Bos Huawei: Politisi Tertentu AS Ingin Bunuh Perusahaan Kami

Jakarta, CNBC Indonesia - Pendiri dan Bos Huawei Ren Zhengfei menyebut ada politisi tertentu di Amerika Serikat (AS) yang ingin membunuh Huawei melalui berbagai sanksi yang dijatuhkan Paman Sam ke raksasa teknologi China.
Hal ini diungkapkannya dalam acara perpisahan dengan karyawan Honor setelah brand smartphone murah ini dijual Huawei ke konsorsium Shenzhen Zhixian New Information Technology, yang terdiri dari 30 agen dan diler Honor.
Huawei memutuskan untuk menjual bisnis ponsel Honor ke konsorsium Shenzhen Zhixian New Information Technology guna menyelamatkan brand smartphone murah ini dari sanksi pembatasan pasokan chip yang dijatuhkan AS ke Huawei.
"Gelombang demi gelombang sanksi AS yang berat terhadap Huawei telah membuat kami akhirnya mengerti, politisi tertentu Amerika ingin membunuh kami, bukan hanya mengoreksi kami," ujar Ren Zhengfei seperti dikutip dari Reuters, Jumat (27/11/2020).
Ren Zhengfei juga berpesan agar Honor memiliki kinerja lebih bagus daripada Huawei di masa mendatang. Ia meminta Honor untuk menjadi pesaing terbesar Huawei setelah divestasi ini, dan menjungkalkan Huawei harus menjadi slogan motivasi karyawan Honor.
"Kami adalah pesaing Anda di masa depan," katanya.
Huawei memang dijatuhi sanksi berat oleh AS. Hingga kini AS tak memberikan izin pada Huawei untuk menggunakan lisensi Android sehingga smartphonenya tak bisa mendapatkan aplikasi bawaan Google seperti Gmail, Yahoo, Google Play Store hingga Google Maps.
Baru-baru ini AS melarang perusahaan yang menggunakan teknologi AS untuk memasok bahan baku chipset ke Huawei tanpa izin pemerintah. Hal ini telah membuat anak usaha Huawei yang membuat chipset HiSilicon berhenti beroperasi.
Huawei pun hanya mengandalkan stok chipset yang ada di gudang. Kabar baiknya AS mengizinkan Qualcomm untuk memasok chipset 4G ke Huawei, tetapi belum tentu memenuhi semua kebutuhan produksi perusahaan.
[Gambas:Video CNBC]
Maaf Xiaomi, Huawei Mau Jual Honor Rp213 T ke Investor Ini
(roy/miq)