Disanksi Trump, Huawei Mampu Cetak Laba Rp 143,6 Triliun

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
31 March 2021 18:44
The company logo is seen at the office of Huawei in Beijing, December 6, 2018.  REUTERS/Thomas Peter
Foto: Logo perusahaan di kantor Huawei di Beijing, 6 Desember 2018. REUTERS / Thomas Peter

Jakarta, CNBC Indonesia - Selama tahun 2020, Huawei mencatatkan kenaikan pertumbuhan laba perusahaan. Namun memang kenaikannya hanya 3,2% tidak sebesar tahun sebelumnya yang mencapai 5,6%.

Dalam laporan keuangannya laba bersih Huawei mencapai 64,6 miliar yuan atau sekitar Rp143,6 triliun, dikutip Reuters, Rabu (30/3/2021).

Kenaikan ini bahkan terjadi saat perusahaan harus mengalami banyak masalah. Yakni terkena dampak pandemi serta masih masuk dalam daftar hitam pemerintahan Donald Trump.

Tahun ini menandakan dua tahun Huawei berada di daftar hitam tersebut. Keputusan tersebut membuat raksasa teknologi China dilarang mengakses teknologi dari AS.

Dampaknya Huawei kesulitan untuk merancang chip dan komponen yang berasal dari pihak luar. Selain itu bisnis handset perusahaan juga sempat terpuruk.

Namun laporan Huawei menyebutkan bisnis konsumernya termasuk smartphone memperoleh 482,9 miliar atau Rp1.065 triliun. Jumlah itu naik 3,3% dari tahun ke tahun dan menyumbang setengah pendapatan perusahaan tersebut.

Juru bicara Huawei menyebutkan pendapatan tersebut berasal dari produk di luar smartphone, yakni smartwatch serta laptop.

Teknologi 5G Huawei juga masih ada peningkatan pendapatan. Tapi memang hanya meningkat 0,2 persen dari tahun sebelumnya menjadi 302,6 miliar yuan atau Rp668,3 triliun.

Sementara itu, kampung halaman Huawei, China masih menjadi pasar terbesarnya. Pendapatan perusahaan di negara tersebut naik 15,4% menjadi 584,9 miliar yuan atau Rp1.291 triliun.

Sedangkan hampir di seluruh kawasan di luar China, pendapatan Huawei menurun. Misalnya Eropa, Timur Tengah dan Afrika menurun 12,2% menjadi 180,8 miliar atau Rp402 triliun.

Di Asia turun 8,7% menjadi 64,4 miliar yuan atau Rp142,2 triliun. Untuk penurunan terbesar terjadi di Amerika yakni mencapai 24,5% jadi 39,6 miliar yuan atau sekitar Rp87,4 triliun.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pahit! Begini Kado Perpisahan Trump untuk Huawei

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular