Bos Telko Perancis: Isu Spionase di 5G Huawei Omong Kosong!
Arif Budiansyah, CNBC Indonesia
23 December 2019 09:31

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa kekhawatiran akan perangkat 5G Huawei Technology yang bisa disusupi adalah omong kosong. Hal ini merupakan pendapat dari Chief executive Orange, operator telekomunikasi terbesar Perancis.
Amerika Serikat (AS) menyatakan perangkat Huawei rentan disusui pemerintah China untuk memata-matai negara lain dan telah mendesak negara sekutu untuk memblokir teknologi Huawei dalam jaringan 5G. Isu ini telah lama dibantah pemerintah China dan Huawei.
"Mitos ini 'Saya punya antena buatan China, jadi itu memiliki mikrofon yang memungkinkan semua percakapan saya didengarkan oleh Partai Komunis China' adalah omong kosong," kata bos Orange Stéphane Richard, seperti dikutip Senin (23/12/2019). "Perangkat ini bahkan belum tersedia di mana pun."
Komentar Stephane Richard datang sehari setelah regulator telekomunikasi Perancis Arcep secara resmi meluncurkan prosedur untuk menetapkan lisensi frekuensi 5G untuk Orange dan rival lokal Altice Europe SFR, Bouygues Telecom dan Iliad, di mana otoritas mengatakan biaya untuk beberapa spektrum 5G dapat dibayarkan selama 15 tahun lebih.
Orange tidak menggunakan peralatan Huawei di Perancis tetapi memakainya di pasar utama lainnya seperti Spanyol, Polandia dan Afrika.
Penjualan spektrum 5G Perancis, yang akan dibuat dengan harga dasar 2,17 miliar euro atau US$ 2,39 miliar, akan memakan waktu beberapa bulan, dengan distribusi akhir frekuensi di musim semi, beberapa bulan setelah jadwal awal.
Peluncuran ini dapat terpengaruh oleh ketidakpastian seputar pengguna perangkat Huawei di Perancis, terutama untuk SFT dan Bouygues Telecom, dua pengguna terbesar peralatan China di Prancis.
Baru-baru ini sebuah kelompok pelobi dari sektor telekomunikasi Perancis, FFT telah meminta jaminan untuk mencegah tindak spionase dalam perangkat 5G.
"Kami dengan sungguh-sungguh meminta untuk menunda peluncuran tender frekuensi 5G sampai ada kejelasan mengenai produsen peralatan ini," kata presiden FFT, Arthur Dreyfuss.
(roy/roy) Next Article China Luncurkan Internet 5G Terbesar, Rp 256 Ribu Per bulan
Amerika Serikat (AS) menyatakan perangkat Huawei rentan disusui pemerintah China untuk memata-matai negara lain dan telah mendesak negara sekutu untuk memblokir teknologi Huawei dalam jaringan 5G. Isu ini telah lama dibantah pemerintah China dan Huawei.
"Mitos ini 'Saya punya antena buatan China, jadi itu memiliki mikrofon yang memungkinkan semua percakapan saya didengarkan oleh Partai Komunis China' adalah omong kosong," kata bos Orange Stéphane Richard, seperti dikutip Senin (23/12/2019). "Perangkat ini bahkan belum tersedia di mana pun."
Orange tidak menggunakan peralatan Huawei di Perancis tetapi memakainya di pasar utama lainnya seperti Spanyol, Polandia dan Afrika.
Penjualan spektrum 5G Perancis, yang akan dibuat dengan harga dasar 2,17 miliar euro atau US$ 2,39 miliar, akan memakan waktu beberapa bulan, dengan distribusi akhir frekuensi di musim semi, beberapa bulan setelah jadwal awal.
Peluncuran ini dapat terpengaruh oleh ketidakpastian seputar pengguna perangkat Huawei di Perancis, terutama untuk SFT dan Bouygues Telecom, dua pengguna terbesar peralatan China di Prancis.
Baru-baru ini sebuah kelompok pelobi dari sektor telekomunikasi Perancis, FFT telah meminta jaminan untuk mencegah tindak spionase dalam perangkat 5G.
"Kami dengan sungguh-sungguh meminta untuk menunda peluncuran tender frekuensi 5G sampai ada kejelasan mengenai produsen peralatan ini," kata presiden FFT, Arthur Dreyfuss.
(roy/roy) Next Article China Luncurkan Internet 5G Terbesar, Rp 256 Ribu Per bulan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular