Dear Anterin Cs, Ini Jurus Rahasia Untuk Saingi Grab & Gojek

Jakarta, CNBC Indonesia - Bisnis ojek online (ojol) hanya berujung pada kerugian jika tak dibarengi dengan lini bisnis lain. Pemain besar seperti Grab dan Gojek bahkan mulai mengandalkan bisnis lain seperti sistem pembayaran untuk meraup untung.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance ( INDEF), Bhima Yudhistira, menilai, cara tersebut wajib diikuti pemain baru. Sebab, ojol semata tak bisa jadi penyangga roda bisnis.

Baca: Anterin vs Gojek vs Grab: Ketat, Berdarah-darah & Bakar Uang

"Bukan hanya tipis [untungnya], tapi justru rugi. Ojol kalau mau survive harus jadi super apps. Jualan fintech, e-commerce, dan lain-lain," ungkap Bhima kepada CNBC Indonesia, Jumat (20/9/2019).

Karena itu, modal besar amat dibutuhkan. Namun di sisi lain pemodal kelas kakap sudah terlanjur masuk ke Grab dan Gojek, sehingga untuk merambah ke aplikator baru kemungkinannya kecil.

Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

"Apalagi kondisi ekonomi sedang melambat, modal ventura juga berpikir ulang untuk suntik ke perusahaan ojol baru," tandasnya.

Kendati demikian, bukan berarti aplikator baru tak punya harapan. Masih ada sederet jurus yang bisa diterapkan untuk mendobrak dominasi 'status quo'.

Baca: Wah, Driver Taksi Online Harus Jadi Karyawan, Ada Gaji Pokok!

"Ada beberapa cara, misalnya IPO ke bursa saham, atau menawarkan saham secara privat ke grup konglomerasi besar lokal," urainya.

Selain itu, dia bilang, beberapa bank BUMN juga memiliki venture capital (VC). Kesempatan ini bisa juga diraih asal aplikator baru mampu memberi sebuah keyakinan.

Baca: Tarif Ojol Diatur, Anterin Kalahkan Grab Cs Tanpa Bakar Uang?

"Asal bisnis modelnya teruji, atau punya segmentasi khusus misalnya untuk logistik, e-commerce, mungkin bisa dibiayai oleh VC lokal," pungkasnya.


(roy/roy) Next Article Mampukah Anterin Taklukkan Grab & Gojek Tanpa Bakar Uang?