Benarkah Game Online & Esports Tak Bisa Menghasilkan Uang?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
06 November 2019 09:51
Industri game online dan e-sports tumbuh pesat di Indonesia meski banyak orang menganggap keduanya negatif.
Foto: Free Fire Asia Invitational (FFAI) 2019 (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Dengan kecepatan internet yang mumpuni, dan tersedianya perangkat seperti smartphone dan PC (personal computer) mutakhir, kini siapapun dapat dengan mudah bermain game online.

Bahkan dengan pamor yang melesat naik, game online sudah masuk ke dalam kompetisi olahraga eSports sejak perhelatan Asian Games 2018, dan juga menjadi ladang bisnis yang mendatangkan banyak cuan.

Sayangnya, masih banyak masyarakat Indonesia yang memandang sebelah mata dan menganggap bermain game online adalah hal yang tabu. Hal ini dikatakan langsung oleh Wijaya Nugroho, Business Developer dan Esports Manager Garena Indonesia ketika ditemui oleh CNBC Indonesia di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (5/11).

"Masih banyak orang awam yang melihat video game dan e-sports itu adalah hal yang tabu, sesuatu hal yang mungkin negatif sekali," ujar Wijaya.


Menurut Wijaya, industri game online sedang naik dengan cepat sejak 2015 hingga kini. Sayangnya, Indonesia masih tertinggal dari negara tetangga dan negara lainnya yang sudah lebih terbuka dengan game online.

"Padahal sejauh ini bisnis game online itu memang sedang naik, artinya pertumbuhannya sangat cepat. Walaupun Indonesia sendiri masih tertinggal dari negara tetangga dan negara lain. Mereka sudah lebih mature dalam video game, e-sports," lanjutnya.

Ketertinggalan atau jarak yang ia maksud adalah pemikiran orang Indonesia dan negara lain mengenai game online itu sendiri. "Di negara tetangga itu mereka sudah tidak tabu dan awam denganĀ  e-sports, video game. Mereka tau apa itu video game dan e-sports. Mereka bisa melihat sisi-sisi positifnya apa saja," ungkapnya.

"Tapi kalau di Indonesia sendiri, kita masih butuh waktu untuk mengedukasi. Masih banyak orang awam yang melihat video game dan e-sports itu adalah hal yang tabu, sesuatu hal yang mungkin negatif sekali," lanjut Wijaya.

Untuk itu, Wijaya lewat Garena Indonesia membuat program e-Sports dan konten gaming sejak 2015 guna mengedukasi masyarakat agar tidak lagi memandang tabu dan negatif.

"Makanya kita dari Garena sendiri, mulai 2015, membuat program e-sports, membuat konten gaming dan lain-lain sampai sekarang itu banyak edukasinya. Bahkan Garena juga membuka beasiswa pembinaan untuk player level pelajar.

"Dari level pelajar kita kasih uang beasiswa. Ini memerlukan syarat nilai rapor, syarat umur, dan mereka tidak boleh tinggal kelas. Itu salah satu edukasi kita, supaya seimbang antara akademis dan hobinya," ungkapnya.

Dari pembinaan tersebut, para player dari berbagai level sudah sering mendapatkan medali emas dan juara dunia yang mengharumkan nama Indonesia kancah internasional.

Selain itu, menurut Wijaya, Indonesia masih perlu edukasi mengenai ekosistem game online. Sebab tidak hanya ada player, tetapi juga ada developer, publisher, tim e-sports, dan klub. "Kita harus bisa bersama-sama menginfluence hal-hal positif tadi, jadi orang-orang masyarakat bisa melihat e-sports gaming ini ternyata positif ya," ungkapnya.

"Kalau dijalankan dengan benar, mereka bisa mendapatkan keuntungan dan belajar sesuatu dari e-sports ini. Karena memang kendala utamanya dari banyak orang yang belum open minded dengan e-sport dan gaming," tutupnya.



(roy/roy) Next Article Mau Jadi Atlet e-Sports? Simak Nih Syaratnya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular