Kisah Gojek: Batal Merger Dengan Grab, 'Kawin' Sama Tokopedia

roy, CNBC Indonesia
15 April 2021 11:35
Gojek-Tokopedia Dikabarkan Merger, Fenomena Apa?
Foto: Gojek-Tokopedia Dikabarkan Merger, Fenomena Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Mega merger Grab dan Tokopedia dikabarkan tinggal selangkah lagi. Aksi korporasi besar ini disebut sudah diumumkan kepada karyawan Gojek dan tinggal meminta restu pemegang saham.

Hal ini diungkapkan oleh tiga sumber CNBC Indonesia yang mengetahui rencana ini namun tak bersedia identitasnya diungkap ke publik karena masalah sensitif, seperti dikutip Kamis (15/4/2021).

"Gojek Tokopedia resmi merger. Sudah diumumkan dalam internal Townhall meeting mereka," ujar salah satu sumber.

Baik Gojek dan Tokopedia tidak mau berkomentar soal isu ini.

"Kami memahami bahwa ada banyak diskusi yang beredar terkait isu ini, namun kami tidak dapat berkomentar saat ini. Jika ada informasi yang dapat disampaikan terkait aksi perusahaan, kami akan memberitahu teman-teman media dan para pemangku kepentingan sesegera mungkin," ujarnya.

"Sayangnya belum ada yang bisa kami sampaikan saat ini. Jika ada aksi korporasi, kami pasti akan menyampaikannya kepada publik," ujar Nuraini Razak, VP of Corporate Communications, Tokopedia.

Kabar mega merger startup unicorn Asia Tenggara sebenarnya sudah berhembus pada tahun lalu. Awalnya Grab dan Gojek diisukan ingin merger. Adalah Masayoshi Son, CEO SoftBank, yang mendorong merger ini.

Bahkan Bloomberg melaporkan keduanya telah menandatangani persyaratan terperinci untuk melakukan uji tuntas bisnis masing-masing. Alasan merger ini karena kedua melihat potensi sinergi dan ingin mencapai kesepakatan secepat mungkin dalam beberapa bulan mendatang.

Namun rencana merger dua raksasa ride hailing Asia Tenggara ini batal. Disebutkan kegagalan aksi korporasi ini karena Anthony Tan, CEO ingin kontrol yang lebih besar pada perusahaan gabungan itu.

Nikkei Asian Riview melaporkan Anthony Tan menwarkan diri menjadi "CEO seumur hidup" secara de fakto. Grab juga mengajukan beberapa syarat untuk melakukan merger termasuk memberikan Anthony Tan hak suara yang besar di perusahaan gabungan, hak veto keputusan dewan direksi, dan kendali atas penghasilan sendiri.

Permintaan lainnya pun dimunculkan, seperti "siapa yang dapat menunjuk dan dalam kondisi apa, CEO [grup] baru (akan dipilih) bila (Anthony Tan) meninggal" pun.

Alasan persyaratan dan kuasa yang lebih besar ini karena Grab dianggap memiliki operasional yang lebih luas di Asia Tenggara dengan kondisi keuangan yang lebih sehat ketimbang Gojek.

Salah satu sumber mengungkapkan ketika sepakatan dalam merger ini adalah struktur pemegang saham dalam entitas baru. Gojek disebut meminta porsi saham 40%, sementara Grab menganggap porsi saham tersebut terlalu besar mengingat kondisi keuangan Grab yang lebih baik.

Kabar ini lagi-lagi tak terkonfirmasi.

Melihat buntunya rencana merger Grab dan Gojek, Mayasoshi Son pun dikabarkan turun tangan lagi. Ia disebut mendorong merger antara Gojek dan Tokopedia. Kebetulan kedua pendiri startup unicorn ini sudah bersahabat sejak lama.

Rencanapun digulirkan. Bloomberg melaporkan jika aksi korporasi ini rampung maka akan muncul startup baru bervaluasi US$40 miliar. Gabungan kedua perusahaan ini akan menciptakan perusahaan raksasa internet Indonesia yang menguasai sektor ride-hailing, pembayaran digital, belanja online dan pengiriman.

Rencananya pada entitas baru ini 60% sahamnya dipegang oleh investor Gojek dan 40% oleh investor Tokopedia. Setelah penggabungan disebutkan Tokopedia dan Gojek akan mencatatkan saham perdana (IPO) di bursa saham Indonesia dan Amerika Serikat (AS). Usulannya Tokopedia akan masuk bursa saham Indonesia sementara Gojek di AS.

Menanggapi pemberitaan ini, Nila Marita Chief of Corporate Affairs Gojek mengatakan "kami tidak dapat memberikan komentar terhadap rumor yang beredar," terangnya kala itu.

Nuraini Razak, VP of Corporate Communications, Tokopedia mengatakan "Kami tidak dapat menanggapi spekulasi yang ada di pasar."

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular