Bukalapak PHK Karyawan: Efisiensi & Efek Strategi Bakar Uang

Roy Franedya, CNBC Indonesia
11 September 2019 06:27
Strategi Bakar uang
Foto: Bukalapak
Keputusan Bukalapak untuk PHK ratusan karyawannya cukup mengagetkan. Pasal sektor e-commerce merupakan salah satu bagian ekonomi digital yang tumbuh cukup baik dalam beberapa tahun terakhir.

Selain itu, Bukalapak juga termasuk e-commerce yang agresif merekrut karyawan. iPrice mencatat sejak 2018, Bukalapak rajin menambah 200-300 karyawan setiap kuartal. Pada Kuartal II-2019 total pekerja Bukalapak mencapai 2.933 karyawan.

Namun persaingan di sektor e-commerce memang sudah semakin ketat. Sektor ini disebut sudah memasuki periode konsolidasi yang membuat hanya sedikit e-commerce yang akan bertahan di pasar.

Ketua umum Asosiasi e-Commerce Indonesia (idEA) Ignatius Untung mengatakan, pada dasarnya e-commerce harus bisa menyeimbangkan strategi jangka panjang dan pendek agar bisa bertahan.


"Ya pada dasarnya harus bisa mem-balance short term (jangka pendek) dan long term (jangka panjang). Dari sisi spending (pengeluaran), hiring (perekrutan), termasuk juga product development (pengembangan produk)," kata Ignatius Untung, seperti dikutip dari detikcom, Selasa (10/9/2019).

Ignatius Untung menambahkan e-commerce juga harus bijaksana dalam mengalokasikan dana yang dimiliki. Salah satunya adalah kebiasaan bakar uang dan memberikan berbagai promo.

Menurut Untung, kebiasaan bakar uang tersebut memang membuat e-commerce menjadi lebih kompetitif. Cuma, bila pengelolaannya tak hati-hati justru bisa membuat perusahaan merugi.

"Walaupun sejujurnya memang nggak mudah, terutama karena bakar uangnya juga sudah dilakukan beramai-ramai. Kalau nggak ikutan ya memang jadi kurang kompetitif," tuturnya.

Strategi bakar uang memang jadi strategi pilihan e-commerce Indonesia untuk menggaet pelanggan. Strategi ini membuat e-commerce harus menanggung kerugian dari diskon yang diberikan sehingga membuat perusahaan mengalami defisit.

Untuk menutupi defisit dan melakukan strategi bakar uang berkelanjutan, e-commerce mengandalkan dana dari investor. Celakanya bila dana investor menipis dan e-commerce kesulitan mendapatkan investor baru, nasib e-commerce bisa diujung tanduk.

Lanjut ke halaman berikutnya >>>


(roy/sef)
Next Page
Fenomena apa?
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular