6 Aplikasi ini Bisa Tracing Persebaran Virus Corona
07 April 2020 14:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Mengganasnya virus corona Covid-19 di seluruh dunia membuat berbagai instansi pemerintah maupun swasta berupaya meredam wabah ini. Salah satunya dengan menciptakan aplikasi pelacakan (tracing) terhadap masyarakat di suatu negara.
Penggunaan aplikasi dinilai sangat efesien karena berguna melacak pergerakkan pasien yang terjangkit corona sehingga bisa lebih mudah mendeteksi penyebarannya.
Berikut beberapa aplikasi tracing yang digunakan untuk melacak pasien kasus corona, penyebaran, hingga dapat melihat kondisi kesehatan masyarakat:
1. PeduliLindungi
PeduliLindungi adalah aplikasi yang dikembangkan oleh anak bangsa dan diperkenalkan langsung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagai salah satu upaya untuk meredam wabah virus corona di Indonesia.
Cara kerjanya mengandalkan partisipasi masyarakat untuk saling membagikan data lokasinya saat bepergian agar penelusuran kontak dengan penderita Covid-19 dapat dilakukan. Aplikasi ini sudah bisa diunduh melalui perangkat Android secara gratis.
2. TraceTogether
Aplikasi TraceTogether dikembangkan oleh Singapura yang fungsinya mengidentifikasi orang-orang yang mungkin terpapar corona. Aplikasi ini bekerja dengan memanfaatkan sinyal Bluetooth yang terhubung dari satu ponsel ke ponsel lain dengan jarak maksimal 2 meter.
Saat ada orang terdeteksi terinfeksi corona, pemerintah akan menghubungi warga yang dekat dan meminta untuk menyetorkan data lokasi ponsel ke pemerintah untuk melakukan pelacakan dan interaksi yang pernah dilakukan.
3. Covid Symptom Tracker
Aplikasi hasil ciptaan kolaborasi antara peneliti di King's College London, rumah sakit Guy and St Thomas, dan perusahaan pengetahuan data kesehatan ZOE berharap aplikasi pelacakannya ini bisa dipakai oleh kepentingan negara, terutama di Inggris.
Aplikasi yang bisa membantu melacak persebaran Covid-19 dan mengetahui siapa yang paling besar ada dalam risiko dengan meminta penggunanya untuk meluangkan waktu 1 menit setiap harinya guna melaporkan kondisi kesehatannya, apakah sehat atau tidak.
4. AC19
Pemerintah Iran telah merilis sebuah aplikasi pelacakan bernama AC19 dan meminta jutaan warganya untuk menginstal aplikasi tersebut sebelum pergi ke rumah sakit atau pusat kesehatan.
Aplikasi ini diklaim bisa mendeteksi apakah orang terinfeksi corona atau tidak dalam hitungan detik secara real-time. Aplikasi ini juga akan memberikan referensi apakah warga harus segera pergi ke rumah sakit atau karantina mandiri.
5. Home Quarantine
Aplikasi ciptaan pemerintah Polandia ini ditujukan bagi warganya untuk memastikan orang tetap berada di rumah selama masa karantina selama 14 hari. Cara kerjanya warga polandia harus mengirimkan foto selfie ke aplikasi ini selama 14 hari.
Pemerintah Polandia secara otomatis membuat akun untuk pasien yang harus karantina, termasuk orang yang kembali dari luar negeri. Jika waktu foto selfie tidak diunggah dalam kurun waktu 24 jam, maka polisi akan melakukan kunjungan.
6. Close Contact Detector
Aplikasi ini dikembangkan oleh pihak pemerintah China yang bekerja sama dengan perusahaan China Electronics Technology Group Corp (CETC). Nantinya CETC mengandalkan data dari sejumlah lembaga pemerintah terkait untuk melacak pegerakkan warganya.
China mengklaim aplikasi ini mampu mengindikasikan status kesehatan seseorang sehingga pengguna dapat tahu kondisi seseorang apakah tengah mengidap virus corona atau tidak karena sudah dilacak menggunakan data terlebih dahulu.
(roy/roy)
Penggunaan aplikasi dinilai sangat efesien karena berguna melacak pergerakkan pasien yang terjangkit corona sehingga bisa lebih mudah mendeteksi penyebarannya.
Berikut beberapa aplikasi tracing yang digunakan untuk melacak pasien kasus corona, penyebaran, hingga dapat melihat kondisi kesehatan masyarakat:
1. PeduliLindungi
PeduliLindungi adalah aplikasi yang dikembangkan oleh anak bangsa dan diperkenalkan langsung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagai salah satu upaya untuk meredam wabah virus corona di Indonesia.
Cara kerjanya mengandalkan partisipasi masyarakat untuk saling membagikan data lokasinya saat bepergian agar penelusuran kontak dengan penderita Covid-19 dapat dilakukan. Aplikasi ini sudah bisa diunduh melalui perangkat Android secara gratis.
2. TraceTogether
Aplikasi TraceTogether dikembangkan oleh Singapura yang fungsinya mengidentifikasi orang-orang yang mungkin terpapar corona. Aplikasi ini bekerja dengan memanfaatkan sinyal Bluetooth yang terhubung dari satu ponsel ke ponsel lain dengan jarak maksimal 2 meter.
Saat ada orang terdeteksi terinfeksi corona, pemerintah akan menghubungi warga yang dekat dan meminta untuk menyetorkan data lokasi ponsel ke pemerintah untuk melakukan pelacakan dan interaksi yang pernah dilakukan.
3. Covid Symptom Tracker
Aplikasi hasil ciptaan kolaborasi antara peneliti di King's College London, rumah sakit Guy and St Thomas, dan perusahaan pengetahuan data kesehatan ZOE berharap aplikasi pelacakannya ini bisa dipakai oleh kepentingan negara, terutama di Inggris.
Aplikasi yang bisa membantu melacak persebaran Covid-19 dan mengetahui siapa yang paling besar ada dalam risiko dengan meminta penggunanya untuk meluangkan waktu 1 menit setiap harinya guna melaporkan kondisi kesehatannya, apakah sehat atau tidak.
4. AC19
Pemerintah Iran telah merilis sebuah aplikasi pelacakan bernama AC19 dan meminta jutaan warganya untuk menginstal aplikasi tersebut sebelum pergi ke rumah sakit atau pusat kesehatan.
Aplikasi ini diklaim bisa mendeteksi apakah orang terinfeksi corona atau tidak dalam hitungan detik secara real-time. Aplikasi ini juga akan memberikan referensi apakah warga harus segera pergi ke rumah sakit atau karantina mandiri.
5. Home Quarantine
Aplikasi ciptaan pemerintah Polandia ini ditujukan bagi warganya untuk memastikan orang tetap berada di rumah selama masa karantina selama 14 hari. Cara kerjanya warga polandia harus mengirimkan foto selfie ke aplikasi ini selama 14 hari.
Pemerintah Polandia secara otomatis membuat akun untuk pasien yang harus karantina, termasuk orang yang kembali dari luar negeri. Jika waktu foto selfie tidak diunggah dalam kurun waktu 24 jam, maka polisi akan melakukan kunjungan.
6. Close Contact Detector
Aplikasi ini dikembangkan oleh pihak pemerintah China yang bekerja sama dengan perusahaan China Electronics Technology Group Corp (CETC). Nantinya CETC mengandalkan data dari sejumlah lembaga pemerintah terkait untuk melacak pegerakkan warganya.
China mengklaim aplikasi ini mampu mengindikasikan status kesehatan seseorang sehingga pengguna dapat tahu kondisi seseorang apakah tengah mengidap virus corona atau tidak karena sudah dilacak menggunakan data terlebih dahulu.
Artikel Selanjutnya
Ini Aplikasi Trace Together, Buat Lacak Pasien Corona di RI
(roy/roy)