
2 Hari, Investor Grab & Tokopedia Ini Raup Cuan Rp 180 T
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
13 February 2020 08:08

Jakarta, CNBC Indonesia - Hanya dalam dua hari, SoftBank Group berhasil mendapatkan keuntungan hingga nyaris Rp 180 triliun dari salah satu investasinya.
SoftBank Group sendiri merupakan perusahaan konglomerasi asal Jepang yang dikenal sebagai investor kelas kakap, salah satunya di bidang teknologi. Sejauh ini, SoftBank Group telah menginvestasikan dana senilai ratusan miliar dolar di perusahaan-perusahaan bidang teknologi.
Di Indonesia sendiri, SoftBank Group diketahui menanamkan dananya di startup yang menyandang status sebagai decacorn (memiliki valuasi lebih dari US$ 10 miliar) pertama di Tanah Air, Grab. Selain itu, SoftBank Group juga diketahui menanamkan dananya di Tokopedia yang kini berstatus unicorn (memiliki valuasi lebih dari US$ 1 miliar).
SoftBank Group mendapatkan keuntungan yang begitu besar pasca harga saham Sprint selaku salah satu perusahaan yang masuk ke dalam portofolionya, terus menghijau dalam dua hari perdagangan terakhir.
Pada perdagangan hari Selasa (11/2/2020), harga saham Sprint di bursa saham AS tercatat melejit hingga 77,5%, diikuti oleh apresiasi sebesar 0,94% pada perdagangan kemarin, Rabu (12/2/2020).
Harga saham Sprint melejit merespons disetujuinya merger antara Sprint dan T-Mobile, dua perusahaan penyedia layanan telekomunikasi kelas kakap di AS.
Selama ini, Sprint dan T-Mobile telah berkali-kali mencoba untuk melakukan merger, namun selalu terganjal kendala hukum. Untuk diketahui, Sprint merupakan perusahaan penyedia layanan telekomunikasi terbesar keempat di AS, sementara T-Mobile berada di posisi tiga.
Melansir CNBC International, pada hari Selasa waktu setempat seorang hakim di AS memberikan restunya bagi kedua perusahaan untuk mengeksekusi merger yang akan bernilai US$ 26 miliar tersebut.
Kini, hanya dibutuhkan restu dari California Public Utilities Commission supaya kedua perusahaan benar-benar bisa dilebur.
Sebelumnya, jaksa agung dari sebanyak 14 wilayah di AS mengajukan tuntutan untuk memblokir merger antara Sprint dan T-Mobile pasca aksi korporasi tersebut mendapatkan lampu hijau dari Justice Department dan Federal Communications Commission (FCC).
Para jaksa agung tersebut berargumentasi bahwa menggabungkan perusahaan penyedia layanan telekomunikasi terbesar ketiga dan keempat di AS akan membatasi kompetisi yang pada akhirnya akan berujung pada kenaikan harga yang harus ditanggung konsumen.
Di sisi lain, Sprint dan T-Mobile berargumentasi bahwa peleburan kedua perusahaan akan membantu mereka dalam berkompetisi melawan AT&T dan Verizon, dua perusahaan penyedia layanan telekomunikasi terbesar di AS.
Lebih lanjut, Sprint dan T-Mobile berargumentasi bahwa peleburan kedua perusahaan akan membantu mereka dalam memuluskan rencana pengembangan teknologi 5G di AS.
SoftBank Group sendiri merupakan perusahaan konglomerasi asal Jepang yang dikenal sebagai investor kelas kakap, salah satunya di bidang teknologi. Sejauh ini, SoftBank Group telah menginvestasikan dana senilai ratusan miliar dolar di perusahaan-perusahaan bidang teknologi.
Di Indonesia sendiri, SoftBank Group diketahui menanamkan dananya di startup yang menyandang status sebagai decacorn (memiliki valuasi lebih dari US$ 10 miliar) pertama di Tanah Air, Grab. Selain itu, SoftBank Group juga diketahui menanamkan dananya di Tokopedia yang kini berstatus unicorn (memiliki valuasi lebih dari US$ 1 miliar).
Pada perdagangan hari Selasa (11/2/2020), harga saham Sprint di bursa saham AS tercatat melejit hingga 77,5%, diikuti oleh apresiasi sebesar 0,94% pada perdagangan kemarin, Rabu (12/2/2020).
Harga saham Sprint melejit merespons disetujuinya merger antara Sprint dan T-Mobile, dua perusahaan penyedia layanan telekomunikasi kelas kakap di AS.
Selama ini, Sprint dan T-Mobile telah berkali-kali mencoba untuk melakukan merger, namun selalu terganjal kendala hukum. Untuk diketahui, Sprint merupakan perusahaan penyedia layanan telekomunikasi terbesar keempat di AS, sementara T-Mobile berada di posisi tiga.
Melansir CNBC International, pada hari Selasa waktu setempat seorang hakim di AS memberikan restunya bagi kedua perusahaan untuk mengeksekusi merger yang akan bernilai US$ 26 miliar tersebut.
Kini, hanya dibutuhkan restu dari California Public Utilities Commission supaya kedua perusahaan benar-benar bisa dilebur.
Sebelumnya, jaksa agung dari sebanyak 14 wilayah di AS mengajukan tuntutan untuk memblokir merger antara Sprint dan T-Mobile pasca aksi korporasi tersebut mendapatkan lampu hijau dari Justice Department dan Federal Communications Commission (FCC).
Para jaksa agung tersebut berargumentasi bahwa menggabungkan perusahaan penyedia layanan telekomunikasi terbesar ketiga dan keempat di AS akan membatasi kompetisi yang pada akhirnya akan berujung pada kenaikan harga yang harus ditanggung konsumen.
Di sisi lain, Sprint dan T-Mobile berargumentasi bahwa peleburan kedua perusahaan akan membantu mereka dalam berkompetisi melawan AT&T dan Verizon, dua perusahaan penyedia layanan telekomunikasi terbesar di AS.
Lebih lanjut, Sprint dan T-Mobile berargumentasi bahwa peleburan kedua perusahaan akan membantu mereka dalam memuluskan rencana pengembangan teknologi 5G di AS.
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular