
Wah, Teknologi Paling di Takuti AS Ada di TikTok?
Redaksi, CNBC Indonesia
07 January 2020 10:25

Deepfake menjadi teknologi yang menarik perhatian AS karena teknologi ini ternyata bisa dipakai untuk membuat video palsu untuk menyebar kabar bohong dan mudah dibagikan ke media sosial. Apalagi tahun ini AS akan memasuki Pemilihan Presiden
Masalah ini muncul ke permukaan ketika seorang komedian AS mengunggah video pidato Barack Obama yang menghina Presiden Donald Trump di media sosialnya. Vide tersebut dibuat dengan teknologi Deepfake. Obama sendiri tidak pernah berpidato seperti itu.
"Deepfakes dapat dibuat oleh siapa saja dengan komputer, akses internet, dan keinginan dalam mempengaruhi pemilihan," kata John Villasenor, profesor di UCLA yang fokus pada kecerdasan buatan (artificial intelligence) dan keamanan siber seperti dikutip dari CNBC International. "Mereka adalah alat baru yang memungkinkan penggunaan informasi palsu untuk mempengaruhi pemilihan."
Lalu apa itu deepfakes? Deepfakes menggabungkan antara deep learning dan fake (palsu), yang merupakan bentuk dari kecerdasan buatan. Sederhananya, deepfake adalah adalah video palsu yang dibuat dengan deep learning.
Deep learning sendiri merupakan subset Artificial Intelligence yang menggunakan rumusan algoritma yang dapat mempelajari dan membuat keputusan intelligent sendiri.
"Bahayanya teknologi ini adalah dapat digunakan untuk membuat orang percaya bahwa video itu nyata padahal tidak pernah ada," ujar Peter Singer, ahli strategi keamanan internet di lembaga think tank New America.
(roy/roy)
Masalah ini muncul ke permukaan ketika seorang komedian AS mengunggah video pidato Barack Obama yang menghina Presiden Donald Trump di media sosialnya. Vide tersebut dibuat dengan teknologi Deepfake. Obama sendiri tidak pernah berpidato seperti itu.
"Deepfakes dapat dibuat oleh siapa saja dengan komputer, akses internet, dan keinginan dalam mempengaruhi pemilihan," kata John Villasenor, profesor di UCLA yang fokus pada kecerdasan buatan (artificial intelligence) dan keamanan siber seperti dikutip dari CNBC International. "Mereka adalah alat baru yang memungkinkan penggunaan informasi palsu untuk mempengaruhi pemilihan."
Deep learning sendiri merupakan subset Artificial Intelligence yang menggunakan rumusan algoritma yang dapat mempelajari dan membuat keputusan intelligent sendiri.
"Bahayanya teknologi ini adalah dapat digunakan untuk membuat orang percaya bahwa video itu nyata padahal tidak pernah ada," ujar Peter Singer, ahli strategi keamanan internet di lembaga think tank New America.
(roy/roy)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular