
Jokowi Mau Drone Militer, Seberapa Mematikan Senjata ini?
Arif Budiansyah, CNBC Indonesia
24 January 2020 11:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo meminta Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk mengembangkan teknologi dalam dunia militer. Salah satunya penggunaan pesawat tanpa awak atau drone sebagai bagian dari alutsista.
"Perubahan teknologi sekarang begitu sangat cepatnya. Sekarang pun kita merasakan bagaimana teknologi drone dipersenjatai bisa mengejar tank, kendaraan militer dan menghabisi dari jarak dekat maupun tidak dekat dan tepat sasaran," kata Jokowi dalam sambutan Rapat Pimpinan Kementerian Pertahanan, di Jakarta, Kamis (23/1/2020) seperti dilansir dari CNNIndonesia, Jumat (24/1/2020).
Lalu seberapa mematikannya drone sebagai senjata? Pengguna drone untuk tujuan militer sebenarnya sudah jamak dilakukan negara-negara maju. Drone dapat menjadi senjata yang mampu mengintai target dan membinasakan dengan cepat.
Dilansir dari The Guardian, seorang mantan operator senior dari angkatan udara Amerika Serikat (AS), Michael Haas, memberikan gambaran betapa mudahnya membunuh manusia dengan menggunakan drone militer.
"Pernah menginjak semut dan tidak pernah memikirkannya lagi? Itulah yang Anda pikirkan tentang target seperti gumpalan hitam di layar," Ujar Haas.
Sensasi eksistensial membunuh seseorang, seperti memainkan video game, dengan menggunakan joystick yang bersinergi dengan komputer telah meninggalkan kesan mendalam dan abadi padanya. Haas sendiri ikut dalam misi pembunuhan sejumlah pembrontak di Afganistan menggunakan drone.
Ia bertugas sebagai operator sensor, mengendalikan kamera, laser dan peralatan pengumpulan-informasi lainnya pada Predator dan Reaper drone serta bertanggung jawab mengarahkan rudal Hellfire ke target mereka sebelum pilot yang duduk di sebelahnya menarik pelatuknya.
Biasanya tujuan misi yang ia emban adalah untuk melacak, dan ketika kondisinya dianggap benar, bunuh yang diduga pemberontak.
"Tapi bukan itu yang mereka katakan. Mereka akan berbicara tentang 'memotong rumput sebelum tumbuh di luar kendali', atau 'menarik gulma sebelum mereka menyerbu halaman'," ujar Haas.
Saat ini dirinya sudah keluar dari angkatan udara AS karena sudah tidak kuat terbebani oleh serangan psikologis yang menghampiri dirinya ketika bekerja sebagai operator Drone.
"Anda harus membunuh sebagian dari hati nurani Anda untuk terus melakukan pekerjaan Anda setiap hari - dan mengabaikan suara-suara yang mengatakan bahwa ini tidak benar," ungkap Haas.
(roy/roy) Next Article Jokowi Mimpi TNI Punya Drone, Ini Deretan yang Tercanggih
"Perubahan teknologi sekarang begitu sangat cepatnya. Sekarang pun kita merasakan bagaimana teknologi drone dipersenjatai bisa mengejar tank, kendaraan militer dan menghabisi dari jarak dekat maupun tidak dekat dan tepat sasaran," kata Jokowi dalam sambutan Rapat Pimpinan Kementerian Pertahanan, di Jakarta, Kamis (23/1/2020) seperti dilansir dari CNNIndonesia, Jumat (24/1/2020).
"Pernah menginjak semut dan tidak pernah memikirkannya lagi? Itulah yang Anda pikirkan tentang target seperti gumpalan hitam di layar," Ujar Haas.
Sensasi eksistensial membunuh seseorang, seperti memainkan video game, dengan menggunakan joystick yang bersinergi dengan komputer telah meninggalkan kesan mendalam dan abadi padanya. Haas sendiri ikut dalam misi pembunuhan sejumlah pembrontak di Afganistan menggunakan drone.
Ia bertugas sebagai operator sensor, mengendalikan kamera, laser dan peralatan pengumpulan-informasi lainnya pada Predator dan Reaper drone serta bertanggung jawab mengarahkan rudal Hellfire ke target mereka sebelum pilot yang duduk di sebelahnya menarik pelatuknya.
Biasanya tujuan misi yang ia emban adalah untuk melacak, dan ketika kondisinya dianggap benar, bunuh yang diduga pemberontak.
"Tapi bukan itu yang mereka katakan. Mereka akan berbicara tentang 'memotong rumput sebelum tumbuh di luar kendali', atau 'menarik gulma sebelum mereka menyerbu halaman'," ujar Haas.
Saat ini dirinya sudah keluar dari angkatan udara AS karena sudah tidak kuat terbebani oleh serangan psikologis yang menghampiri dirinya ketika bekerja sebagai operator Drone.
"Anda harus membunuh sebagian dari hati nurani Anda untuk terus melakukan pekerjaan Anda setiap hari - dan mengabaikan suara-suara yang mengatakan bahwa ini tidak benar," ungkap Haas.
(roy/roy) Next Article Jokowi Mimpi TNI Punya Drone, Ini Deretan yang Tercanggih
Most Popular