
Intip Rahasia Bigdata Grab dalam Memahami Kebutuhan Customer
Yuni Astutik, CNBC Indonesia
17 March 2020 13:23

Jakarta, CNBC Indonesia - Grab menyatakan jika data mempunyai peran penting dalam menentukan inovasi, dimana hal ini bagian dari tim pemetaan.
Head of MapOps, Grab Indonesia, Ariek Wisnu Wibisono mengatakan big data juga bertujuan untuk memecahkan masalah kemacetan hingga akses bagi jutaan pengusaha mikro dan pelanggan adalah target Grab.
"Sejalan dengan komitmen GrabForGood, Grab ingin memastikan bahwa setiap orang dapat menikmati manfaat dari ekonomi digital. Menyediakan platform yang aman, nyaman dan terus berinovasi untuk menyesuaikan kebutuhan mereka menjadi hal yang paling penting," katanya di Jakarta, Selasa (17/3/2020).
Untuk itu, Grab memiliki sistem mapping untuk memberikan kesempatan mendapatkan penghasilan yang lebih efisien bagi mitra pengemudi. Tak hanya itu, sistem tersebut juga berguna untuk pengalaman pemesanan yang lebih mudah bagi pelanggan.
Sistem tersebut yang pertama adalah modifikasi titik temu demi ketertiban. Grab bekerja sama dengan Dinas Perhubungan di beberapa kota, tim pemetaan Grab juga memodifikasi beberapa titik jemput di daerah rawan macet untuk memastikan mitra pengemudi dan penumpang dapat bertemu di area yang telah disediakan.
Saat ini, sudah terdapat beberapa titik jemput yang dimodifikasi termasuk, Grab Lounge Terminal Bungurasih, Stasiun Kutoarjo, Stasiun Malang Kota Baru, Stasiun Surabaya Gubeng, Stasiun Sudirman, dan Pasar Blora.
Pilihan lokasi titik jemput atau titik pengantaran di dalam aplikasi Grab di daerah tersebut juga telah disesuaikan agar pelanggan hanya dapat memilih titik spesifik yang telah disediakan sebagai titik temu, sebagai upaya untuk mengurangi penumpukan mitra pengemudi dan mengurai kemacetan.
Kedua, menemukan rute terbaik yang dilakukan dengan menangkap data perjalanan mitra pengemudi. Grab dapat menemukan berbagai jalur baru yang dilewati oleh mitra pengemudi.
Semua data perjalanan tersebut dikumpulkan sehingga Grab bisa memperkirakan jarak dan jalan yang akan ditempuh pengguna ke suatu tempat dengan memberikan rekomendasi rute terbaik. Selain perjalanan lebih efisien, kami juga dapat memberikan harga terbaik bagi pelanggan dan mitra pengemudi.
Selanjutnya adalah alokasi pengemudi yang seimbang. Grab mengembangkan fitur Heatmap bagi mitra pengemudi dalam aplikasi. Melalui Heatmap, Grab dapat mengetahui, memantau, memetakan, dan menghitung metrik kebutuhan (permintaan) layanan Grab di lokasi tertentu.
Melalui sistem tersebut, Grab akan menginformasikan kepada mitra pengemudi secara efektif untuk memastikan adanya mitra pengemudi yang cukup untuk memenuhi permintaan di daerah tersebut.
Kemudian melalui sistem, Grab memberikan saran perjalanan otomatis sesuai pola pengguna. Big data tidak hanya digunakan untuk membuat inovasi yang terlihat besar. Sebagai pengingat, saat akan memesan layanan Grab, aplikasi akan memberikan "Saran Perjalanan" menuju rute tujuan. Misalnya, di sore hari, akan muncul pilihan perjalanan dari kantor menuju ke rumah pelanggan yang bisa dipilih dengan cepat untuk menuju destinasi pilihan penggunanya.
Terakhir adalah Big Data juga memudahkan dan Menertibkan Proses Penjemputan. Titik penjemputan juga menjadi poin penting dalam layanan Grab. Oleh karena itu, untuk mempermudah titik temu pengguna dan mitra pengemudi ataupun mitra GrabFood yang mencari restoran di sebuah lokasi, Grab telah menambahkan lebih dari 10 juta Point of Interest (POI) di Indonesia dan hampir 20 juta POI di Asia Tenggara.
Bahkan untuk menuju titik jemput dengan mudah bagi pelanggan, Grab juga telah menghadirkan fitur Venues untuk memberikan panduan visual dalam aplikasi untuk menuju titik jemput yang mereka pilih. Hal ini dimungkinkan dengan pengembangan pemetaan dan kebiasaan dari mitra dan pengguna untuk bertemu. Hingga hari ini, sudah ada lebih dari 2.500 Venues di aplikasi Grab.
(dob/dob) Next Article Berkat Bigdata, Grab Hadirkan 10 Juta Titik Jemput di RI
Head of MapOps, Grab Indonesia, Ariek Wisnu Wibisono mengatakan big data juga bertujuan untuk memecahkan masalah kemacetan hingga akses bagi jutaan pengusaha mikro dan pelanggan adalah target Grab.
"Sejalan dengan komitmen GrabForGood, Grab ingin memastikan bahwa setiap orang dapat menikmati manfaat dari ekonomi digital. Menyediakan platform yang aman, nyaman dan terus berinovasi untuk menyesuaikan kebutuhan mereka menjadi hal yang paling penting," katanya di Jakarta, Selasa (17/3/2020).
Sistem tersebut yang pertama adalah modifikasi titik temu demi ketertiban. Grab bekerja sama dengan Dinas Perhubungan di beberapa kota, tim pemetaan Grab juga memodifikasi beberapa titik jemput di daerah rawan macet untuk memastikan mitra pengemudi dan penumpang dapat bertemu di area yang telah disediakan.
Saat ini, sudah terdapat beberapa titik jemput yang dimodifikasi termasuk, Grab Lounge Terminal Bungurasih, Stasiun Kutoarjo, Stasiun Malang Kota Baru, Stasiun Surabaya Gubeng, Stasiun Sudirman, dan Pasar Blora.
Pilihan lokasi titik jemput atau titik pengantaran di dalam aplikasi Grab di daerah tersebut juga telah disesuaikan agar pelanggan hanya dapat memilih titik spesifik yang telah disediakan sebagai titik temu, sebagai upaya untuk mengurangi penumpukan mitra pengemudi dan mengurai kemacetan.
Kedua, menemukan rute terbaik yang dilakukan dengan menangkap data perjalanan mitra pengemudi. Grab dapat menemukan berbagai jalur baru yang dilewati oleh mitra pengemudi.
Semua data perjalanan tersebut dikumpulkan sehingga Grab bisa memperkirakan jarak dan jalan yang akan ditempuh pengguna ke suatu tempat dengan memberikan rekomendasi rute terbaik. Selain perjalanan lebih efisien, kami juga dapat memberikan harga terbaik bagi pelanggan dan mitra pengemudi.
Selanjutnya adalah alokasi pengemudi yang seimbang. Grab mengembangkan fitur Heatmap bagi mitra pengemudi dalam aplikasi. Melalui Heatmap, Grab dapat mengetahui, memantau, memetakan, dan menghitung metrik kebutuhan (permintaan) layanan Grab di lokasi tertentu.
Melalui sistem tersebut, Grab akan menginformasikan kepada mitra pengemudi secara efektif untuk memastikan adanya mitra pengemudi yang cukup untuk memenuhi permintaan di daerah tersebut.
Kemudian melalui sistem, Grab memberikan saran perjalanan otomatis sesuai pola pengguna. Big data tidak hanya digunakan untuk membuat inovasi yang terlihat besar. Sebagai pengingat, saat akan memesan layanan Grab, aplikasi akan memberikan "Saran Perjalanan" menuju rute tujuan. Misalnya, di sore hari, akan muncul pilihan perjalanan dari kantor menuju ke rumah pelanggan yang bisa dipilih dengan cepat untuk menuju destinasi pilihan penggunanya.
Terakhir adalah Big Data juga memudahkan dan Menertibkan Proses Penjemputan. Titik penjemputan juga menjadi poin penting dalam layanan Grab. Oleh karena itu, untuk mempermudah titik temu pengguna dan mitra pengemudi ataupun mitra GrabFood yang mencari restoran di sebuah lokasi, Grab telah menambahkan lebih dari 10 juta Point of Interest (POI) di Indonesia dan hampir 20 juta POI di Asia Tenggara.
Bahkan untuk menuju titik jemput dengan mudah bagi pelanggan, Grab juga telah menghadirkan fitur Venues untuk memberikan panduan visual dalam aplikasi untuk menuju titik jemput yang mereka pilih. Hal ini dimungkinkan dengan pengembangan pemetaan dan kebiasaan dari mitra dan pengguna untuk bertemu. Hingga hari ini, sudah ada lebih dari 2.500 Venues di aplikasi Grab.
(dob/dob) Next Article Berkat Bigdata, Grab Hadirkan 10 Juta Titik Jemput di RI
Most Popular