Sanksi Trump ke Huawei Bisa Ciptakan PHK 40.000 Karyawan

Roy Franedya, CNBC Indonesia
13 November 2019 06:26
Kebijakan Presiden Donald Trump yang memasukkan Huawei Technologies dalam daftar hitam (blacklist) bisa membahayakan puluhan ribu pekerja di AS.
Foto: Pasangan menonton konten di smartphone dekat toko Huawei di Beijing. (AP Photo/Ng Han Guan)
Jakarta, CNBC Indonesia - Kebijakan Presiden Donald Trump yang memasukkan Huawei Technologies dalam daftar hitam (blacklist) bisa membahayakan puluhan ribu pekerja di AS. Hal ini diungkapkan Chief Security Officer Huawei AS Andy Purdy seperti dikutip dari CNBC International, Rabu (13/11/2019).

"Jika kita melukai orang Amerika untuk melukai China, kita belum memperbaiki posisi kita," ujar Andy Purdy yang juga mantan petinggi Departemen Keamanan Dalam Negeri AS.


"Dua ratus perusahaan Amerika sedang menunggu untuk menjual suku cadang non-strategis ke Huawei. Empat puluh ribu pekerjaan di Amerika terancam, dan jika harus, kami membelinya dari luar negeri, " terang Andy Purdy.

AS dan China terkunci dalam perang dagang selama 18 bulan yang belum terlihat penyelesaiannya. Huawei menjadi salah satu perusahaan yang terseret dalam pertarungan ini. Presiden Trump menuduh perangkat teknologi 5G dapat disusupi pemerintah China untuk memata-mata negara lain.


Huawei sendiri merupakan salah satu perusahaan terbesar pemasok perangkat 5G. Huawei juga menguasai paten teknologi internet generasi lanjutan ini. Huawei sendiri telah membantah tudingan spionase dengan mengatakan tidak akan membantu pemerintah China melakukan aksi memata-matai negara lain.

Untuk meredakan kekhawatiran AS, Andy Purdy mengatakan pihaknya bersedia menjalankan mekanisme pengujian untuk memastikan keamanan. "Kami senang berbicara dengan pemerintah tentang langkah-langkah efektif yang dapat diterapkan [demi keamanan nasional AS]."

Gedung Putih tidak segera tersedia untuk menanggapi permintaan komentar CNBC International.

Huawei dimasukkan dalam daftar hitam (blacklist) pada Mei 2019. Langkah itu memblokir Huawei untuk membeli perangkat lunak dari perusahaan teknologi AS seperti Google dan Micron tanpa lisensi pemerintah AS.

Menteri Perdagangan Wilbur Ross mengatakan pekan lalu lisensi bagi perusahaan AS untuk menjual komponen ke Huawei akan datang "sangat segera." Sementara itu, Komisi Komunikasi Federal akan memutuskan apakah mengizinkan perusahaan yang mendapat subsidi pemerintah untuk membeli perangkat dari Huawei.




(roy/sef) Next Article Disanksi Trump, Huawei Mampu Cetak Laba Rp 143,6 Triliun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular