Ternyata GoFood dan GoPay yang Jadi Andalan Gojek Cetak Cuan

Roy Franedya, CNBC Indonesia
07 October 2019 10:18
Manajemen Gojek menyatakan tak masalah salah satu bisnis rugi demi menggenjot bisnis lain dan membuat perusahaan tetap berkelanjutan.
Foto: Gojek (dok Gojek)
Jakarta, CNBC Indonesia - Manajemen Gojek menyatakan menerapkan strategi bersifat menyeluruh (holistik) dalam pengembangan bisnis. Sehingga perusahaan tidak masalah satu bisnis rugi demi menggenjot bisnis lain dan membuat perusahaan lebih berkelanjutan (sustainable).

President Gojek Andre Sulistyo mengatakan Gojek mengembangkan perusahaan berdasarkan sudut pandang (perspektif) pengguna sebab tujuan Gojek adalah menghilangkan semua hambatan sehari-hari pengguna.


"Kamu membutuhkan sesuatu, katakan pada kami, kami akan menyediakannya secara efisien dan sangat tepat waktu. Jadi strategi kami berbeda karena kami lebih fokus kepada pengguna. Dari produk menjadi berbasis produk," ujarnya seperti dikutip CNBC Indonesia dari Deal Street Asia, Sabtu (5/10/2019).

"Ride-hailing bisa saja terus jadi bisnis negatif (rugi), tetapi itu tak masalah karena ride-hailing adalah cara termurah bagi kami untuk menarik pelanggan baru ke platform, kemudian kami memberikan mereka [tawaran] nilai tambah makanan , pembayaran digital dan pinjaman, dan monetisasi dari itu."

Andre mengatakan saat ini bisnis ride hailing kurang dari 30% dari gross transaction value (nilai transaksi dalam platform). Sekarang Ini Gojek fokus mengembangkan bisnis pengiriman makanan melalui GoFood. Alasannya semua orang suka makanan dan model bisnis ini memiliki potensi terbesar untuk dimonetisasi.

"Model bisnis ini merupakan salah satu yang memiliki potensi besar untuk dimonetisasi karena banyak pedagangnya dan margin laba kotor mereka sekitar 50%. Menggunakan layanan kami mengurangi biaya mereka secara signifikan ketimbang menyewa tempat di mal. Ukuran bisnis pengiriman makanan dua kali lebih besar dari bisnis transportasi," terang Andre.

Bisnis lainnya adalah pembayaran digital melalui GoPay. Pembayaran digital memiliki pasar yang cukup besar karena penetrasi masih rendah dan masih banyak masyarakat di Indonesia yang lebih senang menggunakan uang tunai alih-alih non-tunai.

Andre mengatakan bisnis pembayaran merupakan bisnis terbesar perusahaan. Pasalnya, Gojek memiliki layanan yang lengkap mulai dari dompet digital hingga infrastruktur pemprosesan pembayaran secara online dan offline untuk debit dan kredit. Untuk layanan pembayaran digital Gojek miliki GoPay.

Untuk transaksi offline Gojek mengandalkan Kartuku yang menyediakan layanan mesin EDC (electronic data capture) dan untuk pemprosesan transaksi keuangan ada Midtrans. Kedua fintech ini diakuisisi Gojek pada 2017 bersama dengan Arisan Mapan.


(roy/dru) Next Article Go-Car Tak Untung, Ternyata Ini yang Jadi Mesin Uang Gojek

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular