
2 Hari, Investor Grab & Tokopedia Ini Raup Cuan Rp 180 T
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
13 February 2020 08:08

Walaupun nilai investasinya di Sprint terus naik dengan signifikan, hal tersebut tak menjadi jaminan bahwa harga saham SoftBank Group akan kembali menghijau pada perdagangan hari ini, Kamis (13/2/2020).
Pasalnya pasca perdagangan di bursa saham Jepang ditutup kemarin, SoftBank Group merilis kinerja keuangan yang sangat mengecewakan.
SoftBank Group melaporkan bahwa laba bersih periode kuartal II tahun fiskal 2020 (Oktober-Desember 2019) jatuh hingga 92% jika dibandingkan dengan capaian periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, laba operasional jatuh hingga 99% secara tahunan, dari 438 miliar yen menjadi 2,6 miliar yen.
Dalam periode Oktober-Desember 2019, SoftBank Group mencatatkan laba bersih senilai US$ 55 miliar yen (US$ 500 juta), jauh di bawah proyeksi para analis yang memperkirakan nilainya mencapai 122 miliar yen, seperti dikutip dari Nikkei Asian Review yang melansir data dari FactSet.
Kinerja dari SoftBank Group dibebani oleh salah satu unit investasinya yakni Vision Fund. Vision Fund sendiri utamanya didukung oleh Arab Saudi dan telah mengubah wajah investasi di sektor teknologi.
Per akhir Desember 2019, Vision Fund diketahui sudah menginvestasikan US$ 76,6 miliar dari dana senilai US$ 100 miliar yang dikumpulkan ke 88 perusahaan. Nilai dari investasi tersebut adalah US$ 79,8 miliar.
Selain Arab Saudi, Apple, Qualcomm, ARM, Foxconn, dan Sharp ikut menanamkan modal ke Vision Fund.
Dalam periode Oktober-Desember 2019, Vision Fund melaporkan rugi operasional senilai 225 miliar yen (US$ 2,05 miliar). Padahal pada periode yang sama tahun sebelumnya, terdapat laba operasional senilai 176 miliar yen.
Sejatinya, rugi operasional tersebut membaik jika dibandingkan dengan kerugian pada kuartal sebelumnya yang mencapai 970 miliar yen. Kala itu, perusahaan menderita kerugian yang besar setelah salah satu investasinya yakni WeWork gagal untuk dibawa melantai di pasar saham karena masalah tata kelola.
Rilis kinerja keuangan yang mengecewakan tersebut diyakini akan meningkatkan kekhawatiran terkait dengan kemampuan pendiri dan CEO SoftBank Group, Masayoshi Son, dalam mendapatkan pendanaan untuk Vision Fund 2.
Kerugian yang diderita Vision Fund juga menimbulkan pertanyaan pada strategi Son yang sering menyuntikkan dana jumbo ke startup yang bisnisnya belum teruji.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas)
Pasalnya pasca perdagangan di bursa saham Jepang ditutup kemarin, SoftBank Group merilis kinerja keuangan yang sangat mengecewakan.
SoftBank Group melaporkan bahwa laba bersih periode kuartal II tahun fiskal 2020 (Oktober-Desember 2019) jatuh hingga 92% jika dibandingkan dengan capaian periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, laba operasional jatuh hingga 99% secara tahunan, dari 438 miliar yen menjadi 2,6 miliar yen.
Kinerja dari SoftBank Group dibebani oleh salah satu unit investasinya yakni Vision Fund. Vision Fund sendiri utamanya didukung oleh Arab Saudi dan telah mengubah wajah investasi di sektor teknologi.
Per akhir Desember 2019, Vision Fund diketahui sudah menginvestasikan US$ 76,6 miliar dari dana senilai US$ 100 miliar yang dikumpulkan ke 88 perusahaan. Nilai dari investasi tersebut adalah US$ 79,8 miliar.
Selain Arab Saudi, Apple, Qualcomm, ARM, Foxconn, dan Sharp ikut menanamkan modal ke Vision Fund.
Dalam periode Oktober-Desember 2019, Vision Fund melaporkan rugi operasional senilai 225 miliar yen (US$ 2,05 miliar). Padahal pada periode yang sama tahun sebelumnya, terdapat laba operasional senilai 176 miliar yen.
Sejatinya, rugi operasional tersebut membaik jika dibandingkan dengan kerugian pada kuartal sebelumnya yang mencapai 970 miliar yen. Kala itu, perusahaan menderita kerugian yang besar setelah salah satu investasinya yakni WeWork gagal untuk dibawa melantai di pasar saham karena masalah tata kelola.
Rilis kinerja keuangan yang mengecewakan tersebut diyakini akan meningkatkan kekhawatiran terkait dengan kemampuan pendiri dan CEO SoftBank Group, Masayoshi Son, dalam mendapatkan pendanaan untuk Vision Fund 2.
Kerugian yang diderita Vision Fund juga menimbulkan pertanyaan pada strategi Son yang sering menyuntikkan dana jumbo ke startup yang bisnisnya belum teruji.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular