
Anterin Cs Mau Kalahkan Grab & Gojek? Bakar Uang Kuncinya
Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
21 September 2019 10:46

Menghadapi Grab dan Gojek, Anterin mengusung mengusung konsep marketplace. Penumpang dan pengemudi bebas menentukan harga sendiri. Dalam aplikasi driver akan memang tarif sendiri. Sementara penumpang bebas memilih driver sesuai dengan preferensi masing-masing seperti harga terbaik, driver terdekat, jenis kendaraan hingga jenis kelamin driver.
Di Grab dan Gojek tarif ditentukan sendiri oleh aplikator, mitra driver tidak bisa tentukan tarif sendiri, driver mendapatkan komisi dari jasa yang diberikannya. Selain itu driver dipilih berdasarkan algoritma yang ditetapkan perusahaan.
"Jadi dengan [konsep] marketplace itu kami beroperasinya sebagai perusahaan digital platform. Jadi hanya gateway (jembatan) saja," ujar CEO Anterin Imron Hamzah, seperti dikutip Jumat (20/9/2019).
Dengan konsep marketplace ini maka mitra driver Anterin tidak akan diikat dengan ketat. Driver dari Grab dan Gojek dibolehkan bergabung dengan Anterin tanpa perlu memutus keanggotaan dengan dua raksasa ride hailing tersebut.
"Jangan kaget kalau order Anterin tapi yang keluar pakai jaket Gojek atai Grab. Tidak masalah karena konsepnya market place," ujar Imron.
Oiya, sistem kerja sama antara mitra dan aplikator di Anterin adalah berlanganan bukan komisi. Jadi mitra harus menyetor uang sebesar Rp 150 ribu per bulan tetapi semua pendapatan dari order akan menjadi milik mitra driver.
Konsep ini berbeda dengan Grab dan Gojek yang mengusung konsep bagi hasil dari order yang didapatkan. Biasa driver akan dapat 80% dan aplikator 20%.
"Banyak mitra pengemudi tidak satu aplikasi, dua-duanya atau bahkan tiga. Nah salah satu alternatif di kami, salah satu kekuatan kami di jarak jauh, kalau Gojek dan Grab itu pengemudi jam sibuk cari jarak dekat supaya dapat insentif. Anterin jarak jauh tetap dianter karena 100% komisi buat dia," imbuhnya.
Lanjut ke halaman berikutnya ...
(roy/roy)
Di Grab dan Gojek tarif ditentukan sendiri oleh aplikator, mitra driver tidak bisa tentukan tarif sendiri, driver mendapatkan komisi dari jasa yang diberikannya. Selain itu driver dipilih berdasarkan algoritma yang ditetapkan perusahaan.
"Jadi dengan [konsep] marketplace itu kami beroperasinya sebagai perusahaan digital platform. Jadi hanya gateway (jembatan) saja," ujar CEO Anterin Imron Hamzah, seperti dikutip Jumat (20/9/2019).
"Jangan kaget kalau order Anterin tapi yang keluar pakai jaket Gojek atai Grab. Tidak masalah karena konsepnya market place," ujar Imron.
Oiya, sistem kerja sama antara mitra dan aplikator di Anterin adalah berlanganan bukan komisi. Jadi mitra harus menyetor uang sebesar Rp 150 ribu per bulan tetapi semua pendapatan dari order akan menjadi milik mitra driver.
Konsep ini berbeda dengan Grab dan Gojek yang mengusung konsep bagi hasil dari order yang didapatkan. Biasa driver akan dapat 80% dan aplikator 20%.
"Banyak mitra pengemudi tidak satu aplikasi, dua-duanya atau bahkan tiga. Nah salah satu alternatif di kami, salah satu kekuatan kami di jarak jauh, kalau Gojek dan Grab itu pengemudi jam sibuk cari jarak dekat supaya dapat insentif. Anterin jarak jauh tetap dianter karena 100% komisi buat dia," imbuhnya.
Lanjut ke halaman berikutnya ...
(roy/roy)
Next Page
Gaspol Ojol "Gundala"
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular