
Trump Kembali Tunda Jatuhkan Sanksi Berat ke Huawei, Kenapa?
CNBC Indonesia, CNBC Indonesia
11 March 2020 14:21

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintahan Donald Trump mengatakan akan memberikan perpanjangan lisensi bagi perusahaan AS untuk berbisnis dengan Huawei hingga 15 Mei 2020. Ini Kelima kalinya kebijakan ini diperpanjang.
Selain memperpanjang lisensi, Departemen Perdagangan AS juga meminta tanggapan publik soal "dampak bagi perusahaan atau organisasi anda jika lisensi tidak diperpanjang?" dan dampak bisa lisensi tersebut dihentikan, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (11/3/2020).
Informasi saja, pada 15 Mei 2019, Presiden Donald Trump mendeklarasikan darurat teknologi yang membuat Huawei dimasukkan dalam daftar hitam (blacklist) perusahaan yang tidak boleh berbisnis dengan perusahaan AS. Namun kebijakan ini ditunda selama 90 hari sebagai masa transisi.
Selama masa transisi ini perusahaan AS yang ingin berbisnis dengan Huawei harus mendapatkan lisensi dari Departemen Perdagangan. Namun masa transisi tersebut kembali ditunda hingga satu tahun.
Alasan panjangnya masa transisi ini karena daerah pedesaan AS sangat tergantung pada produk Huawei. Banyak perusahaan di daerah pedesaan AS mengoperasikan jaringan nirkabel dengan perangkat Huawei.
Bulan lalu, Kongres AS meloloskan undang-undang yang memberikan kompensasi ke penyedia jasa telekomunikasi untuk mengganti peralatan di jaringan mereka yang dianggap menimbulkan risiko keamanan.
Selain itu, banyak perusahaan AS yang memasok produk ke Huawei di mana pelarangan tersebut bisa membuat bisnis dan pendapatan perusahaan terganggu. Bagi Huawei larangan menggunakan produk AS bisa memberatkan bisnis mereka.
Sebab itulah Huawei mulai mengembangkan produk dan layanan tanpa mengandalkan produk dari perusahaan AS. Salah satunya, Huawei kini sudah memproduksi cipset sendiri bernama Kirin, dan sistem operasi HarmonyOS yang disebut akan menggantikan Android.
(roy/roy) Next Article Bos Huawei: Politisi Tertentu AS Ingin Bunuh Perusahaan Kami
Selain memperpanjang lisensi, Departemen Perdagangan AS juga meminta tanggapan publik soal "dampak bagi perusahaan atau organisasi anda jika lisensi tidak diperpanjang?" dan dampak bisa lisensi tersebut dihentikan, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (11/3/2020).
Informasi saja, pada 15 Mei 2019, Presiden Donald Trump mendeklarasikan darurat teknologi yang membuat Huawei dimasukkan dalam daftar hitam (blacklist) perusahaan yang tidak boleh berbisnis dengan perusahaan AS. Namun kebijakan ini ditunda selama 90 hari sebagai masa transisi.
Alasan panjangnya masa transisi ini karena daerah pedesaan AS sangat tergantung pada produk Huawei. Banyak perusahaan di daerah pedesaan AS mengoperasikan jaringan nirkabel dengan perangkat Huawei.
Bulan lalu, Kongres AS meloloskan undang-undang yang memberikan kompensasi ke penyedia jasa telekomunikasi untuk mengganti peralatan di jaringan mereka yang dianggap menimbulkan risiko keamanan.
Selain itu, banyak perusahaan AS yang memasok produk ke Huawei di mana pelarangan tersebut bisa membuat bisnis dan pendapatan perusahaan terganggu. Bagi Huawei larangan menggunakan produk AS bisa memberatkan bisnis mereka.
Sebab itulah Huawei mulai mengembangkan produk dan layanan tanpa mengandalkan produk dari perusahaan AS. Salah satunya, Huawei kini sudah memproduksi cipset sendiri bernama Kirin, dan sistem operasi HarmonyOS yang disebut akan menggantikan Android.
(roy/roy) Next Article Bos Huawei: Politisi Tertentu AS Ingin Bunuh Perusahaan Kami
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular