evaluasi bagi program relawan kemanusiaan Ditjen Dikti, serta membantu kegiatan preventif dan promotif penanganan Covid-19 di Indonesia.
"Saya ucapkan selamat atas diluncurkannya aplikasi ini. Semoga semakin memudahkan masyarakat dalam mengatasi pandemi ini serta bagi para relawan dan pembimbingnya untuk melakukan tugas-tugasnya dalam membantu Pemerintah menangani pandemi Covid-19," ujar Mendikbud Nadiem Makarim, dalam keterangan pers, seperti dikutip Selasa (14/4/2020).
Platform RECON akan menghubungkan kerja berbagai relawan kemanusiaan Ditjen Dikti secara nasional dari masing-masing wilayah tugas. "Semangat gotong royong, kemampuan kita untuk berkolaborasi, mengesampingkan berbagai macam perbedaan dan mengedepankan tujuan bersama untuk melawan Covid-19 akan sangat menentukan seberapa cepat kita bisa melalui masa sulit ini," tambah Nadiem.
Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Nizam menjelaskan RECON didesain sebagai media manajemen relawan Covid-19, terutama relawan mahasiswa kesehatan yang sudah tergabung. RECON juga berfungsi memfasilitasi relawan untuk dapat memberikan layanan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) serta pendampingan secara daring kepada masyarakat.
Platform ini juga dapat memfasilitasi kegiatan tracing/tracking orang dalam pemantauan (ODP), konsultasi dan pendampingan tenaga medis, serta menjadi media untuk meningkatkan edukasi publik terhadap pencegahan dan penanganan Covid-19 di Indonesia. Hal tersebut dilakukan oleh para relawan mahasiswa kesehatan dan para dokter sebagai case manager (CM).
"Implementasi platform ini akan lebih banyak berada di Fakultas Kedokteran yang terhubung di dalam Asosiasi Pendidikan Kedokteran Indonesia, dan adik-adik mahasiswa yang terkoordinasi melalui Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia," jelas Nizam.
RECON dapat diakses melalui tautan https://relawan.kemdikbud.go.id. Nizam menjelaskan bahwa platform ini akan terus dikembangkan lebih lanjut oleh tim Teknologi Informasi dan Komunikasi Ditjen Dikti. "Sampai saat ini juga sedang dalam proses diintegrasikan dengan aplikasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sehingga manfaatnya nanti akan lebih dirasakan masyarakat secara luas," ucapnya.
Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Aris Junaidi mengungkapkan saat ini telah tergabung lebih dari 15 ribu relawan untuk mendukung Pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19.
Rinciannya terdiri dari tenaga medis/kesehatan (2.136), mahasiswa co-asistensi atau yang sedang menempuh pendidikan profesi dokter Indonesia (1.062), mahasiswa S-1 Kedokteran (2.493), mahasiswa bidang farmasi (461), mahasiswa kebidanan (315), mahasiswa keperawatan (1.272), mahasiswa kesehatan masyarakat (744), dan mahasiswa bidang kesehatan lain (3.031), serta mahasiswa nonkesehatan (2.739) dan kelompok masyarakat umum (1.442).
Tugas para relawan ini sebagian besar untuk melakukan Komunikasi, Edukasi, dan Informasi (KIE) serta pendampingan secara daring melalui platform RECON, konsultasi langsung dilayani melalui aplikasi WhatssApp atau aplikasi komunikasi lain.
"Yang kedua, apabila mendesak sekali dan dapat membantu melakukan contact tracing tanpa bertemu pasien, ini dilakukan di bawah supervisi case manager di tiap wilayah AIPKI wilayah I sampai dengan VI," jelas Aris Junaidi.
(roy/roy) Next Article Merasa Beruntung Belum Kena Covid? Bisa Jadi ini Penyebabnya
Platform berbasis web ini menjadi media monitoring dan evaluasi bagi program relawan kemanusiaan Ditjen Dikti, serta membantu kegiatan preventif dan promotif penanganan Covid-19 di Indonesia.
"Saya ucapkan selamat atas diluncurkannya aplikasi ini. Semoga semakin memudahkan masyarakat dalam mengatasi pandemi ini serta bagi para relawan dan pembimbingnya untuk melakukan tugas-tugasnya dalam membantu Pemerintah menangani pandemi Covid-19," ujar Mendikbud Nadiem Makarim, dalam keterangan pers, seperti dikutip Selasa (14/4/2020).
Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Nizam menjelaskan RECON didesain sebagai media manajemen relawan Covid-19, terutama relawan mahasiswa kesehatan yang sudah tergabung. RECON juga berfungsi memfasilitasi relawan untuk dapat memberikan layanan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) serta pendampingan secara daring kepada masyarakat.
Platform ini juga dapat memfasilitasi kegiatan tracing/tracking orang dalam pemantauan (ODP), konsultasi dan pendampingan tenaga medis, serta menjadi media untuk meningkatkan edukasi publik terhadap pencegahan dan penanganan Covid-19 di Indonesia. Hal tersebut dilakukan oleh para relawan mahasiswa kesehatan dan para dokter sebagai case manager (CM).
"Implementasi platform ini akan lebih banyak berada di Fakultas Kedokteran yang terhubung di dalam Asosiasi Pendidikan Kedokteran Indonesia, dan adik-adik mahasiswa yang terkoordinasi melalui Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia," jelas Nizam.
RECON dapat diakses melalui tautan https://relawan.kemdikbud.go.id. Nizam menjelaskan bahwa platform ini akan terus dikembangkan lebih lanjut oleh tim Teknologi Informasi dan Komunikasi Ditjen Dikti. "Sampai saat ini juga sedang dalam proses diintegrasikan dengan aplikasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sehingga manfaatnya nanti akan lebih dirasakan masyarakat secara luas," ucapnya.
Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Aris Junaidi mengungkapkan saat ini telah tergabung lebih dari 15 ribu relawan untuk mendukung Pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19.
Rinciannya terdiri dari tenaga medis/kesehatan (2.136), mahasiswa co-asistensi atau yang sedang menempuh pendidikan profesi dokter Indonesia (1.062), mahasiswa S-1 Kedokteran (2.493), mahasiswa bidang farmasi (461), mahasiswa kebidanan (315), mahasiswa keperawatan (1.272), mahasiswa kesehatan masyarakat (744), dan mahasiswa bidang kesehatan lain (3.031), serta mahasiswa nonkesehatan (2.739) dan kelompok masyarakat umum (1.442).
Tugas para relawan ini sebagian besar untuk melakukan Komunikasi, Edukasi, dan Informasi (KIE) serta pendampingan secara daring melalui platform RECON, konsultasi langsung dilayani melalui aplikasi WhatssApp atau aplikasi komunikasi lain.
"Yang kedua, apabila mendesak sekali dan dapat membantu melakukan contact tracing tanpa bertemu pasien, ini dilakukan di bawah supervisi case manager di tiap wilayah AIPKI wilayah I sampai dengan VI," jelas Aris Junaidi.
(roy/roy) Next Article Merasa Beruntung Belum Kena Covid? Bisa Jadi ini Penyebabnya
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular